SUARAKAN YANG HAQ UNTUK MENEGAKKAN YANG HAQ! KERANA YANG ADA HANYALAH YANG HAQ SEMATA ....

September 30, 2013

Hadits Tentang Keutamaan Puasa Hari Tarwiyah


Telah beredar beberapaBroadcast Message yang memuat tentang keutamaan khusus berpuasa pada hari Tarwiyah.
Pada kesempatan ini, kami perlu mengingatkan akan kepalsuan hadits yang beredar tersebut.
Hadist itu berbunyi,
صَوْمُ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ كَفَّارَةُ سَنَةٍ، وَصَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ كَفَّارَةُ سَنَتَيْنِ
“Puasa hari Tarwiyah adalah kaffarah (penggugur dosa) setahun, dan puasa hari Arafah adalah kaffarah dua tahun.”

Hadits di atas diriwayatkan oleh Abul Qâsim Al-Ashbahâny dalam At-Targhîb wa At-Tarhîb no. 370, Ibnul Jauzy dalam Al-Maudhû’ât 2/565 no.1137, dan Abusy Syaikh Al-Ashbahâny sebagaimana dalam Kanzul ‘Ummâl dan selainnya, dan dari jalur beliau diriwayatkan oleh Ibnu Qudamah dalam Fadhlu Yaum At-Tarwiyah wa ‘Arafah no. 2 dan Ad-Dailamy dalam Musnad Al-Firdaus –sebagaimana dalam Irwâ’ul Ghalîl 4/113- semuanya dari jalur Ali bin Ali Al-Himyary dari Muhammad bin As-Sâ’ib Al-Kalby dari Abu Shâlih dari Ibnu ‘Abbas radhiyallâhu ‘anhu secara marfu’.

Terdapat sejumlah cacat dalam hadits ini:
Pertama, tentang Muhammad bin As-Sâ’ib Al-Kalby, Ibnul Jauzy berkata, “Sulaiman At-Taimy berkata, ‘Al-Kalby adalah seorang pendusta.’ Ibnu Hibbân berkata, ‘Kejelasan dusta pada (Al-Kalby) adalah lebih terang untuk digambarkan.’.” [Al-Maudhû’ât 2/566]
Ibnu Hajar berkata, “Muttaham Bil Kadzib ‘dituduh berdusta’.” Bahkan, dalam biografi Al-Kalby, terdapat sejumlah pernyataan tegas dari para imam Jarh wat Ta’dil bahwa Al-Kalby adalah seorang pendusta.
Secara spesifik pada jalur riwayat di atas, Al-Kalby telah berkata, “Apa-apa yang Saya riwayatkan dari Abu Shalih adalah dusta. Janganlah kalian meriwayatkan dariku.” [Tahdzîbut Tahdzîb dan selainnya]

Kedua, Abu Shâlih adalah bernama Bâdzâm maula Ummu Hâni`, dan hadits beliau lemah.

Ketiga, Ali bin Ali Al-Himyary adalah rawi yang majhûl. Biografinya terdapat dalam Al-Jarh wa At-Ta’dîl karya Ibnu Abi Hâtim, sedang Ibnu Abi Hâtim tidak menyebut jarh‘celaan’ atau ta’dîl ‘rekomendasi’ terhadapnya.
Ada beberapa riwayat lain yang semakna dengan hadits di atas dari beberapa shahabat:
1.       Hadits Jâbir yang diriwayatkan oleh An-Najjar dalam Târîkh-nya sebagaimana dalam Kanzul ‘Ummâl dan selainnya. Dalam sanad tersebut, terdapat seorang rawi pendusta dan pemalsu hadits sebagaimana keterangan Al-Mu’allimy dalam ta’lîqbeliau terhadap kitab Al-Fawâ’id Al-Majmû’ah.
2.       Hadits Aisyah yang diriwayatkan oleh Ibnu Jauzy dalam Al-Maudhu’at no. 1136. Ibnul Jauzy menyebutkan bahwa Muhammad Al-Muhrim, yang berada dalam sanad hadits, adalah manusia yang paling pendusta.

Hukum Hadits
Tersimpul, dari pembahasan di atas, bahwa hadits yang kita bahas adalah memuat rawi pemalsu hadits dan riwayat-riwayat pendukungnya juga berada pada kedudukan yang sama. Selain itu, kandungan makna hadits adalah hal yang tidak pernah diriwayatkan dalam buku-buku hadits yang populer. Oleh karena itu, sangat tepat bila hadits ini dianggap sebagai hadits palsu oleh Syaikh Al-Albâny dan selainnya. Wallahu A’lam.
Sebagai penutup, telah dimaklumi bahwa sepuluh hari pertama Dzulhijjah memiliki banyak keutamaan, yang di antaranya adalah Ibnu ‘Abbâs radhiyallâhu ‘anhumâ menyampaikan bahwa Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهِنَّ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ الْعَشْرِ. فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِيْ سَبِيلِ اللَّهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَلاَ الْجِهَادُ فِيْ سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ
“Tiada suatu hari pun yang amal shalih pada hari-hari itu lebih Allah cintai daripada sepuluh hari ini. (Para shahabat) bertanya, ‘Wahai Rasulullah, tidak pula (dilebihi oleh) jihad di jalan Allah?’ Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘(Ya), tidak (pula) jihad di jalan Allah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun dari hal tersebut.’.”[Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry, Abu Dâwud, At-Tirmidzy (lafazh hadits adalah milik beliau), dan Ibnu Mâjah]
Berpuasa pada sembilan hari pertama Dzulhijjah juga merupakan tuntunan Nabishallallâhu ‘alaihi wa sallam sebagaimana penuturan sebagian istri Nabi radhiyallâhu ‘anhâ,
أَنَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَتِسْعًا مِنْ ذِى الْحِجَّةِ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنَ الشَّهْرِ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنَ الشَّهْرِ وَخَمِيسَيْنِ
“Sesungguhnya Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada hari ‘Asyurâ, pada sembilan hari Dzulhijjah, dan pada tiga hari dalam sebulan: Senin awal dari bulan (berjalan) dan dua Kamis.” [Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dâwud, An-Nasâ`iy, dan Al-Baihaqy. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani]

Tidak diragukan bahwa tanggal 8 Dzulhijjah atau hari Tarwiyah termasuk ke dalam keutamaan yang disebutkan dalam hadits-hadits tersebut, tetapi bukan berarti seseorang membuat keutamaan tersendiri tentang puasa hari Tarwiyah dengan hal yang penyandarannya kepada Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam tidak sah.

