Bila ada sesuatu permasalahan, Allah Subhanahu Wata'ala menyuruh hamba-Nya kembali kan semua masalah itu kepada Dia dan Rasul-Nya sebagaimana firman-Nya,"dan jika kalian berselisih akan segala sesuatu maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul-Nya”
“Sungguh telah ada pada Rasululah itu suri tauladan yang baik…”
Jadi solusi sesuatu perkara itu dikembalikan pada Nabi shallallahu alaihi wa sallam jika ada tauladan dari beliau, ataupun dari sahabat beliau, sebagaimana Nabi shallallahu alaihi wa sallam sudah memperingatkan umatnya; “Barangsiapa yang panjang umurnya maka dia akan melihat perselisihan yang banyak, maka wajib bagi kalian untuk berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah khulafaur rasyidin…” [HR. Abu Daud]
"..... Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan maka mereka mengikuti sebagian ayat- ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari -cari takwilnya....." [QS. Ali Imran: 7]
Perkara-perkara yang tidak di buat oleh generasi gemilang dahulu atau ditinggalkan oleh mereka menunjukkan ia tidak ada kebaikannya atau syariat untuk membuatnya. Kerana yang "Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah...." [QS. Al-An'aam:57]
Jadi jika tidak ada tauladan dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, para sahabat maupun pun Tabi'in, Ahlus Sunnah wal Ja'maah berpendapat bahwa "Setiap perbuatan dan ucapan yang tidak ada dasarnya dari Sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah bid'ah, kerana bila hal itu baik, niscaya mereka akan lebih dahulu melakukannya daripada kita, sebab mereka tidak pernah mengabaikan suatu kebaikan pun kecuali mereka telah lebih dahulu melaksanakannya " [Lihat tafsir Ibnu Katsir QS. Al-Ahqaaf: 11]
Lalu ”Apa yang di berikan Rasul kepadamu, maka terima lah dia. Dan apa yang di-larang nya bagimu, maka tinggalkanlah....." [QS. Al-Hasyr: 7]
Allahul Musta'an.
No comments:
Post a Comment