SUARAKAN YANG HAQ UNTUK MENEGAKKAN YANG HAQ! KERANA YANG ADA HANYALAH YANG HAQ SEMATA ....

October 31, 2013

"Peliharalah Allah, niscaya Allah akan memeliharamu."

Apabila tidak mempunyai solusi pada sesuatu masa'alah, tidak mempunyai penyelesaian, tidak mempunyai pintu keluar, yang nampak hanya pintu kebuntuhan, maka ingatlah salah satu wasiat Rasulullah shallallahu alaihi wassalam, yang sangat berharga. Wasiat ini tidak hanya ditujukan kepada sekelompok manusia saja, tetapi merangkumi semua lapisan masyarakat termasuk para penguasa dan pemimpin.

Berkata Abdullah bin Abbas radiyallahu anhu;
'Suatu ketika, aku berada di belakang Rasullullah shallallahu alaihi wassalam, maka beliau bersabda;

"Wahai anak kecil, sesungguhnya aku hendak mengajarkan beberapa pelajaran kepadamu. Pelihara lah Allah (pelihara ajaran dan hukum-hukum Allah dengan melaksanakan semua perintah-Nya dan meninggalkan semua larangan-Nya) niscaya Allah akan memeliharamu.
Peliharalah Allah, niscaya kamu akan mendapatkan-Nya di hadapanmu. Kalau kamu memohon, maka mohonlah kepada Allah. Kalau kamu minta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah. Ketahui lah apabila umat ini berhimpun untuk memberikan suatu kebaikan kepadamu, niscaya mereka tidak akan dapat memberikan kebaikan kepadamu, kecuali yang telah Allah tetapkan kepadamu dan apabila mereka berhimpun untuk memberikan suatu kemudharatan kepadamu, niscaya mereka tidak akan dapat memberikan suatu kemudharatan kepadamu, kecuali yang telah Allah tetapkan kepadamu. Pena-pena telah diangkat dan lembaran-lembaran (amal perbuatan manusia) telah kering."
[HR. Tirmidzi no.2516, Ahmad dalam Musnad-nya, 2664, 2758, 2800.  Al-Misykat:5302]

'Maka Allah adalah sebaik-baik Penjaga dan Dia adalah Maha Penyayang diantara para penyanyang.'      [QS. Yusuf: 64]

**Sesungguhnya tidak ada kemuliaan dan kemenangan kecuali dengan melaksanakan agama, menjalankan hukum Al-Quran dan As-Sunnah dengan kefahaman salafussoleh.

Ketika umat Islam memegang teguh ajaran agama,tunduk kepada hukum-hakamnya, yakin kepada ajaran-ajaran dan tujuannya, serta melaksanakan syariat-syariatnya di seluruh bidang kehidupan, niscaya mereka mendapat kemenangan dengan pertolongan Allah yang nyata.

Keadaan generasi akhir umat ini tidak akan baik, kecuali dengan apa yang telah menjadikan baik generasi awalnya.

Namun, Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum, kecuali bila mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. ** petikan dari Khutbah Pilihan Syaikh Utsaimin.

October 29, 2013

Taqwa membuka pintu rezki dan jalan kemudahan.

"Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, Allah akan menjadikannya jalan keluar, dan memberinya rezki dari arah yang tidak diduga-duga."   [QS. Ath-Thalaq: 2-3]

"Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah akan menjadikan kemudahan dalam urusannya."   [QS. Ath-Thalaq: 4]

"Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertaqwa."    [QS. Al-A'Raf: 128]

"Maka bersabar lah, sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertaqwa."    [QS. Hud: 49]

October 23, 2013

Strategi shaitan menelanjangi wanita bag.2

Kerusakan yang ditimbulkan oleh penelanjangan wanita lebih besar daripada penelanjangan laki-laki. Musuh-musuh Islam menyadari hal ini, sehingga mereka mengatakan, "Tidak ada jalan pintas untuk menghancurkan Islam lebih cepat daripada propaganda untuk menyerukan para wanita keluar rumah dan bepergian dengan pakaian yang menampakkan aurat.