Kami menasihatkan, kepada seluruh kaum muslimin, agar bertakwa kepada Allah dalam menukil atau menyampaikan hadits dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا، فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
“Barangsiapa yang berdusta tentang diriku dengan sengaja, hendaknya dia menyiapkan tempat duduknya di neraka.” [Hadits Mutawatir riwayat Al-Bukhâry, Muslim, dan selainnya dari lebih seratus shahabat]
Juga beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan,
مَنْ حَدَّثَ عَنِّي بِحَدِيثٍ يُرَى أَنَّهُ كَذِبٌ، فَهُوَ أَحَدُ الْكَاذِبِينَ
“Barangsiapa yang bercerita dariku sebuah hadits yang dia sangka dusta, dia adalah salah seorang di antara para pendusta.” [Diriwayatkan oleh Muslim dalam Muqaddimah Shahîh-nya]
Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan,
كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ
“Cukuplah seseorang dikatakan berdusta bila menceritakan segala hal yang dia dengar.” [Diriwayatkan oleh Muslim dalam Muqaddimah Shahîh-nya]

Perlu diingat bahwa tidak semua orang yang menyampaikan hadits atau suatu ilmu layak diterima. Imam Ibnu Sîrîn mengingatkan,
إِنَّ هَذَا الْعِلْمَ دِينٌ، فَانْظُرُوا عَمَّنْ تَأْخُذُونَ دِينَكُمْ
“Sesungguhnya ilmu (hadits) ini adalah agama maka lihatlah dari mana kalian mengambil agama kalian!” [Diriwayatkan oleh Muslim dalam Muqaddimah Shahîh-nya]
Wallahu a'alam
Sumber: Dzulqarnain.net

Kebutuhan Manusia Terhadap Rasulullah

Ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menyempurnakan ajarannya, Allah Subhanahu Wata'ala menjadikan manusia seluruhnya butuh kepadanya di dunia dan akhirat. Kebutuhan mereka terhadapnya di dunia lebih penting daripada kebutuhan mereka kepada makanan, minuman dan udara yang merupakan kebutuhan jasmani mereka.

Sedangkan kebutuhan mereka di akhirat, mereka akan memohon kepada para Rasul agar memintakan syafa'at kepada Allah sehingga keadaan mereka menjadi lapang. Akan tetapi para Rasul itu lambat dalam memberikan syafa'at, sehingga datanglah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memberikan syafa'at kepada mereka dan membukan bagi mereka pintu shurga ...

**Dari itu ingatlah, semua umat beliau akan masuk shurga, melainkan mereka yang enggan. Ya itu  mereka yang menyelisihi Sunnahnya dengan berbagai amalan bid'ah, mereka yang tidak mengikuti Sunnahnya dan mereka yang meremehkan Sunnahnya. Mereka yang beragama tidak di atas shariat yang di tunjuki  beliau dan para sahabatnya. Wallahu a'alam.
[ Ibnu Qayyim dari al-Fawa'id]

September 27, 2013

Mutiara Kata Ibnu Qayyim

Kebenaran itu berat dan pahit, sedangkan kebatilan itu ringan dan manis.

Dosa adalah penyakit hati.

Pandangan mata adalah makanan dari syetan.

Berapa banyak hawa nafsu yang menyebabkan kesedihan yang panjang.

Minuman hawa nafsu terasa manis tetapi akibatnya dapat memabukkan.

Tidak ada dimuka bumi penjara yang lebih lama dari penjara lisan.

Manusia di adzab di dunia tergantung seberapa besar keinginan mereka terhadapnya.

Keredha'an adalah kerelaan hati berada dibawah hukum yang berlaku.

Seorang yang bertawakkal tidak akan meminta pertolongan kecuali kepada Allah, tidak menolak ketentuan-Nya dan tidak menyimpan sesuatu kecuali bersama Allah.

[ Ibnu Qayyim dari Al-Fawa'id ]

Berqurban Menurut Sunnah Nabi


al-kautsar
HUKUM BERKURBAN
 
Para ulama berbeda pendapat tentang hukum berkurban, ada yang berpendapat wajib dan ada pula yang berpendapat sunnah mu'akkadah. Namun mereka sepakat bahwa amalan mulia ini memang disyariatkan. (Hasyiyah Asy Syarhul Mumti' 7/519). Sehingga tak sepantasnya bagi seorang muslim yang mampu untuk meninggalkannya, karena amalan ini banyak mengandung unsur penghambaan diri kepada Allah, taqarrub, syiar kemuliaan Islam dan manfaat besar lainnya.

BERKURBAN LEBIH UTAMA DARIPADA SEDEKAH
Beberapa ulama menyatakan bahwa berkurban itu lebih utama daripada sedekah yang nilainya sepadan. Bahkan lebih utama daripada membeli daging yang seharga atau bahkan yang lebih mahal dari harga binatang kurban tersebut kemudian daging tersebut disedekahkan. Sebab, tujuan yang terpenting dari berkurban itu adalah taqarrub kepada Allah melalui penyembelihan. (Asy Syarhul Mumti' 7/521 dan Tuhfatul Maulud hal. 65)
Sumber: assunnah-Qatar 

September 25, 2013

Carilah Hatimu Dalam Tiga Hal

Carilah hatimu ketika membaca Al-Quran, ketika dalam majlis dzikir, dan pada waktu-waktu berkhalwat. Jika kamu tidak menemukannya dalam ketiga tempat ini, maka minta lah kepada Allah agar memberimu hati karena sesungguhnya kamu tidak memiliki hati.
[Ibnu Qayyim; Al-Fawa'id]

Jadilah hakim yang dapat membedakan kebenaran dari kebatilan.


"Pelajarilah ilmu agar kalian menjadi hakim. Bukan hakim dengan makna penguasa politik. Namun hakim yang membedakan kebenaran dari kebatilan. Dengan ilmu engkau bisa membedakan mana yang benar dan mana yang batil." 
 Aqidah Ahlis Sunnah wal Jama’ah  -[Syaikh al-’Utsaimin]

Jangan merasa berat untuk menyelisihi jika itu satu kebenaran

"Dan janganlah engkau merasa berat untuk menyelisihi manusia dan menggabungkan diri pada golongan Allah dan RasulNya, meskipun engkau sendirian, karena sesungguhnya Allah bersamamu dengan pengawasan, pemeliharaan dan penjagaannya untukmu. Dan hanyalah Allah itu menguji keyakinan dan kesabaranmu. Dan penolong terbesar bagimu untuk itu – setelah pertolongan Allah- adalah melepaskan diri dari sifat tamak (rakus dunia) dan ketakutan. Maka kapan saja engkau bisa lepas dari keduanya, akan ringan bagimu untuk menggabungkan diri kepada golongan Allah dan Rasul- Nya, dan engkau senantiasa berada pada sisi yang disitulah Allah dan Rasul-Nya.”  (Ibnu Qayyim ; Al fawa’id ” 1/hal.116)

September 23, 2013

Mereka yang membawa beban yang sangat buruk di hari Kiamat!

