SUARAKAN YANG HAQ UNTUK MENEGAKKAN YANG HAQ! KERANA YANG ADA HANYALAH YANG HAQ SEMATA ....

November 24, 2019

NASEHAT PELEMBUT JIWA

Al-Hasan Al-Bashri  rahimahullah  berkata :

“Wahai anak Adam,
(masa) siangmu adalah tamumu, maka berbuat baiklah terhadapnya. Kerana sungguh, jika engkau berbuat baik kepadanya, niscaya dia akan pergi dengan memujimu. Apabila engkau berbuat buruk terhadapnya maka dia akan pergi dengan mencercamu, begitu pula dengan malammu.”

“Wahai anak Adam,
injaklah bumi ini dengan kakimu. Sungguh, sekecil apa pun dia, pasti bakal menguburmu. Sesungguhnya engkau itu senantiasa sedang mengurangi usiamu, sejak engkau dilahirkan dari perut ibumu.”

“Wahai anak Adam,
engkau dapati pagimu berada di antara dua waktu, yang keduanya tak mungkin meninggalkanmu, yakni bahayanya malam dan bahayanya siang. Sampai engkau mendatangi negeri akhirat, yang boleh jadi engkau datang ke al-jannah (surga) dan bisa jadi engkau ke An-Naar (neraka). Maka siapakah yang lebih besar bahayanya daripada dirimu sendiri?”

“Wahai anak Adam, 
engkau hanyalah (laksana) hari-hari yang setiap kali berlalu satu hari maka hilanglah pula sebagian dari dirimu.”

(Mawa'izh Lil Imam Al-Hasan Al-Bashri, hlm. 35)


https://t.me/InginKenalSunnah

Ingat Allah di masa Senang maupun Sulit

Allah ta'ala berfirman:

وَاصْبِرْنَفْسَكَمَعَالَّذِينَيَدْعُونَرَبَّهُمْبِالْغَدَاةِوَالْعَشِيِّيُرِيدُونَوَجْهَهُوَلَاتَعْدُعَيْنَاكَعَنْهُمْتُرِيدُزِينَةَالْحَيَاةِالدُّنْيَا

“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang beribadah kepada Tuhan mereka di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini” (QS. Al Kahfi: 28).

Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu, Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﺗَﻌَﺮَّﻑْﺇﻟَﻰﺍﻟﻠَّﻪِﻓِﻲﺍﻟﺮَّﺧَﺎﺀِﻳَﻌْﺮِﻓُﻚﻓِﻲﺍﻟﺸِّﺪَّﺓِ

“Kenalilah (ingatlah) Allah di waktu senang pasti Allah akan mengenalimu di waktu sempit.” (HR. Tirmidzi, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami no.2961).

Ketika iman melemah, mulai futur dan malas, maka upayakan bersabar untuk tidak melakukan hal-hal yang melanggar syariat dan mencoreng wibawa. Oleh karena itu Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:

لكلِّعملٍشِرَّةٌولكلِّشِرَّةٍفَترةٌفمَنكانَتفترتُهُإلىسنَّتيفقداهتَدىومَنكانَتفترتُهُإلىغيرِذلكَفقَدهلَكَ

“Setiap amalan ada masa semangatnya, dan setiap masa semangat ada masa futurnya. Barangsiapa yang futurnya di atas sunnahku, maka ia telah mendapatkan petunjuk. Barangsiapa yang futurnya bukan di atas sunnahku, maka ia akan binasa” (HR. Ahmad no. 6764, dishahihkan Al Albani dalam takhrij Kitabus Sunnah hal.51).

Semoga Allah memberi taufik.

@fawaid_kangaswad

November 20, 2019

Waspada Fitnah Syubhat!


Syaikh Al-'Allamah Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i berkata:

وأنا لست ضامنا ألا أتغير وكل أحد لا يستطيع أن يضمن نفسه من التغير

"Aku tidak pernah menjamin diriku tidak akan berubah (menyimpang) dan setiap orang tidak ada yang mampu menjamin dirinya selamat dari penyimpangan." (Tuhfatul Mujib hal. 143)

Di antara nikmat yang paling besar di masa-masa fitnah seperti sekarang adalah bila Allah menjauhkan diri kita dari fitnah syubhat yang dapat merusak ilmu dan pemahaman. 