Oleh kerana itu kita perhatikan iklan-iklan, promosi,  tertumpu pada mode pakaian wanita dan wanita itu sendiri jadi modelnya walaupun promosi barang yang tidak terkait dengan mereka. Kaum wanita yang sepatutnya menjaga aurat justru di lucuti sepotong demi sepotong. Strategi shaitan untuk menelanjangi wanita terbagi sedemikian rupa menjadi beberapa langkah halus yang tidak disadarinya. Allah Subhanahu Wata'ala berfirman:

"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah shaitan. Dan barangsiapa mengikuti langkah-langkah shaitan, maka sesungguhnya shaitan itu memerintahkan perbuatan keji dan mungkar."    [QS. An-Nuur:21]

Pada hakikatnya shaitan tidak menuntun manusia pada kejahatan terkecuali secara bertahap, melalui langkah-langkah halus.

Pilihan shaitan jatuh pada wanita berhijab yang tidak mengerti apa alasan memakai hijab. Ia tidak mengerti bahwa hijab adalah keimanan dan ketakwaan, keta'atan dan ibadah, kesucian diri, ketertutupan dan rasa malu, pengagungan dan penghargaan, etika dan kesempurnaan, jati diri, serta kehormatan dan kemuliaan.

Shaitan pun menghembus pada hati wanita berhijab, alangkah cantiknya jika hijab diberi berbagai fesen dan warna, tidak semestinya warna yang gelap, di hiasi dengan pernik-pernik, beragam aksesori, berwarna warni, yang bersulam, berenda, berlapis-lapis, di gantung rantai-rantai, manik, sehingga ada yang kelihatan macam pokok krismas.

Shaitan juga membisikkan ke hati-hati para perangcang mode dengan mengkreasi berbagai fesen pakaian yang tidak shari'i diberi label 'busana muslimah'. Model model memaparkan beragam jenis pakaian untuk menarik wanita-wanita yang berhijab, tetapi maseh mahu menampilkan kecantikannya. Melalui majalah, media masa, TV, selalu ditampilkan wanita-wanita cantik sebagai idola.

Ingatlah wahai para wanita, shaitan tidak menyuruh manusia merealisasikan tujuan akhir yang direncanakannya sekaligus, tetapi ia menerapkan strategi bertahap, yakni selangkah demi selangkah (step by step) sebagaimana disebutkan sebelumnya.

Jika bisikan shaitan itu berupa pembicaraan samar yang disenangi oleh jiwa manusia, dan kata hati yang berisi pikiran-pikiran yang rendah, dan bahwa shaitan itu masuk kedalam hati melalui pintu yang disukai manusia.........,   maka apa yang disukai dan senangi oleh wanita?!

Wallahul Musta'an ...
Ref: Awas! Ditelanjangi Setan; oleh Adnan Ath-Tharsyah

October 18, 2013

Mengapa bulan pertama Islam jatuh pada bulan Muharram?

Permulaan penanggalan Islam berlaku sejak masa Amirul Mukminin 'Umar bin Khathab radhiyallahanhu, dimana beliau mengumpulkan orang-orang pada tahun enam belas atau tujuh belas setelah hijrah. Beliau meminta pendapat mereka dari mana dimulai perhitungan penanggalan. Sebagian mengusulkan dari kelahiran Nabi shallallahu alaihi wassalam, sebagian kata dari diutusnya beliau, sebagian mengusulkan dimulai dari hijrah beliau, dan sebagian lagi mengusulkan dimulai dari wafat beliau.

Akan tetapi Amirul Mukminin menguatkan usulan bermula dari hijrah, kerana dengan hijrah itulah Allah memisahkan antara kebenaran dan kebatilan, ia merupakan tahun dimana terbentuk masharakat muslim yang mandiri. Pada tahun itulah terbentuk negara Islam pertama yang dikuasai oleh kaum Muslimin. Maka, pada saat itu terpadu permulaan masa dan tempat.

Kemudian, para sahabat bermusyawarah, mulai dari bulan manakah mereka akan mengawali tahun Hijriyah. Sebagian mengusulkan Rabi'ul Awal, dimana Nabi shallallahu alaihi wasallam berhijrah ke Madinah. Ada mengusulkan bulan Ramadhan, bulan turunnya al-Qur'an. Tetapi Umar, Utsman, dan Ali sependapat permulaan hitungan tahun dengan bulan Muharram. Kerana ia merupakan bulan haram dan jatuh sesudah Dzulhijah yang pada bulan ini kaum Muslimin melaksanakan haji yang dengannya rukun Islam jadi sempurna. Selain itu, ia jatuh sesudah bulan dimana Nabi shallallahu alaihi wassalam membait kaum Anshar untuk berhijrah, dan pembaiatan itu merupakan pendahuluan hijrah. Maka bulan yang paling tepat di ditempatkan sebagai bulan pertama adalah bulan Muharram.