Allah Subhanahu Wata'ala berfirman yang ertinya;

"Barangsiapa yang berpaling daripada al-Quran, maka sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di hari Kiamat, mereka kekal di dalam keadaan itu. Dan amat buruk lah dosa itu sebagai beban bagi mereka dihari Kiamat. "    [QS. Thaahaa; 20: 100-101]

Dalam tafsir Ibnu Katsir, beliau mengatakan barangsiapa berpaling dari al-Quran, yakni mendustakan dan tidak mau mengikutinya malah mencari petunjuk kepada selainnya, maka Allah akan menyesatkannya dan akan menghantarkannya ke Neraka Jahim.

Dengan demikian, setiap orang yang sudah pernah sampai kepadanya al-Quran, berarti ia telah diberi peringatan dan seruan olehnya dan barangsiapa yang menentang dan berpaling darinya, maka ia akan sesat dan akan mengalami kesengsaraan di dunia dan akan membawa beban yang sangat buruk di akhirat nanti.

"Dan di antara manusia ada orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan dan mengikuti setiap syaitan yang sangat jahat."  [QS. Al-Hajj; 22:3] Dia menyebutkan didalam ayat ini tentang kondisi para penyeru kesesatan di kalangan para pemimpin kekafiran dan bid'ah, yaitu tanpa rasionalitas yang benar dan penukilan yang jelas, bahkan hanya semata-mata menggunakan ra'yu dan pikiran yang menyimpang.

Yaitu orang-orang yang sombong terhadap kebenaran yang diserukan kepadanya, "Dengan memalingkan lambungnya." [QS; 22:9]
Wallahu a'lam.
Ref; Tafsir Ibnu Katsir

Kehidupan Dunia Menurut Generasi Salaf


Al-Hasan al-Bashri rahimahullah mengatakan;

“Semoga Allah merahmati seseorang yang mencari harta dengan cara yang baik, membelanjakannya dengan sederhana, dan memberikan sisanya.

Arahkanlah sisa harta ini sesuai dengan yang diarahkan oleh Allah. Letakkanlah di tempat yang diperintahkan oleh Allah. Sungguh, generasi sebelum kalian mengambil dunia sebatas yang mereka perlukan. Adapun yang lebih dari itu, mereka mendahulukan orang lain.

Ketahuilah, sesungguhnya kematian amat dekat dengan dunia hingga memperlihatkan berbagai keburukannya. Demi Allah, tidak seorang berakal pun yang merasa senang di dunia. Karena itu, berhati-hatilah kalian dari jalan-jalan yang bercabang ini, yang muaranya adalah kesesatan dan janjinya adalah neraka.

Aku menjumpai sekumpulan orang dari generasi awal umat ini. Apabila malam telah menurunkan tirai kegelapannya, mereka berdiri, lalu (bersujud) menghamparkan wajah mereka. Air mata mereka berlinangan di pipi. Mereka bermunajat kepada Maula (yakni Rabb) mereka agar memerdekakan hamba-Nya (dari neraka).

Apabila melakukan amal saleh, mereka gembira dan memohon kepada Allah agar menerima amalan tersebut. Sebaliknya, apabila melakukan kejelekan, mereka bersedih dan memohon kepada Allah agar mengampuni kesalahan tersebut.”
[Mawa’izh al-Hasan al-Bashri, hlm. 41—42]

Sumber: asysyariah.com

September 19, 2013

Permulaannya Wahyu Nabi Musa alaihissalam.

"Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa? Ketika ia melihat api, lalu berkatalah ia kepada keluarganya:  'Tinggallah kamu (disini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit daripadanya kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk ditempat api itu."   [QS. Thaahaa; 20:09-10]

Dari sini, Allah Tabaraka wa Ta'ala, mulai menceritakan kisah Musa dan bagaimana permulaan wahyu yang diberikan kepadanya serta firman-Nya yang disampaikan langsung kepadanya. Setelah Musa menyelesaikan waktu yang ditentukan antara dirinya dengan (mertua) nya (Nabi Syu'aib alaihissalam) dalam menggembalakan kambing. Dia dan keluarganya pun berangkat ke Mesir setelah kian lama meninggalkannya, lebih dari sepuluh tahun.

Di waktu malam yang sangat dingin dan gelap gulita, Musa dan isterinya tersesat. Mereka lalu singgah disatu tempat antara bukit dan gunung, dibawah awan kegelapan dan berkabut. Dia berusaha mencari percikan dari benturan batu untuk memberi kehangatan. Tetapi dia tidak mendapatkan percikan api itu. Tiba tiba muncul api dari samping gunung Thursina, yang berada disebelah kanannya. Dia pun memberi tahu kepada keluarganya.

Maka ketika ia datang ketempat api itu, ia dipanggil: " Hai Musa. Sesungguhnya Aku ini Rabb-mu, maka tanggalkanlah kedua terumpahmu, sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci, Thuwa. Dan Aku telah memilihmu, maka dengarkan lah apa yang akan diwahyukan (kepadamu). Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Ilah (yang haq) selain Aku, maka beribadahlah kepada-Ku dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku."  [QS. Thaahaa; 20: 11-13]
Tafsir Ibnu Katsir 20/09-13

September 18, 2013

Bagaimana Mengikuti Nabi dengan Benar?

"Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah (ittiba) aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. " Allah Mahapengampun lagi Mahapenyayang.
[QS. Ali Imran:31]

Al-Humaidi (guru Imam Bukhari) bercerita, ketika kami sedang bersama Imam Syaf'i datanglah seorang lelaki bertanya kepada beliau tentang suatu hal. Lalu beliau menjawab: "Dalam masa'alah ini Rasulullah memutuskan begini dan begitu." Orang tersebut bertanya kepada beliau, " Lalu bagaimana pendapat engkau sendiri? " Imam Syaf'i lalu berkata, "Subhanallah! apakah engkau mendapati aku berada didalam gereja? Atau engkau dapati aku di sinagog (tempat peribadahan Yahudi)? Aku mengatakan kepadamu bahwa dalam masa'alah tersebut Rasulullah memutuskan begini dan begitu, lalu engkau katakan apa pendapatku?
[Siyar A'lam al-Nubala: 10/34]

Ini hanyalah beberapa penggal kisah yang menceritakan bagaimana sikap para ulama Rabbani dalam mengikuti dan meneladani (ittiba') Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan meyakini kebenaran mutlak yang dibawa oleh beliau dan membuang jauh-jauh apa yang datang selain dari beliau shallallahu alaihi wasallam: "Aku tidak akan mengikuti hawa nafsu kalian, sungguh tersesatlah aku jika berbuat demikian dan tidaklah pula aku termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk." [QS. Al An'am: 56], "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Mahapengampun lagi Mahapenyayang." [QS. Ali Imran:31]

Di zaman sekarang ini....sebagaimana yang disabdakan Nabi : "Ketika Islam datang pertama kali, ia dianggap aneh dan suatu saat nanti akan menjadi aneh kembali. " [Syarah Muskil Atsar. No: 689] .... Umat Islam yang menganggap aneh ajaran Islam sehingga berpaling dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam terbagi menjadi dua; ada yang mengidolakan dan fanatik mengikut serta meneladani tokoh kafir dan segala ajarannya sebagai pedoman hidup mereka lalu menjadikan Rasulullah sekadar "pajangan" dalam kehidupan mereka agar status keislaman mereka tidak hilang.

Dan ada pula yang mengidolakan dan fanatik mengikuti serta meneladani para ulama, syaikh, kiyai, ustadz, dan segala ajaran mereka sebagai panduan mereka sampai-sampai mereka malah meninggalkan Rasulullah beserta ajaran-ajarannya.

Rasullullah shallallahu alaihi wasallam sendiri hanya dijadikan "iklan komersial yang menarik" agar umat Islam tertarik dan tunduk pada hawa nafsu si syeikh, kiyai, atau ustadz tadi. Sungguh aneh memang! Tapi itulah kenyataannya.

Sebagai umat Islam sejati tentu kita tidak ingin terjebak dalam kesesatan-kesesatan semacam itu. Sebaliknya kita mahu mengikuti beliau dengan benar dan tanpa harus tertipu oleh segala macam hiasan-hiasan semu yang dianggap kebenaran selama ini. Wallahul Musta'an.

Rujukan selanjutnya buku " Ittiba' Rasulullah shallallahu alaihi wasallam " oleh Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan.

September 16, 2013

Siapakah mereka yang paling merugi perbuatannya?

"Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedang mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya." [QS. Al-Kahfi:104]

Dalam tafsir Ibnu Katsir, beliau mengatakan ayat ini bersifat umum yang mencakup semua orang yang menyembah Allah Ta'ala dengan jalan yang tidak diredhai, yang mereka mengira bahwa mereka benar dan amal perbuatan mereka diterima, padahal mereka itu salah dan amal perbuatannya tidak diterima. Yakni orang orang yang mengerjakan perbuatan yang sesat dan tidak berdasarkan syar'iat yang ditetapkan, diredhai dan diterima Allah. "Sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya." Mereka berkeyakinan bahwa mereka telah berbuat sesuatu dan yakin bahwa mereka diterima dan di cintai.

"Mereka itu orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Rabb mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan-Nya, maka hapus lah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari Kiamat. ". [QS. Al-Kahfi: 105]
Wallahu a'alam.. Rujukan, Tafsir Ibnu Katsir. 

Arti sebuah Pengorbanan


Allah Subhânahu wa Ta’âlâberfirman,

إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ ، وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ ، وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآخِرِينَ ، سَلَامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ، كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ ، إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ .
“Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang agung.Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu) ‘Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim.’Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman”[Ash-Shâffât: 106-111]
Ibadah Qurban, bahkan banyak Ibadah di hari An-Narh dan hari-hari Tasyriq, mengingatkan kita kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissalam yang telah mengorbankan segala yang beliau miliki untuk mengabdi kepada Rabbnya. Beliau menyerukan tauhid dan pemurnian ibadah kepada Allah, menghancurkan patung-patung dan peribadahan kepada berhala, mendebat seorang raja yang kafir lagi sewenang-wenang hingga membungkamnya, menasihati kaumnya sehingga beliau dilemparkan ke dalam api yang menyala-nyala, melaksanakan perintah Rabbnya untuk menyembelih buah hatinya yang telah dinanti puluhan tahun… dan sejumlah pengorbanan beliau dalam uraian ayat-ayat Al-Qur`an.
Renungilah makna seorang hamba sejati yang jiwa dan kehidupannya telah dia serahkan kepada hal yang dicintai oleh Penciptanya.
Belajarlah berkorban untuk Allah dan keagungan agama-Nya dengan jiwa dan segala kemampuan.
Sumber: Dzulqarnain.net

September 13, 2013

Sebab-sebab penyimpangan dari akidah yang benar.

1.  Kebodohan terhadap akidah yang benar kerana enggan mempelajari atau kurang perhatian terhadapnya. Akibatnya tumbuh suatu generasi yang tidak mengenal akidah yang benar dan juga tidak mengetahui apa yang menyelisihinya. Mereka menyakini haq sebagai sesuatu yang batil dan yang batil dianggap sebagai yang haq. Sebagaimana yang dikatakan oleh Umar Radhiallaahu anhu:
"Sesungguhnya ikatan simpul Islam akan pudar satu demi satu tatkala didalam Islam terdapat orang yang tumbuh tanpa mengenal kejahiliahan."

2.  Fanatik pada yang diwarisi dari nenek moyang meskipun hal itu batil dan meninggalkan apa yang menyalahinya sekalipun hal itu benar. Sebagaimana firman Allah;
"Dan apabila dikatakan kepada mereka, 'Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah' mereka menjawab, '(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami.' (Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mendapat petunjuk? "   [QS. Al-Baqarah:170]

3.  Taklid buta dengan mengambil pendapat manusia dalam masa'alah akidah tanpa mengetahui dalilnya dan menyelidiknya. Sebagaimana yang terjadi pada golongan seperti Mu'tazilah, Jahmiyah, dan lainnya. Bertaklid kepada para imam sesat sebelum mereka sehingga mereka juga sesat dan jauh dari akidah yang benar.

