SUARAKAN YANG HAQ UNTUK MENEGAKKAN YANG HAQ! KERANA YANG ADA HANYALAH YANG HAQ SEMATA ....

November 30, 2013

Apakah ilmu pengetahuan saat ini lebih banyak dari waktu dahulu?

"Perkataan (pendapat) pada saat ini lebih banyak, tetapi ilmu pada masa lalu lebih banyak. " [1]

Buku-buku pada saat ini banyak sekali. Pendapat, perdebatan, serta pemikiran-pemikiran sangat banyak, sedangkan yang dimaksud ilmu dengan berbagai macam variasinya adalah apa yang dibawa oleh Rasul dari Allah Subhanahu Wata'ala,seperti firman-Nya, [2]

"Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu." [QS. Ali Imran:61]

"Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya."  [QS. An-Nisa': 166]

Ketika zaman telah berjalan jauh, banyak manusia yang menjadikan angan-angan yang ada dalam pikiran, hal-hal yang terbesit dalam hati dan pendapat-pendapat yang ada sebagai ilmu. Kemudian mereka menulis buku-buku yang menjadikan jiwa resah, zaman bergolak dan hati padam. Bahkan ramai orang yang secara terang-terangan mengatakan bahwa dalam Al-Quran dan As-Sunnah itu tidak ada ilmu dan dalil-dalil yang dapat menghasilkan keyakinan dan ilmu. Syaitan telah membisikkan kata-kata itu dalam diri mereka, sehingga hati mereka terlepas dari ilmu dan iman, seperti terlepasnya ular dari kulitnya dan baju dari pemakainya.
Ref: 
[1] Ayyub bin Abi Tamimah Kaisan; Tahdzib At-Tahdzib
[2] Hammad bin Zaid ; Tadzkiratul Huffadz
Dari Al-Fawa'id karya Ibnu Qayyim 

November 29, 2013

Dua golongan yang saling bertentangan dalam soal ibadah.

Golongan Pertama: golongan yang mengurangi makna ibadah serta meremehkan  perlaksanaannya. Mereka meniadakan berbagai macam ibadah dan hanya melaksanakan ibada-ibadah yang terbatas pada syiar-syiar tertentu dan sedikit, yang hanya diadakan dimasjid-masjid saja. Tidak ada peluang untuk beribadah dirumah, dipejabat, ditoko, dibidang sosial, muamalah, politik, juga tidak dalam peradilan sengketa dan dalam perkara kehidupan lain.
Memang benar, masjid mempunyai keistimewaan dan harus dipergunakan untuk shalat fardhu. Akan tetapi, ibadah mencakup seluruh aspek kehidupan Muslim, baik di masjid maupun diluar.

Golongan Kedua: golongan yang bersikap berlebih-lebihan dalam praktik ibadah sampai batas ekstrim, melampau. Ibadah melebihi apa yang sudah disyariatkan. Mereka menghukumi sesat dan salah orang yang tidak mengikuti cara-cara mereka beribadah, serta menyalahkan orang-orang yang berfahaman selain fahaman mereka.
 
Padahal, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad shallallahu alaihi wassalam dan seburuk-buruk perkara adalah perkara bid'ah. 

Allahul Musta'an. 
Ref:Kitab Tauhid Ummul Qura; karya Dr Shalih bin Fauzan.

November 27, 2013

Ancaman orang yang berdusta atas (nama) Nabi shallallahu alaihi wassalam .

"Janganlah kalian berdusta atas namaku. Sungguhnya, orang yang berdusta atas namaku hendaklah ia masuk Neraka! ".  [HR. Bukhari 107]

Larangan ini berlaku umum dan ditujukan kepada seluruh pendusta, serta berlaku mutlak untuk segala macam bentuk kebohongan. Ertinya janganlah memakai namaku untuk melakukan sebuah kedustaan. Walaupun itu untuk tujuan membela nama beliau.