Wahai hamba-hamba Allah! Kita wajib bershukur kepada Allah atas ditetapkannya hisab yang mudah ini untuk kita. Umat Islam juga wajib menciptakan masharakat yang mandiri yang terjiwai dari ruh agama Islam. Hendaklah mereka menjadi umat yang berbeda di tengah umat lainnya, dalam segala hal yang sepatutnya mereka membedakan diri. Seperti dalam akhlak, adab, dan muamalah. Agar umat ini tetap menjadi umat terkemuka dan berkarakter, bukan sebagai pengekor kepada umat lainnya. Bukan sebagai pengikut umat lainnya secara membabi buta, yang tiada mendatangkan manfaat dan tidak menghilangkan mudharat apa pun, selain menampakkannya sebagai umat yang lemah dan penurut, yang melupakan zaman keemasan yang pernah diraih generasi pendahulu mereka. Tidak lah akhir umat ini bisa menjadi baik, kecuali dengan apa yang telah menjadikan baiknya keadaan generasi pendahulunya.

Permulaan hari dimulai sejak tenggelamnya matahari. Permulaan bulan dimulai sejak terlihatnya hilal. Sedangkan permulaan tahun dimulai sejak dilaksanakannya hijrah. Inilah tradisi yang telah berlaku dan dilaksanakan oleh kaum Muslimin serta dijadikan patokan para fuqoha' dalam buku-buku mereka dalam menetapkan jatuh temponya hutang dan lain-lain.
Ringkasan dari Kumpulan Khutbah Pilihan oleh Shaikh Muhammad bin Shalih bin Utsaimin.

October 17, 2013

Bilamana orang-orang lebih sesat jalannya dari binatang ternak!

Kerana binatang itu berbuat untuk apa yang diciptakan, sedangkan orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, diciptakan untuk beribadah kepada Allah Mahaesa yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Akan tetapi mereka tidak melakukannya, sebaliknya beribadah kepada selain-Nya serta menyekutukan-Nya, padahal telah tegak hujjah bagi mereka dan telah diutus pada Rasul kepada mereka.

Allah Subhanahu Wata'ala berfirman;

"Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai ilahnya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? "    [QS. Al-Furqaan: 43]

"Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakkan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya dari binatang ternak itu."      [QS. Al-Furqaan: 44]

Orang-orang yang bila saja menilai baik sesuatu dan melihatnya sebagai sesuatu kebaikan dari hawa nafsunya sendiri, menjadikan itu agama dan mazhabnya, keadaan mereka adalah seburuk-buruk kondisi dibandingkan binatang ternak yang digembalakan.
Wallahu a'alam.
Ref: Tafsir Ibnu Katsir ; 25:43-44

Karekteristik Kaum Munafik

Mereka menampakkan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang tersemat dalam hati mereka. Allah Subhanahu Wata'ala berfirman;

'Dan mereka berkata: "Kami telah beriman kepada Allah dan Rasul, dan kami mentaati (keduanya), kemudian sebagian dari mereka berpaling sesudah itu."   [QS. An-Nuur: 47]

Mereka mengatakan apa-apa yang tidak mereka lakukan. Mereka mengaku mencintai Allah dan Nabi-Nya, tetapi mereka membuat perkara- perkara yang tidak di shariatkan dalam Islam.

Mereka berpaling daripada hidayah yang telah diturunkan Allah kepada Rasul-Nya dan menolak untuk mengikutinya dengan sikap sombong.

"Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya, agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka menolak untuk datang. Tetapi jika keputusan itu untuk (kemaslahatan) mereka, mereka datang kepada Rasul dengan patuh."   
[QS. An-Nuur:48-49]

Mereka akan datang dengan patuh dan ta'at jika keputusan menguntungkan mereka, jika tidak, mereka pun berpaling darinya dan mengajak untuk berhukum kepada yang tidak haq serta menghendaki agar berhukum kepada selain Rasulullah shallallahu alaihi wasallam demi mendukung kebathilan mereka.