4.  Berlebihan dalam mencintai para wali dan orang-orang saleh serta mengangkat mereka diatas derajat yang semestinya. Yakni menyakini mereka mampu melakukan sesuatu yang tidak mampu dilakukan kecuali oleh Allah, baik berupa mendatangkan manfaat maupun menolak kemudaratan. Demikian pula menjadikan para wali itu sebagai perantara antara Allah dan makhluk-Nya sehingga sampai pada tingkat penyembahan para wali tersebut, bertaqarrub pada kuburan para wali dengan hewan qurban, nazar, doa, istighatsah, dan meminta pertolongan. Hal ini sebagaimana yang terjadi pada kaum Nabi Nuh terhadap orang-orang saleh mereka. Lihat
[QS. Nuh:23] . Demikian lah yang terjadi pada penyembah-penyembah kuburan diberbagai negeri hari ini.

5.  Lalai dalam merenungi ayat ayat al-Quran. Disamping itu, terbuai juga dengan hasil-hasil teknologi dan kebudayaan sehingga mengira bahwa itu semua adalah hasil kreasi manusia semata. Maka mereka pun agung-agungkan manusia serta menisbatkan seluruh kemajuan ini kepada jerih payah dan penemuan manusia semata. Sebagaimana kesombongan Qarun yang mengatakan :
"Qarun berkata, 'Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu kerana ilmu yang ada padaku."'
[QS. Al-Qashash:78]
"Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah kerana kepintaranku."   [Az-Zumar:49]

6.  Kosongnya mayoritas rumah tangga sekarang ini dari pengarahan yang benar (menurut Islam). Padahal Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah bersabda;
"Setiap bayi dilahirkan atas dasar fitrah. Maka kedua orang-tuanya lah yang (kemudian) membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi."   [HR. Al-Bukhari].

7.  Enggannya media pendidikan dan informasi menunaikan tugasnya. Kurikulum pendidikan kebanyakkan tidak memberikan perhatian yang cukup terhadap pendidikan agama Islam, bahkan ada yang tidak peduli sama sekali. Secara umum media informasi baik media cetak maupun elektronik berubah menjadi sarana penghancur dan perosak, atau paling tidak hanya memfokuskan pada hal-hal yang bersifat materi dan hiburan semata. Media tersebut tidak memperhatikan hal-hal yang dapat meluruskan akhlak, menanamkan akidah yang benar, serta melawan aliran-aliran sesat. Dari sini muncullah generasi tanpa senjata yang tak berdaya dihadapan pasukan kekufuran yang lengkap persenjataannya.

Petikan dari kitab Tauhid; Shaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan.

Larangan yang jelas, tetapi hukumnya tidak dijelaskan dengan jelas!


Larangan musik itu sangat jelas, tetapi oleh kerana hukum ini tidak dijelaskan kepada masharakat umum dengan jelas, ramai orang menganggap musik dibolehkan asalkan tidak ada fitnah dalam menyanyikan atau mendengarnya sehingga melalaikan. Anggapan ini terjadi sebab ketidaktahuan dan ketidakfahaman mereka yang hendak bermusik atau mendengarkannya. 
Musik satu fenomen yang telah melanda semua lapisan manusia tidak kira tua muda, miskin kaya. 

Sangat di kesalkan, ramai 'cendiakawan Muslim' dan juga para dai' yang menganggap larangan musik itu hanyalah pendapat dari sebagian kaum Muslimin yang beragama secara ekstrim. Kelompok ini menuduh kaum yang melarang bermusik sebagai jumud, 'closed minded' dan keterlaluan dalam beragama.  Ada juga penulis yang sanggup mendakwa bahwa musik itu adalah satu daripada seni Islam warisan dari zaman dahulu, yang boleh dijadikan sebagai terapi untuk ketenangan jiwa (spiritual healing). 

Berikut ini ada beberapa  keterangan tentang musik dalam al-Quran.

1). Surah Al-Furqaan; 25:72, dalam Tafsir Ath-Thabari

"Dan orang-orang yang tidak memberikan kesaksian palsu, dan apabila mereka bertemu (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya."

Para ahli takwil, Mujahid berkata tentang firman Allah "Dan orang orang yang tidak memberikan persaksian palsu" maknanya adalah, "mereka tidak mendengarkan nyanyian."
Abu Ja'afar berkata; termasuk didalamnya Nyanyian, kerana Nyanyian juga termasuk yang diperbagus dengan pengulangan suara, sehingga menyenangkan pendengarnya.
Beliau menyimpulkan, maka pendapat yang paling benar mengenai takwilnya adalah, orang orang yang tidak menyaksikan sesuatupun dari yang batil, baik syirik, Nyanyian, kebohongan, maupun yang lain serta segala sesuatu yang dapat di sebut "azzur".  Mendengar nyanyian juga termasuk yang dianggap jelek dikalangan ahli agama.

Sementara dalam Tafsir Ibnu Katsir pula, 6/25:72 , Muhammad bin al-Hanafiyyah berkata bahwa az-zuur "Yaitu permainan dan lagu." 'Amr bin Qais berkata: Yaitu majlis majlis keburukan dan kata kata busuk.

2). Surah Al-Luqman ; 31:6 dalam Tafsir Ath-Thabari

"Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokkan. Mereka itu akan memperoleh adzab yang menghinakan.)

Abdullah bin Mas'ud bersumpah bahwa maknanya adalah Nyanyian. "Demi Allah yang tidak ada tuhan selain Dia, maknanya adalah Nyanyian ." Dia mengulanginya sebanyak tiga kali.
Ibnu Abbas, Mujahid, Ikrimah melalui ramai sumber, mengatakan maknanya adalah Nyanyian.

Sementara dalam Tafsir Ibnu Katsir pula, (QS Luqman 31:6) Ibnu Abbas, Ibnu Mas'ud, Jabir, Ikrimah, Sai'd bin Jubair, Mujahid, Mak-hul, 'Amr bin Syu'aib dan Ali bin Badzimah mengatakan  ayat ini adalah berkenaan lagu.  Dan Al-Hasan al-Bashri berkata, diturunkan ayat ini pada lagu dan alat ALAT MUSIK. 

Sungguh benar sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam; 

“Di kalangan umatku nanti akan ada suatu kaum yang menghalalkan perzinaan, sutera, khamr dan alat-alat musik.”  [HR Bukhari , di shahihkan oleh Sheikh Al- AlBani.
Allahu Musta'an.