Sebagian orang telah keliru akibat kejahilannya. Mereka membuat (menyampaikan)  hadis-hadis palsu didalam anjuran untuk beramal dan untuk peringatan untuk tidak melakukan pelanggaran dengan argumen ; "Kami berdusta bukan untuk keburukan Nabi shallallahu alaihi wassalam, tetapi untuk mendukung syariat beliau." Mereka tidak sedar bahwa kedustaan atas nama beliau sama erti berdusta atas nama Allah Subhanahu Wata'ala. Sebab perbuatan tersebut bererti menetapkan sebuah hukum baru didalam syariat, baik hukumnya wajib atau mustahab; atau haram dan makruh.

Jadi alasan sebagaipun tidak dapat diterima, kerana berdusta dijadikan penyebab masuknya seseorang kedalam Neraka. Sebab konsekuensi suatu perkara pasti terjadi, dan dalam hal ini kepastian seseorang akan masuk Neraka adalah disebabkan oleh kedustaan atas nama Nabi. 

Hal ini didukung oleh HR Muslim, "Barang siapa yang berdusta atas namaku, niscaya dia akan masuk Neraka." Dan HR. Ibnu Majah pula; "Berdusta atas namaku akan memasukkan seseorang ke dalam api Neraka." 

Sebab itulah Abdullah az-Zubair dan Sahabat yang lain tidak banyak meriwayatkan hadith sebab mereka takut bilamana banyak meriwayatkan hadith akan terjatuh pada kekeliruan, kemungkinan akan berdosa jika ia dengan sengaja memperbanyak periwayatan hadith.

Tetapi hari ini kita lihat senario yang sangat berbeza. Ramai penceramah, para dai' (yang jahil) yang menggunakan "Nabi kata....", 'Kata Nabi...' tanpa merujuk pada keshahihan sesuatu hadith atau berita. Yang paling parah ada yang mereka-reka sesebuah amalan, dzikir atas nama Nabi. Ada pula yang bermimpi jumpa Nabi shallallahu alaihi wassalam dan beliau mengajarkan atau mengiyakan sesuatu amalan baru. Ini adalah lebih buruk lagi sebab memfitnahkan bahwa beliau tidak mengajar umatnya sebelumnya. ...    Wallahu a'lam.
Ref: Fathul Bari; Ibnu Hajar

November 23, 2013

Lapan jenis angin.

Diriwayatkan oleh Ibnu Hatim dari Ubaidullah bin Amr mengatakan;  "Angin itu ada delapan; empat diantaranya mengandung rahmat dan empat lainnya mengandung azab."

Empat angin yang mengandung rahmat adalah:- an-Naasyiraat, al-Mubasysyiraat, al-Mursalat dan adz-Dzaariyaat.
Sedangkan angin yang mengandung azab adalah:- 'Aqiim dan Sharshar didaratan serta 'Aashif dan Qaashif di lautan. 

Jika Allah Subhanahu Wata'ala menghendaki, niscaya Dia menggerakkannya dengan gerakan rahmat, hingga menjadi lapang, rahmat, gembira dari kasih sayang-Nya, dibawa oleh awan yang berisi air, seperti laki-laki memancarkan air mani kepada wanita hingga hamil. 

Dan jika Dia menghendakinya niscaya Dia menggerakkannya dengan gerakan adzab dengan menjadikannya mandul dan mengandung siksaan yang pedih serta menjadikan seksa pada hamba-hamba yang di kehendaki-Nya. Lalu Dia menjadikannya angin Sharshar (gemuruh), 'Aatiya (sangat dingin) dan merusak apa saja yang dijangkaunya. Angin itu berbeda-beda dalam hembusannya yang deras dan sepoi-sepoi, selatan dan utara.

"Dan sungguh jika Kami mengirimkan angin (kepada tumbuh-tumbuhan) lalu mereka melihat (tumbuh-tumbuhan itu) menjadi kuning (kering), benar-benar tetaplah mereka itu menjadi orang yang ingkar."  [QS. Ar-Ruum, 30:51].
Tafsir Ibnu Katsir 6/30:51

November 22, 2013

Menu Makanan Jahanam.