Syubhat artinya samar atau tidak jelas antara yang haq dan yang batil. Terkait syubhat ini Nabi ﷺ telah mengingatkan bahwa syubhat adalah perkara yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang. Yakni umumnya manusia tidak mengerti perkara yang samar kecuali orang-orang yang diberi tawfiq oleh Allah. Akan tetapi siapa saja yang berusaha menjauhi syubhat maka dia telah menyelamatkan dirinya dan agamanya.


http://t.me/manhajulhaq

Tidak Semua yang di dengar Harus di ceritakan

Jauhi Sikap Tergesa-gesa dan Jangan Mudah Menyebarkan Berita-berita,

Dari hadis Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ

“Cukuplah seseorang dianggap pendusta ketika dia menceritakan (menyebarkan) setiap apa sahaja yang dia dengar.” (Mukaqaddimah Shahih Muslim, no. 3. Sunan Abi Dawud, no. 4992) 

‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata:

 لَا تَكُونُوا عُجُلًا مَذَايِيعَ بُذراً؛ فَإِنْ مِنْ وَرَائِكُمْ بَلَاءً مُبَرِّحًا مملحاً، وأموراً متماحلة ردحاً

“Janganlah kalian menjadi orang yang tergesa-gesa, suka menyebarkan berita-berita tidak baik tentang orang lain, dan suka membongkar rahsia-rahsia orang.

Kerana sesungguhnya di belakang kalian ada bala’ (bencana) yang amat buruk, yang menjadikan kalian lemah (kerana ditimpa kesulitan yang berterusan), sehingga tercetus fitnah (keburukan-keburukan) yang besar.” (Al-Adabul Mufrad oleh Al-Bukhari, no. 327)

Ibnu Mas’oud radhiyallahu ‘anhu berkata:

تَكُونُ أُمُورٌ مُشْتَبِهَاتٌ فَعَلَيْكُمْ بِالتَّؤَدَةِ، فَإِنَّ أَحَدَكُمْ أَنْ يَكُونَ تَابِعًا فِي الْخَيْرِ خَيْرٌ مِنْ أَنْ يَكُونَ رَأْسًا فِي الشَّرِّ


“Akan terjadi perkara-perkara yang samar, maka hendaklah kalian bersikap tenang (tidak tergesa-gesa). Kerana jika seseorang dari kalian menjadi pengikut dalam kebaikan, perkara tersebut akan lebih baik dari menjadi kepala dalam keburukan.” (Syu’ab Al-Iman oleh Al-Baihaqi, no. 10371)

November 17, 2019

ANTARA MALAS DAN NIKMAT WAKTU

Malas, adalah satu di antara sifat yang tercela. Bila penyakit itu hinggap, ia menjadi sebab tersia-siakannya waktu. Padahal nikmat waktu adalah salah satu nikmat yang akan dimintai pertanggung jawabannya nanti di hadapan Allah. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah mengatakan:

لَاتَزُولُقَدَمُابْنِآدَمَيَوْمَالْقِيَامَةِمِنْعِنْدِرَبِّهِحَتَّىيُسْأَلَعَنْخَمْسٍعَنْعُمُرِهِفِيمَأَفْنَاهُ..

“Tidak akan bergeser kaki anak Adam sedikit pun nanti di hari kiamat dari sisi Allah sampai ia ditanya mengenai lima perkara; tentang umurnya untuk apa ia habiskan, …. “(HR. Tirmidzi, ash-Shahihah: 946)

Maukah kita ketika ditanya tentang waktu menjawab; “Hanya menggaleong dan goler-goleran saja di tempat tidur ya Allah.”Mungkinkah Allah akan ridha?! Jelas tidak. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berlindung dari sifat ini dengan berdo’a minta perlindungan kepada Allah. Beliau mengucapkan:

 اللَّهُمَّإِنِّيأَعُوذُبِكَمِنَالْعَجْزِوَالْكَسَلِ،وَالْجُبْنِوَالْهَرَمِوالْبُخْلِ،وَأَعُوذُبِكَمِنْعَذَابِالْقَبْرِ،وَمِنْفِتْنَةِالْمَحْيَاَوالْمَمَاتِ