September 11, 2013

Kalimat Penghapus Kesalahan

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda;

"Siapa yang mengucapkan 'Subhanallah wabihamdih' (Maha Suci Allah dan segala puji bagiNya) sebanyak seratus kali, maka akan dihapuskan segala dosanya meskipun dosa-dosa itu sebanyak buih dilautan."  [ Muttafaq' 'Alaih] dari Abu Hurairah radiyallahanhu.

Faidah dari hadith

1.  Dzikir ini berisi tasbih dan pensucian Allah Ta'ala dari segala macam aib, ke kurangkan dan penyerupaan terhadap makhluk-Nya.

2.  Penegasan akan segala sifat-sifat terpuji bagi  Allah Ta'ala yang terangkum dalam nama dan sifat-sifat-Nya Mulia. Ia adalah Dzat yang Mahahidup dengan kehidupan yang sempurna yang tidak didahului oleh ketidakberadaan dan tidak diakhiri dengan kehancuran (sifat fana).

3.  Maka barangsiapa yang mensucikan-Nya (bertasbih) dan memuji-Nya (tahmid) sebanyak 100X pada pagi dan petang hari, niscaya mereka akan memperoleh pahala yang sangat besar, berupa diampuninya seluruh dosa dan kesalahan-kesalahannya meskipun amat banyak seperti buih dilautan. Hal ini adalah merupakan keutamaan yang mulia dan pemberian yang melimpah.

4.  Para ulama berpendapat dosa-dosa yang dimaksudkan adalah dosa-dosa kecil belaka. Adapun dosa-dosa besar, tidak ada yang dapat menghapuskan kecuali taubat nasuha.
Ref: Syarah Bulughul Maram/ Abdullah bin Abdurrahman Al Bassam; 7/1349,

September 10, 2013

Siapa yang maseh berpegang teguh dengan al-Haq?

Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaih wa sallam mengatakan kaum muslimin akan terpecah menjadi 73 golongan, semuanya masuk Neraka kecuali satu golongan yang selamat iaitu Firqah Najiyah, para sahabat bertanya siapakah satu golongan yang selamat itu? Beliau menjawab;

"Mereka adalah yang mengikuti apa-apa yang aku dan para Sahabat ku ada diatasnya sekarang."   [HR at Tirmidzi 2641]
 
Tanpa ragu-ragu bahwa al Haq hanyalah, petunjuk Allah, RasulNya, dan para Sahabat Nabi. Allah berfirman dalam surat Yusuf ayat 108,
“Katakanlah (hai Muhammad), Inilah jalanku. Aku dan orang-orang yang mengikutiku berdakwah kepada Allah dengan hujah/ilmu."
“karena sesungguhnya Allah, Dia-lah Yang Haq dan apa saja yang mereka seru selain dari Allah, itulah yang batil.”    [QS. al-Hajj;62]
Dari itu jika bukan bermanhaj salaf yang maseh berpegang teguh dengan al Haq, siapa lagi? Manhaj manakah yang berpandukan dan merujuk kepada para pendahulu yang shalih, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam,  para sahabatnya, dan ulama yang mengikuti pemahaman mereka yang bersumber dengan al Quran dan as Sunnah?  
Allahul Musta'an  

September 9, 2013

Penghapus Pahala Sujud

Jauhilah kemaksiatan karena ia akan menghapus pahala sujudmu dan mengeluarkanmu dari ketentraman.

Kenikmatan sesa'at akan membuahkan kepedihan seribu tahun. Selama itu ia akan menulis cerita kepedihan dan penyesalan, hingga datang kepadanya belas kasihan dan diberi ampun.

Bagaimana boleh disebut pandai orang yang menjual shurga dengan hawa nafsu sesaat?

Ketakwaan terdiri dari tiga tingkatan:
Pertama;  menjaga hati dan anggota badan dari perbuatan dosa dan haram.
Kedua;  menjaga hati dan anggota badan dari sesuatu yang di makruhkan.
Ketiga;  menjaga diri dari sesuatu yang mubah dan yang tidak bermanfaat.
Unsur pertama, mengghairahkan hidupnya, kedua akan memberinya kesihatan dan kekuatan, ketiga akan menimbulkan kegembiraan, kebahagian dan kesenangan.

Dari Mutiara Kata Hikmah Ibnu Qayyim , al-Fawaid .

Mereka yang mencela Ummul Mukminin, 'Aisyah, seperti mencela Nabi juga.

"Wanita-wanita yang tidak baik adalah untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita-wanita yang tidak baik (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduh oleh mereka (yang menuduh). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (yaitu Jannah)."
[QS. An-Nuur; 24:26]

Dalam tafsir Ibnu Katsir, Abdullah bin Abbas radiyallahanhu mengatakan ayat ini turun berkenaan dengan 'Aisyah radiyallahanha dan ahlul ifki. Ayat ini membersihkan beliau dari tuduhan keji orang orang munafik dan tuduhan keji itu sebenarnya lebih pantas ditujukan kepada mereka.

Tidaklah Allah Ta'ala menjadikan 'Aisyah sebagai isteri Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, melainkan ia adalah seorang wanita yang baik, kerana Rasulullah shallallahu alaihi wasallam adalah manusia yang paling baik. Sekiranya 'Aisyah tidak baik, tentu secara syar'i dan kauni tidak pantas bagi beliau. Ayat ini berupa janji bahwa isteri-isteri Rasullullah shallallahu alaihi wasallam berada didalam Jannah. [Tafsir Ibnu Katsir {24:26}]

Maka, mereka yang menghina, mencaci dan mengkeji 'Aisyah, sebenarnya mereka menghina Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam kerana jika 'Aisyah wanita keji sebagaimana dakwaan mereka bererti Nabi lelaki yang tidak baik, kerana telah Allah menjodohkan mereka.

Sebab wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik. Dari itu, ayat ini  menempelakkan kaum yang suka mencaci-maki Ummu mukminin, 'Aisyah, tetapi pada masa yang sama mereka mengklaim cinta pada Nabi, padahal sebaliknya mereka benci pada beliau tetapi kebencian itu di selindungkan.
Semoga kita dijauhi dari penghianat-pengkhianat dan musuh Islam yang bersembunyi.
Allahul Musta'an.

September 8, 2013

Harta yang tertanam dibawah dinding rumah dua anak yatim dalam kisah Khidhir dan Musa.