Allah Ta'ala berfirman yang ertinya;
"Sesungguhnya pohon zaqqum itu, makanan orang yang banyak berdosa. (Ia) sebagai kotoran minyak yang mendidih didalam perut, seperti mendidihnya air yang sangat panas." 
[QS. Al-Dukhaan 44:43-46]

Allah Ta'ala berfirman yang ertinya;
"Kemudian sesungguhnya kamu hai orang yang sesat lagi mendustakan, benar-benar akan memakan pohon zaqqum, dan akan memenuhi perutmu dengannya. Sesudah itu kamu akan meminum air yang sangat panas. Maka kamu minum seperti unta yang sangat haus minum. Itulah hidangan untuk mereka pada hari Pembalasan."  Kami telah menciptakan kamu, maka mengapa kamu tidak membenarkan (hari berbangkit?).  [QS. Al Waqi'ah 56:51-57]

Allah Ta'ala berfirman yang ertinya;
"Sesungguhnya Kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai siksaan bagi orang-orang yang dzalim."  [QS. Al Shaffat 47:63]

Qatadah berkata Allah memberi khabar mereka bahwa didalam Neraka itu ada pohon. Dan Neraka membakar pohon zaqqum tersebut. Dengan demikian Allah memberitahu bahwa makanan penduduk Neraka tersebut dari api. Telah diriwayatkan dari Ibn Abbas bahwa pohon zaqqum tumbuh mengakar di Neraka Saqar. Al-Hasan berkata bahwa akar pohon zaqqum menancap didasar Neraka Jahanam.

Rasulullah shallallahu alaihi wassalam bersabda; "Seumpama ada setetes dari pohon zaqqum menetes didunia , pasti kehidupan penduduk bumi ini akan musnah. Bagaimana dengan orang yang memakannya? "  [HR. Al Tirmidzi secara mauquf dari Ibn Abbas, shahih]

Hanya kepada Allah kita memohon hidayah dan taufiq dan menyelamatkan kita dari api Neraka.
Ref: Jerat-Jerat Neraka, oleh Ibnu Rajab. Judul asli; Al Takhwiif min al Naar wa al Ta'rif Hal Daar al Bawaar.

November 18, 2013

Peringatan Allah pada Nabi-Nya, jangan jadi penolong bagi orang-orang kafir

"Dan kamu tidak pernah mengharap agar al-Quran diturunkan kepadamu, tetapi ia diturunkan kerana suatu rahmat yang besar dari Rabbmu, sebab itu janganlah kamu sekali-kali menjadi penolong bagi orang-orang kafir. Dan jangan lah sekali-kali mereka dapat menghalangimu dari (menyampaikan) ayat-ayat Allah, sesudah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu, dan serulah mereka ke (jalan) Rabbmu dan janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Rabb."  [QS. Al-Qashash: 86-87].

Allah Subhanahu Wata'ala mengingatkan Nabi-Nya tentang nikmat-nikmat-Nya yang besar kepadanya dan kepada hamba-hamba-Nya dengan diutusnya dia kepada mereka. Dengan sebab di utus Nabi dan wahyu diturunkan kepadanya, itulah rahmat yang paling besar. Dari itu Allah mengingatkan Nabi-Nya jangan sekali-kali jadi penolong pada bagi orang-orang kafir, akan tetapi berpisahlah, jauhilah dan selisihilah mereka. Dan janganlah dia terpengaruh dengan perselisihan mereka dan menghalangi jalannya. Jangan menoleh dan pedulikan pada mereka yang ingkar akan ayat-ayat-Nya.
Tafsir Ibn Katsir ; surah Al-Qashash; 86-87

November 14, 2013

Khutbah Nabi Lima Hari Menjelang Wafat


Lima hari menjelang wafat, Rasulullah shallallahu alaihi wassalam berpidato menerangkan keutamaan Abu Bakar ash-Shiddiq berbanding sahabat lain, ditambah lagi arahan beliau supaya Abu Bakar menjadi imam kaum Muslimin dalam shalat.