"Apakah (ketidakdatangan mereka itu karena) dalam hati mereka ada penyakit; atau ragu-ragu ataukah (kerana) takut kalau-kalau Allah dan Rasul-Nya berlaku dzalim pada mereka? Sebenarnya mereka itulah orang-orang yang dzalim."     [QS. An-Nuur:50]

Mereka telah di jangkiti penyakit keraguan dalam agama ini, atau mereka khawatir Allah dan Rasul-Nya berlaku dzalim dalam menetapkan hukum. Tindakan mereka itu merupakan kekufuran yang nyata.

Salah satu watak dan tabi'at mereka adalah suka berkata dusta, sampai-sampai dalam perkara yang mereka pilih. Mereka menampakkan keta'atan sementara dalam hati mereka bertolak belakang

Dari itu dalam ayat 53, Allah berfirman, "Janganlah kamu bersumpah," kerana keta'atan kalian adalah keta'atan yang sudah dikenal, yaitu ucapan dibibir saja dan tidak akan di lakukan. Setiap kali kalian bersumpah, kalian pasti akan berdusta.' Seperti yang Allah ungkapkan dalam surah Al-Munaafiquun ayat 2. " Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai."

"Katakanlah : Ta'atlah kepada Allah dan ta'atlah kepada Rasul, " yaitu ikutilah Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya.  Wallahu a'alam.
Ref: Tafsir Ibnu Katsir; 24:47-49/50/53.

October 16, 2013

Hukum Ikhtilat

Allah Subhanahu Wata'ala berfirman;

"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya....."  [QS. An-Nuur; 24:30]

"Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendak lah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka..."  [QS. An-Nuur; 24:31]

Ini merupakan perintah Allah Ta'ala kepada hamba-hamba-Nya yang beriman, termasuk wanita-wanita mukminah, agar mereka menahan pandangan dari perkara-perkara yang haram untuk dilihat. Jika tanpa sengaja terpandang perkara yang haram dilihat, maka hendaklah ia segera memalingkan pandangannya.

Oleh sebab itu, sebagian besar ulama berpendapat, wanita tidak boleh melihat kepada lelaki yang bukan mahram, baik disertai dengan syahwat atau tanpa syahwat.

Jika berpandangan tidak dibenarkan, bagaimana pula mereka yang menghalalkan 'pacaran cara Islami.'

Sangat menyedihkan pandangan hari ini, ada para asatizah yang mengatakan larangan ikhtilat tidak sesuai dalam konteks negeri-negeri maju seperti negeri kita.

Memang benar kita tidak dapat menahan atau melarang percampuran dalam bermuamalah seharian, seperti di kenderaan umum, pasar-pasar, mall, sekolah, pejabat, tempat awam, dan banyak tempat lagi.

Tetapi bukankah kita ada pilihan dalam majlis yang kita berupaya membuat pilihan seperti majlis walimah, majlis perjumpaan, dalam ziarah menziarahi sanak saudara, dipisahkan lawan jenis dan seterusnya... Wallahu a'alam.

Dari itu mereka yang mengatakan larangan ikhtilat hanyalah adat sebuah negeri seperti Saudi, tidak praktikkal di negeri kita ini, hanyalah satu alasan saja. Islam itu relevan sepanjang masa, hanya saja ia di politikkan oleh segolongan manusia.
Allahul Musta'an.
Ref: tafsir Ibnu Katsir

October 14, 2013

Empat Hak Jalan

Dalam kitab shahih diriwayatkan dari Abu Sa'id al-Khudri, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

"Hindarilah duduk-duduk di pinggir jalan!"  Mereka berkata;  "Wahai Rasulullah, kami tidak dapat meninggalkannya kerana kami biasa mengobrol (bersimbang) di sana! "

Rasul bersabda; "Jika kalian rasa tak bisa meninggalkannya, maka berilah hak jalan." Mereka bertanya; " Wahai Rasulullah, apa itu hak jalan? "

Beliau bersabda;  " Menundukkan pandangan, menyingkirkan gangguan, menjawab salam, dan amar ma'ruf nahi munkar."

Tafsir Ibnu Katsir mengenai surat An-Nuur ayat 30.

Apabila bacaan dzikir menjadi makhruh.

Para ulama berpendapat bahawa dzikir dengan suara keras hukumnya makhruh apabila hal tersebut mengakibatkan gangguan bagi orang lain yang sedang shalat di masjid.

