"Tidak ada amalan seorang manusia yang lebih disenangi Allah pada Hari Nahar (penyembelihan kurban) selain menumpahkan darah hewan kurban. Sesungguhnya akan mendatangi kelak pada hari Kiamat dengan tanduknya, bulunya, dan kuku-kukunya. Pahala dari Allah akan sampai kepadanya sebelum darah itu menyentuh tanah, maka berbahagialah kalian dengan merelakannya."
Hadith ini Dhaif. Telah dikeluarkan oleh at-Tirmidzi (II/352), al-Hakim (IV/221/222), dan al-Baghawi dalam Syarah as-Sunnah (I/129), dengan sanad dari Abdul Mutsanna Sulaiman bin Yazid, dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Aisyah.
Menurut saya (Shaikh al-Albani), riwayat ini dinyatakan oleh at-Tirmidzi sebagai hadith hasan. Sedangkan al-Hakim mengatakan, "Hadith ini shahih sanadnya!" Padahal, al-Baghawi telah menyatakan, "Hadith ini telah dinyatakan Abu Hatim sebagai hadith yang SANGAT DHAIF. "
Selanjutnya, dalam mengomentari sanad hadith tersebut adz-Dzahabi mengatakan, "Sulaiman bin Yazid di pertanyakan. Bahkan sebagian pakar hadith meninggalkan riwayatnya."
Sementara itu, al-Mundziri dalam kitab at-Targhib (II/101) mengatakan, "Semua sanad yang ada berasal dari Abdul Mutsanna, sedangkan ia dipertanyakan." Wallahu a'lam.
Rujukan: Silsilah Hadith Dhaif dan Maudhu' jilid 2. No. 526. Syaikh al-Albani.
No comments:
Post a Comment