Mungkin khutbah ini merupakan pengganti dari keinginan beliau untuk menulis wasiat siapa penggantinya. Selepas mandi, beliau keluar untuk shalat bersama kaum Muslimin, kemudian menyampaikan khutbahnya.

Setelah memuji Allah, beliau berdoa dan memohon ampunan untuk mereka yang terbunuh dalam perang Uhud. Kemudian beliau bersabda;

"Wahai kaum Muhajirin! Sesungguhnya jumlah kalian semakin banyak, sementara Anshar tetap sebagaimana adanya, dan sesungguhnya mereka adalah ibarat rumah tempat kembaliku, oleh kerana itu hormati lah orang-orang yang mulia di antara mereka, dan maafkanlah orang-orang yang berbuat kesalahan dari mereka.
Wahai sekalian manusia! Sesungguhnya ada seorang hamba yang disuruh untuk memilih antara kekal didunia atau memilih apa-apa yang ada di sisi Allah, maka dia memilih apa-apa yang ada di sisi Allah."

Abu Sa'id berkata, "Seketika itu Abu Bakar menangis, dan kami heran mengapa beliau menangis, padahal Rasulullah shallallahu alaihi wassalam hanya menceritakan seorang hamba yang diberi pilihan. Namun akhirnya kami faham bahwa Rasulullah lah sebenarnya hamba yang dimaksudkan, sedangkan Abu Bakar orang yang paling alim di antara kami tentang hal itu."

Dari; Perjalanan Hidup Empat Khalifah Rasul Yang Agung, karya Ibnu Katsir 

November 13, 2013

Pertanyaan Heraklius tentang rahsia kekalahan pasukan Romawi

Ketika berada di Anthakiyah, Heraklius bertanya kepada para pasukan Romawi yang kalah perang, 'Celakah kalian, beritahukan kepadaku tentang musuh yang kalian perangi. Bukankah mereka manusia seperti kalian juga? '
Mereka menjawab, 'Ya!' 
Heraklius kembali bertanya, 'Apakah jumlah kalian lebih banyak daripada jumlah mereka atau sebaliknya? '
Mereka menjawab, 'Jumlah kami lebih banyak berlipat ganda dari jumlah mereka disetiap tempat.'
Heraklius bertanya lagi, 'Jadi kenapa kalian kalah? '

Maka salah seorang ketua dari mereka menjawab, 'Kami kalah disebabkan mereka shalat di malam hari, berpuasa di siang hari, mereka menepati janji, mengajak kepada perbuatan ma'ruf, mencegah dari perbuatan mungkar dan saling jujur sesama mereka. Sementara kita gemar meminum khamar, berzina, mengerjakan segala yang haram, menyalahi janji, menjarah harta, berbuat kezhaliman, menyuruh kepada kemungkaran, melarang dari apa-apa yang diridhai Allah dan kita selalu berbuat kerusakkan di bumi.' 

Mendengar jawaban itu Heraklius berkata,  "Engkau telah berkata benar." [1]

[1] Dikeluarkan oleh Abu Ismail al-Azdi dalam Futuh Asy-Syam, dari Abdillah bin Qurth ats-Tsumali yang telah ikut bertempur pada waktu penaklukan Syam.

Dari Perjalanan Hidup Empat Khalifah Rasul Yang Agung. Judul asli: Al-Bidayah wan Nihayah
karya, Ibnu Katsir.

November 12, 2013

Jangan takut menyampaikan kebenaran.


Sampaikan kebenaran, walaupun itu sesuatu yang pahit.Sabda Nabi shallallahu alaihi wassalam;
“Katakanlah kebenaran walaupun itu pahit.” (HR al-Baihaqi dan Ibn Hibban).
Sebaliknya, menyembunyikan kebenaran (Islam) adalah sebuah tindakan tercela dan terlaknat. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wata'ala yang ertinya: 

"Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati .  [QS. al-Baqarah [2]: 159]
Dan ancaman keras bagi orang yang menyembunyikan keterangan, apalagi jika untuk meraih keuntungan duniawi, azab yang pedih, api yang menyala-nyala dalam perut mereka pada hari Kiamat kelak. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wata'ala :
"Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Allah turunkan, yaitu Al-Kitab, dan menjualnya dengan harga yang murah, mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada Hari Kiamat serta tidak menyucikan mereka dan bagi mereka siksaan yang amat pedih."        [QS. Al-Baqarah: 174]
Dari itu tidak pantas seorang Muslim menyerukan dan menempatkan kedaulatan manusia di atas kedaulatan Allah Subhanahu Wata'ala.
Sebaik ucapan yang menyerukan kepada Islam. Allah Subhanahu Wata'ala tegaskan;
Siapakah yang lebih baik ucapannya dibandingkan dengan orang yang menyeru kepada Allah mengerjakan amal yang shalih dan berkata, "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?"   [QS.Fushilat :33]
Ingatlah : "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar adalah dalam kerugian; kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih serta saling berwasiat dalam kebenaran dan kesabaran ."   [QS. Al-'Ashr: 1-3]
Sebaik dan seindah apapun ucapan dalam pandangan manusia, jika mengandung kebatilan dan kesesatan, ia haram dinyatakan atau disampaikan, apalagi disebarluas dan di propagandakan. Allahul Musta'an . Ref: Tafsir Ibnu Katsir

November 11, 2013

Bolehkah wanita muslimah mentaati aturan-aturan pemerintah yang menyalahi syariat?


Syaikh Ibnu Utsaimin ditanya : Ada surat keputusan dari kekuasaan tertinggi dinegeri saya yang memaksa para pemudi dan seluruh wanita untuk melepaskan hijab, khususnya penutup kepala. Bolehkah bagi saya melaksanakan keputusan itu? Perlu diketahui bahwa yang menyalahi aturan itu akan mendapatkan berbagai sangsi, seperti di keluarkan dari tempat bekerja atau dari sekolah, dimasukkan penjara dan lain-lain.

Jawapan:  Bencana yang terjadi dinegeri anda adalah suatu cobaan bagi seorang hamba.
Allah Subhanahu Wata'ala telah berfirman yang ertinya;

“Apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan; 'Kami telah beriman', sedang mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.”   [QS. Al Ankabut: 2-3]

Menurut saya, hendaknya wanita-wanita muslimah mengabaikan perintah para wali mereka dalam perkara ini, kerana keta'atan kepada ulil amri dalam kemunkaran akan tertolak. 
Allah Subhanahu Wata'ala berfirman yang ertinya;

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri diantara kamu."   

Bila diperhatikan, akan didapati bahwa ayat tersebut menyebutkan: Taati Allah dan taati Rasul-Nya, tanpa menyebutkan kata "taati" untuk ketiga kalinya. Ini menunjukkan keta'atan kepada ulil amri tergantung pada keta'atan Allah dan Rasul-Nya. Jika perintah mereka bertentangan dengan perintah Allah dan Rasul-Nya maka perintah tersebut tidak wajib didengar dan tidak wajib ditaati.

"Tidak boleh taat kepada makhluk dalam perbuatan maksiat kepada Dzat Pencipta."

Sedangkan siksaan yang dialami oleh para wanita dinegeri tersebut, merupakan perkara yang hendaknya mereka bersabar atasnya, dan senantiasa memohon pertolongan Allah dan berdoa kepadaNya agar memberi hidayah kepada ulil amri kepada kebenaran.  Yang saya yakini bahwa pemaksaan ini tidak terjadi apabila wanita tidak keluar dari rumah. Apabila menetap dirumah tentu tidak ada pemaksaan, maka hendaklah menetap dirumah semampu mungkin hingga selamat dari perkara ini. Sedangkan belajar yang menyebabkan adanya suatu maksiat, maka hukumnya tidak boleh. Tapi hendaknya bagi mereka mempelajari yang mereka butuhkan dalam agamanya dan ini bisa dilakukan didalam rumah. 
Dinukil dari Fatwa-Fatwa Wanita, penyusun: Amin bin Yahya al-Wazan.

