SUARAKAN YANG HAQ UNTUK MENEGAKKAN YANG HAQ! KERANA YANG ADA HANYALAH YANG HAQ SEMATA ....

April 4, 2013

Nasehat untuk penuntut ilmu, oleh Syaikh Utsaimin

Identiti seorang Muslim adalah ta'at dan takwa kepada Allah Ta'ala dan cinta perdamaian. Wahai para penuntut ilmu, semoga Allah memberikan barakah pada diri dan ilmumu, tuntutlah dan amalkanlah, kemudian dakwahkanlah sesuai dengan cara para ulama Salaf.

Janganlah engkau suka keluar masuk dalam berbagai jema'ah kerana berarti engkau akan keluar dari tempat yang lapang menuju sebuah tempat yang sempit. Semua yang ada dalam Islam merupakan manhaj hidup; kaum Muslimin adalah satu jama'ah; dan tangan Allah berserta jamaah. Dalam Islam tidak dikenal sistem fanatisme golongan. Saya berlindung pada Allah dan berdoa kepada-Nya agar jangan sampai kalian berpecah belah sehingga kalian akan menjadi mangsa berbagai kelompok, golongan dan mazhab batil, yang dengan semua itu engkau memasang bendera wala' dan bara'.

Jadilah seorang Muslim yang sesungguhnya; mengikuti atsar, meneladani Sunnah, dan berdakwah atas dasar bashirah ilmu dengan tetap mengakui keutamaan para ulama yang terdahulu. Fanatisme golongan mempunyai sistem dan cara tersendiri yang belum pernah dikenal oleh para ulama Salaf. Ini adalah penghalang terbesar untuk menuntut ilmu, dan mampu memecah belah persatuan umat Islam. Sudah berapa banyak fanatisme golongan mampu melemahkan kekuatan dan persatuan umat Islam serta menjadikan banyak kesengsaraan bagi kaum Muslimin? Oleh kerana itu berhati-hati lah dari fanatisme golongan yang sudah banyak kejahatan dan keburukannya. Berbagai golongan itu tidak ada bezanya dengan paralon saluran air yang hanya dapat mengumpulkan air kotor, lalu membuangnya begitu saja.
Hanya orang yang dirahmati Allah yang dapat tetap berpegang teguh dengan manhaj Rasulullah dan para Sahabatnya.

Ibnu Qayyim tatkala menerangkan ciri-ciri ahli ibadah mengatakan: "Ciri yang kedua bahwa mereka tidak menisbatkan diri dengan sebuah nama tertentu. Maksudnya, tidaklah mereka dikenal oleh masharakat dengan sebuah nama tertentu, yang sudah menjadi lambang bagi ahli tariqat shufiyyah. Juga termasuk ciri mereka adalah tidak terikat amal tertentu yang akhirnya mereka akan dikenal dengan amal tersebut. Ini semua adalah cacat dalam beribadah dikeranakan ibadah itu hanya bersifat sektoral.

Adapun orang yang melakukan ibadah secara kaffah, dia tidak akan pernah dikenal dengan salah satu ibadah saja kerana dia memenuhi panggilan semua bentuk ibadah. Dia bisa memberikan sumbangsih pada semua sektor ibadah. Dia tidak terikat dengan simbol, nama, baju, sistem dan cara tertentu. Bahkan kalau ditanya tentang siapa gurunya? Dia menjawab: "Rasulullah shallallahu alaihi wassalam". Manhajnya? Dia menjawab: "ittiba' mengikuti jejak Rasulullah shallallahu alaihi wassalam."  Pakaiannya? Dia menjawab: "Pakaian ketakwaan" . Mazhabnya? Dia menjawab: "Menghukumi dengan Sunnah Rasullullah." Tujuan dan harapannya? Dia menjawab: "Menginginkan wajah Allah." Tentang perjuangannya? Dia menjawab:
" Bertasbih kepada Allah di masjid- masjid yang telah diperintahkan untuk di muliakan dan disebut nama-Nya didalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang, laki laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, dan dari mendirikan shalat, dan (dari) membayar zakat......).  QS. An-Nuur :36-37.

Kemudian beliau berkata: "Merekalah simpanan Allah dimana pun mereka berada." Ahli ibadah yang kaffah tadi tatkala tertutupi dari pandangan orang lain, mereka tidak dipandang penting.
Seorang ulama pernah ditanya tenang nama lain dari Sunnah. Maka beliau menjawab: "Tidak mempunyai nama lain, kecuali as-Sunnah." Maksudnya, Ahlus Sunnah tidaklah mempunyai nama lain yang mereka menisbatkan diri kepadanya, melainkan hanya as-Sunnah.

Sebagian orang ada yang terikat dengan cara berpakaian yang khusus, tempat yang khusus, dan juga menjalankan ibadah tertentu yang ia tidak akan melakukan ibadah lainnya meskipun lebih tinggi derajatnya. Ada juga yang terikat dengan guru tertentu yang ia tidak akan pernah belajar kepada yang lain meskipun guru lain itu lebih dekat kepada Allah dan Rasul-Nya.

Merek semua terhalang mendapatkan darjat yang tinggi. Mereka telah terikat dengan adat, sistem, keadaan dan istilah istilah tertentu yang menghalangi mereka dari ittiba' secara murni. Maka, mereka pun meninggalkannya. Kedudukan mereka paling jauh dari ittiba'. Engkau akan melihat sebagian mereka beribadah kepada Allah dengan cara riyadhah, menyendiri dan mengosongkan hati. Orang ini menganggap bahwa menuntut ilmu akan memutuskan jalan beribadah. Apabila disampaikan kepadanya tentang mencintai kerana Allah dan memusuhi karena Allah, memerintahkan berbuat kebaikan dan melarang berbuat kemungkaran, dia akan menganggap ini sesuatu yang jelek.

Bila dia fanatik kepada kelompok tertentu, dia menetapkan manhaj kelompoknya, lalu mencari-cari dalil untuk mendukung pendapatnya, yang malahan terkadang dalil itu membantah pendapatnya sendiri. Dia menyesatkan orang yang tidak masuk kelompoknya meskipun merekalah sebenarnya orang yang lebih dekat kepada kebenaran.

"Umat Islam tidak punya identiti kecuali keislamannya."

Di petik dari buku 'Syarah Adab & Manfaat Menuntut Ilmu.' Oleh Syaikh Utsaimin.

No comments:

Post a Comment