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat lemah, malas, penakut, tua dan bakhil. Aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta fitnah kehidupan dan kematian.”(HR. Bukhari: 2668, Muslim: 2706)

Harus ada usaha untuk mengobati sifat malas itu. Meski tidak ada seorang pun dari kita yang selamat darinya, namun kita harus tetap mengendalikannya, jangan sampai kita membuang waktu. Makanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallan pernah bersabda:

لِكُلِّعَمَلٍشِرَّةٌوَلِكُلِّشِرَّةٍفَتْرَةٌفَمَنْكَانَتْفَتْرَتُهُإِلَىسُنَّتِيفَقَدْأَفْلَحَوَمَنْكَانَتْإِلَىغَيْرِذَلِكَفَقَدْهَلَكَ

“Setiap amal perbuatan memiliki masa semangat dan setiap semangat memiliki masa futur (kurang semangat). Barang siapa yang masa futurnya menuju sunnahku maka ia telah berjalan di atas petunjuk. Dan barang siapa yang masa futurnya kepada selain sunnahku maka ia telah binasa.”(HR. Ahmad, Shahih at-Targhib wat Tarhib: 56)

Oleh sebab itu, walau terkadang malas itu hinggap, tapi itu bukan alasan untuk menyia-nyiakan waktu dan mengerjakan amalan-amalan yang tidak bermanfaat. Moga-moga Allah melindungi kita semua dari sifat ini, amiin.

Ditulis oleh: Zahir al-Minangkabawi
https://maribaraja.com/antara-malas-dan-nikmat-waktu/

Berbaik Sangka

Umar bin Abdil Aziz berkata:

ولو أن المرء لا يعظ أخاه حتى يحكم نفسه إذا لتواكل الخير وإذا لرفع الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر

"Bila pemberi nasehat disyaratkan harus bersih dari dosa maka kebaikan akan ditinggalkan dan hilanglah amar ma'ruf nahi munkar.” (Latho'iful Ma'arif hal. 19)

Pemberi nasehat disyaratkan ikhlas karena Allah agar nasehatnya bukan untuk tujuan tercela seperti menyerang pribadi seseorang atau mencari-cari kesalahan. Orang yang diberi nasehat juga harus ikhlas menerima nasehat karena Allah sehingga tidak selalu curiga dan buruk sangka terhadap orang yang menasehatinya. 
________

Fikri  Abul Hasan


https://t.me/manhajulhaq

November 13, 2019

Termasuk baiknya Islam seseorang...

Dari Abu Huroirohbahwa Rosulullah bersabda:

منحسنإسلامالمرءتركهمالايعنيه

"Termasuk baiknya Islam seseorang adalah meninggalkan apa-apa yang tidak berguna baginya." (HR. At-Tirmidzi 2317, Ibnu Majah 3976, Shohihul Jami' 5911)

Syaikh Al-'Allamah Al-Utsaiminmenjelaskan, "Sudah sepatutnya manusia meninggalkan apa yang tidak berguna baginya baik dalam urusan agamanya maupun dunianya, sebab hal itu akan lebih memelihara waktunya, lebih selamat bagi agamanya dan lebih mudah menutupi kekurangannya. Andaikata dia ikut campur urusan manusia niscaya itu akan membuat dirinya penat." (Syarh Al-Arba'in An-Nawawiyyah hal. 97)

https://t.me/manhajulhaq

Jaminan Allah atas Penginfak

Tidak perlu khawatir dengan infak Anda kerana Allah-lah Yang Maha Pemberi Rizki. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

 *“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39).*_

Lihatlah bagaimanakah penjelasan yang amat menarik dari Ibnu Katsir rahimahullah mengenai ayat ini. 
Beliau mengatakan, 

 _“Selama engkau menginfakkan sebagian hartamu pada jalan yang Allah perintahkan dan jalan yang dibolehkan, maka Allah-lah yang akan memberi ganti pada kalian di dunia, juga akan memberi ganti berupa pahala dan balasan di akhirat kelak.”_ 