November 10, 2013

Jangan Dekati Orang Zalim

Nasihat Ibnul Jauzy rahimahullah yang membekas di hati para dai' dan ulama.

{Saya melihat banyak ulama dan ahli kisah yang sempit dunianya mendekati para penguasa untuk mendapatkan sesuap nasi. Sebenarnya, mereka mengetahui bahwa para penguasa itu mengambil harta dengan jalan yang tidak benar pula. Ada diantara mereka bahkan yang berani mengambil hasil pajak yang seharusnya di keluarkan untuk kepentingan umum. Mereka menghamburkan hasil pajak itu untuk kalangan yang tidak ber kepentingan. Mereka memiliki tentara yang digaji dengan jumlah yang tidak wajar, berlebihan....

Kerugian awal yang diderita oleh ulama adalah mereka telah diharamkan bagi diri mereka manfaat ilmu yang diperoleh. Beberapa orang saleh melihat ada seorang alim keluar dari rumah Yahya Khalid al-Barmaki seraya berkata, "Aku berlindung kepada Allah dari ilmu yang tidak bermanfaat. Kenapa? Tidakkah engkau lihat kemungkaran, padahal engkau bisa mencegahnya. Bukankah engkau makan makanan yang dihasilkan dengan cara zalim hingga hatimu menjadi gelap gulita? Engkau telah haramkan dirimu untuk akrab dengan Allah. Lebih dari itu engkau tak bisa menjadi penunjuk bagi orang lain." 

Sebagai contoh, ketika membutuhkan sesuatu, Imam Ahmad keluar mencari cabang pohon kurma yang telah dipotong. Dia sama sekali tidak pernah menerima pemberian pejabat. Ibrahim al-Harbi makan siang dengan makanan sederhana dan mengembalikan 1.000 dinar pemberian Mu'tashim. 

Oleh kerana itu abadi lah jejak mereka. Kesabaran itu kadang sesa'at saja munculnya. Adapun orang-orang yang berfoya-foya dengan berbagai kelezatan, yang mereka terima akan sirna, badan semakin renta dan agama semakin lemah.

Bersabar lah Wahai manusia yang diberi taufiq. Janganlah Anda iri melihat banyak manusia yang mendapat kenikmatan duniawi. Jika Anda memikirkan secara mendalam apa yang mereka capai didunia ternyata banyak yang menjadi hambatan bagi diri mereka sendiri.

Janganlah mudah-mudah membuat takwil, sebab umur Anda didunia sangat pendek.

Tatakala nafsu bergejolak kerana tidak sabar , perdengarkan kepadanya cerita-cerita tentang
 orang yang Zuhud. Dengan itu ia akan merasa tersentuh dan malu, jika memang jiwanya maseh ada kemauan dan kesadaran."}

Dari Shaidul Khathir : oleh Imam Ibnu Al-Jauzy.

November 9, 2013

Orang munafik ragu dan takut akan hukum Allah

"....Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakkan manusia adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan hukum siapakah yang lebih baik daripada hukum Allah bagi orang-orang yang yakin?  
[QS. Al-Maidah; 5:49-50]

Dalam Tafsir Ibnu Katsir, dalam pemaparan hukum orang yang meninggalkan hukum Allah, yaitu tidak berhukum menurut Al-Quran dan As Sunnah, beliau menafsir ayat diatas; 
"Allah Subhanahu Wata'ala menginkari orang yang keluar dari hukum Allah yang tegas dan jelas dan sempurna mencakup seluruh kebaikan, mencegah dari segala keburukan dan berpaling kepada selainnya dari pandangan-pandangan dan istilah-istilah yang dibuat oleh orang-orang tanpa bersandar kepada Syri'at Allah, sebagaimana yang dilakukan oleh kaum jahiliyah yang berhukum kepada kesesatan dan kebodohan yang diletakkan berdasarkan pada pandangan dan hawa nafsu mereka. Maka tidaklah diperbolehkan ia berhukum selain kedua itu baik sedikit maupun banyak." 