Didalam tafsirnya Ibnu Jarir beliau menyebutkan dari Na'im al-Anbari, dari Hasan al-Bashri bercerita tentang harta yang tertanam dibawah dinding rumah anak yatim, yang ditinggalkan oleh kedua orang tua mereka, dalam cerita Khidhir dan Nabi Musa alaihissalam, ialah lempengan emas yang tertulis didalamnya;

"Dengan nama Allah yang Mahapemurah lagi Mahapenyayang. Aku heran terhadap orang yang beriman kepada takdir, mengapa ia bersedih? Aku juga heran terhadap orang yang beriman akan adanya kematian, mengapa ia bisa gembira. Aku merasa heran kepada orang yang mengetahui dunia dan berubah-ubahnya keadaan penduduknya, bagaimana ia merasa tenang.
Tidak ada Ilah (yang haq) selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah."

Sepertimana firman Allah yang ertinya;

"Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua anak yatim di kota itu, dan dibawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua........" [QS. 18:82]

Dalam tafsir Ibnu Katsir pula, Ibnu Abbas berkata dibawah dinding itu terdapat simpanan ilmu. Demikian Mujahid juga, berkata, yakni, shuhuf yang didalamnya terdapat ilmu. Wallahu a'alam.  Ref: tafsir Ibnu  Katsir QS. Al-Kahfi :82.

September 6, 2013

Sebabnya Abu Bakar dijuluki dengan ash-Shiddiq.

Imam Abu Ja'far ath-Thahawi mengatakan bahwa sebab penamaan Abu Bakar radiyallahuanhu dengan ash-Shiddiq, ialah kerana dialah yang pertama kali mendahului orang dalam membenarkan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ketika datang ke Baitul Maqdis dari Makkah, dan kembali lagi dari Baitul Maqdis ke tempat tinggal beliau di Makkah pada malam yang sama, meskipun kaum mukminin bersaksi untuk Rasulullah shallallahu alaihi wasallam atas seperti itu jika mereka mengetahuinya. [as-Sisilah ash-Shahihah no.306]
Ref: Ensiklopedia Fatwa Syaikh Al-Albani

Makhluk yang paling banyak membantah

"Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam al-Quran ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah."
[QS. Al-Kahfi; 18:54 ]

Allah Subhanahu Wata'ala berfirman yang ertinya, sesungguhnya Dia telah menjelaskan kepada umat manusia melalui al-Quran dan Dia telah terangkan berbagai permasalahan secara rinci supaya mereka tidak tersesat dari kebenaran dan tidak terkeluar dari jalan petunjuk.

Tetapi dengan penjelasan dan al-Quran ini, manusia banyak memperlisihkan, membantah dan mempertikaikan tentang kebenaran dengan cara yang bathil, kecuali orang yang diberi petunjuk oleh Allah Subhanahu Wata'ala dan diperlihatkan kepada mereka jalan keselamatan.
[Tafsir Ibn Katsir 18:54]
Allahu Musta'an ..

September 4, 2013

Keutamaan Sujud

Bersabda baginda shallallahu alaihi wasallam, "Tidak seorang pun dari umatku, kecuali saya mengetahuinya pada Hari Kiamat."
Para sahabat bertanya, " Bagaimana anda dapat mengenali mereka, wahai Rasulullah, diantara banyak makhluk?"
Baginda menjawab, "Bagaimana pendapatmu sekiranya engkau masuk kedalam kerumunan kuda. [Lihat Ensiklopedia sifat solat Nabi oleh Shaikh al-Albani]

Di dalam kerumunan tersebut terdapat sejumlah kuda yang kulitnya hitam legam dan juga kuda yang berwajah putih dengan tungkai yang juga berwarna putih, apakah engkau akan mengenalinya?"

Sahabat tersebut mengatakan, "Benar." Baginda bersabda, "Sesungguhnya umatku pada hari itu akan berwajah putih bersih disebabkan sujud, dan kaki mereka berwarna putih kerana wudhu.
[HR. Imam Ahmad (15/189), di shahihkan oleh Shaikh al-Albani]

Kesemua itu disebabkan seorang Mukmin pada hari Kiamat akan dikenakan pakaian dari cahaya sebagai tanda-tanda sujud dan wudhu. Sesiapa yang semakin banyak bersujud atau berwudhu di dunia maka wajahnya akan semakin bersinar dan cemerlang daripada selainnya.

Baginda shallallahu alaihi wasallam bersabda; " Apabila Allah berkehendak menurunkan rahmat-Nya bagi penghuni Neraka yang dikehendaki-Nya, Allah akan memerintahkan para MalaikatNya untuk mengeluarkan siapa sahaja yang menyembah Allah. Lalu, mereka pen mengeluarkan orang-orang tersebut, dan para malaikat mengenali mereka dengan tanda-tanda sujud. Maka mereka pun keluar dari api Neraka. Dan setiap Bani Adam akan dimakan oleh api Neraka kecuali bekas-bekas sujud. "

An-Nawawi berkata, "Zahir hadith menunjukkan bahwa api Neraka tidak akan memakan keseluruhan dari tujuh anggota sujud yang seseorang bersujud dengannya."  Lihat As-Sahihah (3054) Shaikh al-Albani. Rujukan sifat solat Nabi oleh Shaikh al-Albani.
Wallahu a'alam.

September 3, 2013

Pertembungan di-Antara Ibadah Dengan Hiburan dan Tatapan Terhadap Hal-Hal Yang Diharamkan.

Jika kita memperhatikan ibadah-ibadah seperti shalat, haji, iktikaf, puasa dan wudhu, kita akan memahami bahwa perbuatan-perbuatan yang mubah tertentu dapat menafikan ibadah-ibadah tersebut. *1*

Seseorang yang sedang berihram dilarang menikah, bercengkerama, bersetubuh serta dilarang daripada segala perbuatan yang dapat mendorong kearah perbuatan tersebut. Demikian juga halnya orang yang sedang beriktikaf, dan dalam ibadah puasa. 

Kaum wanita dilarang jadi imam shalat bagi kaum lelaki, begitu juga dilarang memperdengarkan suara tasbih mereka pada kaum lelaki. Mereka harus di saf di belakang kaum lelaki, dan jika seorang wanita melalui batas saf seorang lelaki yang sedang shalat, maka shalat lelaki tersebut terbatal. *1*

Menurut mazhab jumhur, menyentuh wanita dengan syahwat membatalkan wudhu, bahkan menurut imam Syaf'i batal secara mutlak.  Semua ini adalah supaya hati seseorang yang ingin beribadah kepada Allah Subhanahu Wata'ala tidak terkait dengan apa pun selain Dia. *1*

Maka golongan yang dzalim itu mengubah agama Allah Subhanahu Wata'ala dengan amalan-amalan yang tidak disyariatkan sama sekali. Mereka malah menganggap kehadiran artis-artis serta nyanyian dan musik, sebagai satu bentuk taqarrub kepada Allah Subhana Wata'ala. Ibnu Qayyim mengatakan inilah seburuk-buruknya perbuatan merubah agama dan mengikuti syaitan. Bagaimana mungkin ia dapat menjadi suatu bentuk taqarrub jika disertai dengan nyanyian (drama) (perkara-perkara) yang sama sekali tidak dishariatkan? 