Imam Ibnu al-Hajj dalam bukunya al-Madkhal berpendapat bahwa hendaklah jemaah dimasjid menghentikan dzikirnya sesa'at sebelum shalat dan sesudahnya atau pada waktu lain kerana hal tersebut mengganggu. Dalam sebuah hadith disebutkan, "Tidak membahayakan dan tidak dibahayakan," maka apa saja yang merupakan gangguan tentu dilarang. Dari itu larangan mengangkat suara (berdzikir) di masjid yang didalamnya terdapat orang yang sedang melaksanakan shalat tidak dipertentangkan lagi oleh para ulama, kerana dzikir dengan suara keras seperti itu akan mengganggu orang lain yang sedang shalat.

Mereka yang tertinggal shalat jemaah satu raka'at atau lebih, pada shalat yang dijaharkan seperti shalat Subuh, Maghrib dan Ishak, maka orang yang masbuq tersebut berdiri untuk melengkapi raka'at yang tertinggal, tidak tidak lagi menguatkan suara, meskipun itu shalat jahr.

Ibnu Hajar, salah seorang pembesar aliran as-Shafi'i berkata, "Yang banyak disunatkan dalam berdoa, berdzikir adalah dengan cara perlahan kecuali kerana keperluan tertentu." Dalam al-Fatawa al-Kubra al-Fiqhiyyah; juz 11, hal 251-252, beliau menyatakan bahwa menguatkan suara dzikir di hadapan orang shalat atau tidur makruh hukumnya, kerana dikhuatirkan suara dzikir yang kuat tersebut akan menyakiti dan mengganggu orang yang sedang shalat atau tidur.

Dalam al-Majmu' karya imam Nawawi disebutkan bahwa dalam hadith dan menurut perkataan para sahabat bahwa disunatkan adalah berdzikir dengan perlahan. Oleh kerana itu imam az-Zarkasyi menyatakan bahwa sunat dalam berdzikir dan berdoa adalah dengan cara perlahan kecuali dalam talbiyah, qunut dan takbir pada malam hari raya Idul Fitri dan Idhul Adha, dan ketika melihat bintang pada tanggal 10Zulhijjah.

Dalam kitab Hasyiyah karya at-Tahthawi, setelah beliau menghuraikan tentang disunnahkannya dzikir di dalam masjid, berkata: "...... perkara itu disebabkan bahwa dzikir dengan suara yang jelas tersebut akan mengganggu orang yang tidur, yang sedang melaksanakan shalat, atau sedang membaca al-Quran seperti yang disebutkan dalam kitab-kitab fiqh.

**Lalu bagaimanakah dengan kebiasaan hari ini di merata-rata masjid setempat, imam-imam, mengeraskan suara melalui microphone, selesai shalat, dengan dzikir dan doa yang tidak atas tuntunan assunnah?

Dari: 100 Faedah Dzikir dan Doa oleh Ibnu Qayyim.

October 13, 2013

Waktu Dzikir yang Paling Baik.

Waktu siang yang paling baik untuk berdzikir ialah waktu shalat Subuh hingga matahari terbit, dan waktu shalat Ashar hingga matahari terbenam, yang mana tidak ada shalat sunnah selepas kedua shalat ini. Oleh kerana itu Allah Subhanahu Wata'ala memerintahkan kaum Muslimin berdzikir kepada-Nya di kedua waktu tersebut;

"Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang."  [QS. Al-Ahzaab:42]

"Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang."   [QS. Al-Insaan:25]

"Dan bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari."   [QS. Ali Imran:41]

"Lalu ia memberi isyarat kepada mereka; hendaklah kalian bertasbih di waktu pagi dan petang."
[QS. Maryam:11]

"Maka bertasbihlah kepada Allah di waktu kalian berada di petang hari dan waktu kalian berada di waktu subuh."   [QS. Ar- Ruum:17]

"Dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi."   [QS. Ghafir:55]

"Dan sebutlah (nama) Tuhanmu di hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara di waktu pagi dan petang dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai."     [QS. Al-A'Raaf: 205]

"Dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya."
[QS. Thaaha: 130]

"Dan bertasbihlah sambil memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam."
[QS. Qaaf: 39]

Dzikir yang paling baik yang dikerjakan di kedua waktu tersebut ialah usai shalat Subuh dan usai shalat Ashar yang merupakan shalat paling utama. Tentang salah satu shalat tersebut ada yang mengatakan shalat 'wustha'.

