Kerana binatang itu berbuat untuk apa yang diciptakan, sedangkan orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, diciptakan untuk beribadah kepada Allah Mahaesa yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Akan tetapi mereka tidak melakukannya, sebaliknya beribadah kepada selain-Nya serta menyekutukan-Nya, padahal telah tegak hujjah bagi mereka dan telah diutus pada Rasul kepada mereka.
Allah Subhanahu Wata'ala berfirman;
"Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai ilahnya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? " [QS. Al-Furqaan: 43]
"Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakkan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya dari binatang ternak itu." [QS. Al-Furqaan: 44]
Orang-orang yang bila saja menilai baik sesuatu dan melihatnya sebagai sesuatu kebaikan dari hawa nafsunya sendiri, menjadikan itu agama dan mazhabnya, keadaan mereka adalah seburuk-buruk kondisi dibandingkan binatang ternak yang digembalakan.
Wallahu a'alam.
Ref: Tafsir Ibnu Katsir ; 25:43-44
No comments:
Post a Comment