Beliau selanjutnya berkata, saya pernah mendengar Syaikh Ibn Taimiyyah bercerita seorang syeikh yang gemar pada nyanyian dan musik (hiburan) ditanya oleh seseorang, 
"Wahai Syaikh, jika perbuatan ini adalah jalan menuju shurga, manakah jalan menuju Neraka?"

Jika kita memperhatikan cara berdakwah hari ini, maka kita akan menyaksikan pemandangan yang aneh dan menakjubkan, namun sangat ,menyedihkan. Ramai yang turun dikancah dakwah dengan semangat berkobar-kobar namun dengan cara yang salah!
 
Begitu tingginya semangat mereka dalam berdakwah, sehingga terkadang mereka terkeluar dari landasan shariat yang telah ditetapkan oleh Sang Maha Pencipta. Mereka menggunakan segala cara, beraneka ragam, tanpa adanya rujukan, dengan alasan " Niat baik, hendak menarik ramai generasi muda dengan menggunakan cara yang mereka lebih minat melalui hiburan
Dakwah, satu dari cabang ibadah, memerlukan landasan yang telah di shariatkan. Karena itu Allah menghendaki manusia untuk meninggalkan hawa nafsu dan syahwatnya, serta tunduk pada aturan-aturan-Nya, menegakkan hukum-hukum-Nya, dan mengamalkan syariat-syariat-Nya. Apa saja acara hiburan, dapat melalaikan, menimbulkan syahwat dan tidak mungkin cara ini lebih baik daripada cara yang sudah di contohi oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam.
Inti dakwah para rasul, mulai dari yang pertama hingga terakhir ialah Tauhid ibadah, kerana ia adalah fondasi tempat dibangun kannya seluruh amal. Tanpa merealisasikan tauhid itu, semua amal ibadah tidak akan diterima.  Kerana kalau ia tidak terwujud, maka muncullah lawannya, yaitu syirik. *2* . 
Subjek ini memerlukan keseriusan mempelajarinya, dan mengamatinya, bukan sambil bersantai-santai, berhibur-hibur, kerana sebagaimana berkata Shaikh Fawzan, tanpa merealisasikannya semua amal ibadah tidak diterima.
Sebagaimana firman Allah Subhana Wata'ala ;
"Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan."   [QS. Al-An'Am:88]
Wallahu a'alam.
Ref; *1*  Menyingkap Hukum Nyayian, oleh Ibnu Qayyim 
        *2*. Aqidatul Tauhid, Kitabut Tauhid lis-Shaff Al-Awwal -Ats- Tsalis-al-Aly. Oleh Dr Shalih bin Fawzan al-Fawzan.

September 2, 2013

Namun Kamu Tetap Dalam Kelalaian

Wahai hati yang penuh gejolak, dimanakah kamu! Jalanmu adalah jalan Adam ketika merasa kelelahan, ketika Nuh meratapi nasib, ketika Ibrahim dimasukkan kedalam api, ketika Ismail diuji untuk disembelih, ketika Yusuf dijual dengan harga yang murah dan mendekam didalam penjara beberapa tahun, ketika Zakaria dipotong dengan gergaji, ketika Yahya akan disembelih oleh tuannya, ketika Ayyub ditimpa wabak penyakit, ketika Dawud menangis kerana bersedih, ketika Isa berjalan melewati binatang liar, dan Muhammad datang membenteras kemiskinan, kesyirikan, dan mengobati segala macam penyakit, namun kamu tetap dalam kelalaian dan main-main.
Dari al-Fawaid, Ibnu Qayyim.

Empat kelompok manusia

Ibnu Qayyim mengatakan ; Manusia dikelompokkan kedalam empat golongan:-

Golongan pertama, orang yang mengetahui jalan orang-orang Mukmin dan orang-orang dusta secara jelas baik secara teori maupun praktikal (perbuatan). Merekalah makhluk yang paling tahu.

Golongan kedua, orang yang tidak memahami kedua jalan itu, sehingga mereka lebih mengutamakan jalan orang-orang pendusta.

Golongan ketiga, orang yang mengetahui jalan orang-orang Mukmin tetapi tidak mengetahui lawan-lawannya. Dia mengetahui lawan-lawannya secara global saja. Segala sesuatu yang berlawanan dengan jalan orang-orang Mukmin adalah batil jika tidak mengetahuinya secara jelas.

Golongan keempat, kelompok yang tahu jalan sesat, bid'ah dan kufur dengan jelas dan mengetahui jalan orang-orang Mukmin secara global saja. Inilah keadaan orang yang memerhatikan perkataan manusia dan ahli bid'ah, mereka mengetahui secara pasti tetapi tidak mengetahui apa yang dibawa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kecuali bagian-bagian tertentu saja yang diketahui dengan pasti.

Allah Subhanahu Wata'ala lebih senang jika jalan musuh-musuh-Nya diketahui untuk dijauhi dan dibenci, seperti halnya senang jika jalan para wali-Nya diketahui untuk dicintai dan di ikuti.
Oleh Ibnu Qayyim, al-Fawaid.

Sembilan Mukjizat Nabi Musa alaihissalam

"Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepada Musa sembilan buah mukjizat yang nyata, ......."   [QS. Al-Israa' ; 17:101]

Allah Subhanahu Wata'ala memberitahukan bahwa Dia telah mengutus Nabi Musa alaihissalam dengan sembilan ayat yang menjelaskan tanda-tanda kekuasaan yang merupakan dalil-dalil pasti yang menunjukkan benarnya kenabian Musa dan kebenaran apa yang ia sampaikan dari Yang mengutusnya kepada Fir'aun.

Menurut Ibnu Abbas dalam Tafsir Ibnu Katsir, ke sembilan mukjizat Nabi Musa alaihissalam tersebut adalah ; tongkat, tangan, bukit Thur, laut, topan, belalang, kutu, katak dan darah.
Semuanya itu merupakan tanda-tanda kekuasaan-Nya yang sudah terperinci. "Tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa." [QS. Al-A'raaf:133]