SUARAKAN YANG HAQ UNTUK MENEGAKKAN YANG HAQ! KERANA YANG ADA HANYALAH YANG HAQ SEMATA ....

April 23, 2014

Bimbingan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ketika menghadapi musibah.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman;
"(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka berkata, 'Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." [QS. Al-Baqarah: 156-157]

Dari sini kita dapati terapi ketika menghadapi musibah ialah :-
PERTAMA, bahwa seorang hamba dan hartanya adalah milik Allah, Dia meminjam kannya pada hamba tersebut.
KEDUA, tempat kembali kita hanyalah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Pasti semua akan mati. 
Jika seseorang hamba memikirkan keduanya, maka itu  adalah sebaik-baik terapi ketika menghadapi musibah. Terapi yang lain ialah memahami hal-hal sebagai berikut.

1.  Seorang hamba harus percaya bahwa Allah pasti akan mengganti suatu musibah yang diterima dengan kenikmatan yang sama atau yang lebih baik dan menyimpannya sebagai tabungan untuknya. Jika dia sabar dan Allah Subhanahu wa Ta'ala menghendaki, pasti balasannya akan lebih baik berlipat kali daripada musibah tersebut.

2.  Untuk menghilangkan rasa putus asa, hendaklah seseorang melihat orang-orang yang ada disekitarnya, serta menyadari bahwa kebahagian dunia adalah mimpi. Jika banyak tertawa, niscaya di akhirat nanti ia akan selalu menangis.

3.   Seorang hamba menyadari bahwa kesusahan itu tidak dapat di tolak, bahkan akan dilipatgandakan pahalanya kelak bila kita bersabar.

4.   Selalu menghibur hatinya dengan mengharapkan ganti dari musibah itu. 

5.   Seorang hamba juga menyadari bahwa pahalanya sesuai dengan apa yang menimpanya. Barangsiapa yang redha dengan musibah, maka dia akan mendapatkan keredha'an Allah. Namun, barangsiapa yang murka maka dia akan mendapatkan murka Allah.

6.   Mengetahui bahwa Zat yang memberikan cobaan ialah Zat yang paling Bijaksana, Maha Penyayang diantara orang-orang yang penyayang. Sehingga, hamba tersebut sedar bahwa Allah mengujinya, bukan untuk membinasakan nya tetapi untuk menguji keimanannya.

7.   Mengetahui kepahitan dunia dan kenikmatan akhirat, serta sebaliknya.

Dikutip dari kitab Mukhtasar Zadul Ma'ad karya Ibnu Qayyim. Sumber: Al-Fawa'id Ibnu Qayyim.

No comments:

Post a Comment