SUARAKAN YANG HAQ UNTUK MENEGAKKAN YANG HAQ! KERANA YANG ADA HANYALAH YANG HAQ SEMATA ....

April 8, 2014

Hadith maudhu' tentang ziarah kubur Nabi seperti menziarahinya semasa hidup

"Barangsiapa menunaikan ibadah haji kemudian menziarahi kubur-ku sepeninggalku, ia seperti menziarahiku ketika aku masih hidup." 

Hadith no. 47 ini satu daripada hadith maudhu' mengenai ziarah kubur Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Syaikh Al-Albani mengatakan sangat lemahnya hadith ini sebab lemahnya Laits bin Abi Sulaim, kerana terbukti mencampur aduk hadith. Sementara Hafsh bin Sulaiman yang dinamakan juga al-Gadhri sangat lemah seperti yang dinyatakan oleh Ibnu Hajar dalam kitabnya at-Tagrib, bahkan Ibnu Muin menyatakan sebagai pendusta dan pemalsu hadith.

Syaikul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan bahwa seluruh hadith yang berkenaan dengan ziarah ke makam Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sangat lemah sehingga tidak dapat dijadikan hujjah. Kerana itu tidak ada satu pun pakar hadith yang meriwayatkannya. Lebih jauh Ibn Taimiyyah mengatakan bahwa kebohongan hadith ini sangat jelas. Sebab, siapa saja yang menziarahi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam semasa hidupnya dan dia seorang Mukmin, berarti ia sahabat beliau. Apalagi bila ia termasuk orang yang berhijrah bersama beliau atau berjihad bersamanya. 

Jadi siapapun orangnya setelah generasi sahabat tidaklah dapat menandingi apalagi melebihi derajat keutamaan sahabat, terutama dalam menjalankan ibadah yang bersifat wajib.

Peringatan dari Syaikh al-Albani:-
Banyak orang menyangka bahwa Ibnu Taimiyah dan umumnya kaum salafiyah melarang berziarah ke makam Rasul. Ini DUSTA dan merupakan tuduhan palsu. Orang yang menelurusi dan membaca karya atau kitab-kitab karangannya akan mengetahui dengan pasti bahwa ia sangat menganjurkan dan menyetujui ziarah kubur Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, selama tidak di barengi dengan amalan-amalan bid'ah. 

{Dari itu tidak dihairankan atas fitnah dan tuduhan batil yang ditujukan pada beliau dari kalangan ahli tasawuf, ahli kalam para pelaku bid'ah} 
Re:  Silsilah Hadith Dhaif dan Maudhu' oleh Syaikh Al-Albani. Hadith no.47, Jilid 1.

No comments:

Post a Comment