Selanjutnya Allah Ta'ala melarang hamba-hamba-Nya yang beriman mengangkat orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin, atau teman karib, sebab, mereka adalah musuh Islam dan musuh pemeluknya ; "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu) ....." 
"Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata; 'Kami takut akan dapat bencana."  [QS. Al-Maidah; 5:52]

Yaitu berupa keraguan dan kemunafikan. Mereka dengan cepat mengangkat orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin, dan mencintai mereka, baik cara lahir maupun bathin kerana mereka takut jika terjadi kemenangan kaum kafir atas kaum Muslimin, mereka akan mendapat perlindungan kaum kafir dan manfaat bagi mereka. 
Allahul Musta'an.
Ref: tafsir Ibnu Katsir surah al-Maidah

Api Dosa selalu berada di bawah arang Maksiat.

Wajib lah bagi seseorang yang cerdas untuk selalu sadar akan akibat maksiat, kerana api selalu ada dibawah arangnya.

Sebuah siksaan mungkin saja ditunda, kemudian datang dengan tiba-tiba, atau mungkin saja siksa itu didatangkan dengan segera. Bersegera lah memadamkan hal-hal yang membakar api dosa dan tak ada yang bisa memadamkan api dosa itu kecuali air mata penyesalan yang tulus.

Semoga dengan demikian diperoleh ampunan sebelum Anda dihakimi oleh Yang Mahaagung.

Lihat Shaidul Kathir ; Ibnul Al-Jauzy.

November 8, 2013

Nabi melarang membunuh empat binatang.

Dalam sebuah isnad shahih, hadith berasal dari Ibnu Abbas radiyallahuanhu, beliau berkata;

Nabi shallallahu alaihi wassalam melarang membunuh empat binatang yaitu :-

Semut, lebah, burung hud-hud dan burung shurad.

[HR. Abu Daud dan Ibnu Majah]

Manusia pertama yang menulis بسم الله الرحمن الرحيم

Allah Subhanahu Wata'ala berfirman yang ertinya;

"Sesungguhnya surat itu dari Sulaiman dan sesungguhnya (isinya) : "Dengan menyebut nama Allah Yang Mahapemurah lagi Mahapenyayang."   [QS. An-Naml:30]

Menurut para ulama salaf, tidak ada seorang pun yang menulis   'Bismillahirrahmaanirrahiim'  sebelum Sulaiman alaihissalam. Maimun bin Mihran berkata sebelum turunya ayat ini, dahulu Nabi shallallahu alaihi wassalam menulis surat dengan باسمك اللهم  (bismika Allahumma). Lalu beliau menulis surat dengan بسم الله  الر حمن الرحيم .
Wallahu a'alam. 

Tafsir Ibnu Katsir ;27:13

November 5, 2013

Hal yang menyebabkan ramai yang mengabaikan Sunnah.

Setelah generasi salaf, muncul generasi yang mengabaikan dan menelantarkan Sunnah disebabkan oleh pola fikir sebagian ulama ahli retorika (kalam) dan kaidah-kaidah yang di ambil oleh para ulama ushul dan para pakar fiqih yang hanya bisa bertaklid kepada yang lain.

Hal inilah yang membuat mereka mengabaikan Sunnah yang akhirnya mempunyai pengaruh besar untuk meragukan keshahihan banyak hadith dan menolak sebagiannya, dengan alasan bertentangan dengan kaidah yang mereka buat. Mereka berani merubah ayat-ayat tanpa merujuk kepada Sunnah dan dijadikan sebagai hukum, justru mereka memutarbaliknya, menyesuaikan Sunnah dengan kaidah mereka. Apabila sesuai, mereka menerimanya dan jika tidak, mereka menolaknya.

Akhirnya terputus lah hubungan mereka dengan Nabi shallallahu alaihi wassalam. Mereka tidak mengenali beliau, tidak mengenal aqidah, sejarah, tata cara ibadah, puasa, shalat Tahajjud, haji, hukum dan fatwa-fatwanya. Ketika ditanya tentang masa'alah terkait dengan hal tersebut, mereka menjawab dengan hadith Dha'if atau hadith tanpa sumbernya, atau sesuai dengan mazhab si fulan. Apabila mereka di ingatkan tentang hadith Dha'if itu, mereka tidak mengindahkan dan enggan merujuk kepada hadith shahih atas alasan yang menyesatkan.