 *(Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 11/293)* 

Semoga Allah memberikan kita anugerah dan berkah pada segala harta titipan-Nya yang kita keluarkan di jalan Allah. Aamiin}


https://t.me/InginKenalSunnah

November 8, 2019

KERUSAKAN ILMU MASA KINI


Berkata Asy-syeikh Abdul Majid Jum'ah hafizhahullah:

Dahulu kita beradu hujjah kepada tokoh-tokoh dengan dalil-dalil, kini kita menjadi beradu hujjah kepada dalil-dalil dengan tokoh-tokoh!
Dahulu kita mengatakan kenalilah al-haq niscaya kau mengenali tokoh-tokoh, kini perkara ini menjadi kenalilah tokoh-tokoh niscaya kau kenal al-haq!
Ini termasuk kerusakan ilmu.

https://t.me/InginKenalSunnah

November 6, 2019

Waspada Ujub & Merasa Diri Paling Berjasa

Al-Imam Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah berkata, “Tak ada suatu perkara yang lebih merusak amalan daripada ujub (bangga diri) dan memandang diri berjasa dengan berlebihan.” (Al-Fawa’id hal. 147)

Ujub dan berlebihan memandang jasa diri keduanya pembunuh ilmu dan perusak amal. Lawan dari kedua sifat buruk tersebut adalah berlaku tawadhu (rendah hati), senang menyembunyikan amal sholih, dan meyakini semua yang diusahakannya itu berkat tawfiq dan pertolongan Allah.


https://t.me/manhajulhaq

Makhluk-makhluk yang Kekal

Assalamu’alaikum, Afwan mau tanya adakah dalil yang menjelaskan tentang 8 mahluk Allah yang kekal (surga, neraka, pena, lauhul mahfudzh, kursi, arsy, ruh, tulang buntut)? Syukran

Jawab: Wa’alaikumussalam warohmatullah wabarokatuh. Dalilnya sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an was Sunnah. Kekalnya neraka dalam surat Al-Bayyinah ayat 6, Az-Zukhruf ayat 74, kekalnya surga dalam surat Al-Furqon ayat 16.

Al-Imam Al-Barbahari berkata, “Dan segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah kehancurannya maka akan binasa, kecuali Surga, Neraka, ‘Arsy, Kursi, Sangkakala, Al-Qolam (pena), dan Lauhul Mahfuzh. Semua itu tidak akan binasa selama-lamanya.”

Syaikh Al-'Allamah Ahmad An-Najmi menjelaskan, “Semua yang disebutkan di atas tidaklah diciptakan untuk binasa sedikitpun. Bahkan semua itu telah diciptakan sebelum langit dan bumi. Dan ketika alam semesta ini hancur, makhluk-makhluk Allah tersebut tidak ikut binasa bahkan akan tetap kekal.” (Irsyadus Sari fi Syarhissunnah lil Barbahari hal. 123)

Begitu pula ruh, kekal setelah penciptaannya, akan tetapi kekalnya ruh bukan berarti tidak fana (hancur). Ruh memiliki sifat fana dan kekekalan ruh itu bukan berasal dari dzatnya akan tetapi karena Allah yang menjadikannya kekal. (Syarh Al-'Aqidah Ath-Thohawiyyah). 

Adapun tulang ekor manusia disebutkan dalam riwayat Al-Bukhori, bahwa tubuh manusia semua akan binasa kecuali tulang ekornya dari tulang itu manusia akan dibangkitkan. Maka sifat kekal yang berlaku pada makhluk berbeda dengan sifat kekal yang ada pada Al-Kholiq.


https://t.me/manhajulhaq

Amal tanpa ikhlas bagai musafir.......

Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah (Wafat: 751H) mengatakan,

العَمَلُ بِغَيْرِ اِخْلاَصٍ وَلاَ اِقْتِدَاءٍ كَالمُسَافِرِ يَمْلَأُ جِرَابُهُ رَمْلاً يُثْقِلُهُ وَلَا يَنْفَعُهُ


“Amal tanpa ke-ikhlasan dan tidak mengikuti petunjuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam itu bagai seorang musafir yang memikul beg galas berisi bekal pasir. Ianya memberatkan tapi tidak bermanfaat.” [Al-Fawaa’id, m/s. 49]