Semua ini disebabkan oleh kaidah dan pokok-pokok pemikiran mereka yang menggunakan logik dan ilmu retorika (kalam).

Wabak ini telah menyebar dan menguasai seluruh negara Islam. Bahkan ditulis di berbagai majalah ilmiah, buku-buku kecil kecuali hanya sedikit skali yang bersih dari wabah tersebut.
Sehingga sulit sekali mendapati orang yang berfatwa sesuai dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah, kecuali hanya sedikit sekali dan itu pun disebut orang aneh.

Justru kebanyakkan mereka bersandar kepada salah satu empat mazhab Hanafi, Hanbali, Maliki, Shafi'e mengambil fatwa yang mana mereka lihat menguntungkan, menurut anggapan mereka. Kadang kala mereka menisbahkannya kepada sesuatu diluar empat mazhab.

Sedangkan Sunnah menjadi sesuatu yang di lupakan, kecuali apabila menggunakannya akan mendatangkan keuntungan pada mereka.
Allahul Musta'an
Ref: Berhujah dengan hadith Ahad dalam masa'alah aqidah dan hukum oleh Syaikh Al-Albani.

November 3, 2013

Perbandingan hati manusia yang tuli dengan gunung yang keras.

"Kalau sekiranya al-Quran diturunkan kepada sebuah gunung, pasti ia akan tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah Subhanahu Wata'ala. [QS. Al-Hasyr: 21.]

Jika gunung yang perkasa dan keras, seandainya ia memahami makna al-Quran, lalu merenungkannya, niscaya akan tunduk terpecah belah kerana takut pada Allah.

Lalu bagaimana pula keadaan hati manusia yang ingkar pada ayat-ayat Allah, padahal dia memahami maknanya?
Allahul Musta'an 

Laki-laki yang paling dibenci Allah.


"Sesungguhnya orang laki-laki yang paling dibenci Allah ialah orang yang paling sengit permusuhannya."
[HR. Bukhari :2457 /Muslim: 2668]
"Sesungguhnya diantara keterangan itu ada yang menyihir."
[HR. Bukhari : 5767/ Muslim: 869]

Kemunafikan yang paling jelek adalah tatkala bersengketa baik dalam hal agama atau hal dunia, seseorang mampu untuk memenangkan kebatilan, membuat kesan pada pendengar, bahwa ia di pihak yang benar, melemahkan kebenaran, dan mengemaskan kebenaran dalam bentuk kebatilan, maka itu termasuk hal haram yang paling buruk.

Di Sunan Abu Daud; 3597; disebutkan hadith dari Ibnu Umar Radhiyallahu Anhuma, dari Nabi shallallahu alaihi wassalam yang bersabda;
"Barangsiapa bersengketa dalam kebatilan padahal ia mengetahuinya, ia selalu dalam kemurkaan Allah hingga ia mencabutnya."

Di riwayat lain Abu Daud,
"Barangsiapa membantu persengketaan dengan dzalim, sungguh ia datang dengan membawa kemarahan Allah ."

"Urusan kalian sepeninggalku akan dipegang orang-orang yang memadamkan sunnah, mengerjakan bid'ah, dan menunda shalat dari waktu-waktunya."  Aku (Ibnu Mas'ud) berkata, "Wahai Rasulullah, jika aku mendapati mereka, apa yang harus aku perbuat?"  Nabi shallallahu alaihi wassalam bersabda, " Tidak ada keta'atan bagi orang yang bermaksiat kepada Allah."

[HR. Ibnu Majah: 2865 / Imam Ahmad dan anaknya Abdullah 1/399-400, Ath-Thabrani. Hadith shahih]
Allahul Musta'an.
Panduan Ilmu dan Hikmah oleh Ibnu Rajab; Judul asli Jami'ul-Ulum wal-Hikam