Dari Jami'ul-Ulum wal-Hikam, (Panduan Ilmu dan Hikmah) oleh Ibnu Rajab; petikan dari uraian hadith kelima puluh, 'hendaklah lidah-mu selalu basah oleh dzikir....'   riwayat Imam Ahmad.

October 12, 2013

Tebasan Pedang Waktu


Dalam kitab Al Jawaabul Kaafi karya Ibnu Qayyim disebutkan bahwa Imam Syafi’i memberi nasehat; 

Waktu laksana pedang. Jika engkau tidak menggunakannya, maka ia yang malah akan menebasmu. Dan dirimu jika tidak tersibukkan dalam kebaikan, pasti akan tersibukkan dalam hal yang sia-sia.”

Ibnu Mas’ud berkata,
Tiada yang pernah kusesali selain keadaan ketika matahari tenggelam, ajalku berkurang, namun amalanku tidak bertambah.

Al Hasan Al Bashri berkata,
Di antara tanda Allah berpaling dari seorang hamba, Allah menjadikannya sibuk dalam hal yang sia-sia sebagai tanda Allah menelantarkannya.”

Sentiasalah kita meminta pada Allah kebaikan pada hari ini dan esok, kerana hanya orang yang mendapatkan taufiq dan pertolongan Allah Ta'ala yang dapat selamat dari tebasan pedang waktu.  Semoga kita dapat memanfaatkan waktu dalam kebaikan. Wallahu waliyyut taufiq.

Mukjizat Nabi yang Paling Agung

Adapun mukjizat Nabi shallallahu alaihi wasallam yang paling agung dan yang paling nyata adalah Al-Qur'an Al-Karim, yang tidak mungkin ada seorang pun mampu membuat seperti itu. Jika mukjizat setiap nabi berakhir dengan meninggalnya, maka mukjizat beliau tetap abadi sepanjang masa.

Mukjizat-mukjizat beliau shallallahu alaihi wasallam yang lain ialah bulan yang terbelah, air yang memancar dari sela-sela jemari, memberi makan orang banyak dengan makanan yang sedikit, menaburkan debu yang hanya segenggam namun mengenai orang (musuh) yang banyak, ratapan pohon kurma, pengabaran beliau tentang hal-hal yang ghaib dan ternyata benar-benar terjadi seperti yang beliau katakan, menyembuhkan mata Qatadah yang buta dengan mengusapkan tangan beliau, hingga matanya semakin bertambah cemerlang. Meniup mata Ali yang sedang sakit hingga langsung sembuh pada saat itu pula, dan masih ada banyak mukjizat lain.

Kita memohon kepada Allah Subhanahu Wata'ala agar Dia memberikan taufiq kepada kita untuk bisa meniru akhlak dan sifat beliau shallallahu alaihi wasallam yang mulia.
Dari Ibnu Qudamah; Minhajul Qashidin

October 11, 2013

Amalan-amalan yang tidak dapat menyelamatkan pembuatnya.

Allah Subhanahu Wata'ala berfirman;

"Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu beterbangan."   [QS. Al-Furqaan; 25:23]

Ibnu Katsir dalam tafsirnya berkata, ini terjadi pada hari Kiamat, di mana Allah menghisap hamba-hamba-Nya atas dasar apa yang mereka amalkan berupa kebaikan dan keburukan. Lalu Dia mengkhabarkan bahwa tidak ada hasil yang akan di raih oleh mereka kaum musyrikin, dari amal-amal yang mereka sangka dapat menyelamatkan. Hal itu disebabkan hilangnya sharat syar'i, baik keikhlasan dalam beramal atau mengikuti syari'at Allah.

Dari itu mereka yang beramal tidak atas tunjuk ajar Nabi shallallahu alaihi wasallam, hanya mengikut prasangka baik sahaja, amalannya tertolak kerana tidak atas dasar Sunnahnya.

Sebagaimana dalam tafsir Ath-Thabari, dikatakan amalan bagaikan debu terlihat seperti bentuk debu jika terkena cahaya matahari dari celah dinding, tapi tak bisa tertangkap dan tersentuh tangan. Wallahu a'lam.

Ref:Tafsir Ibn Katsir; Tafsir Ath-Thabari

October 10, 2013

Tetamu Terakhir!

Sesungguhnya dia datang kepada mu bukan mahukan sesuatu, tetapi untuk menunaikan tugas tertentu. Dia datang tanpa di undang, dan tidak ada yang mampu menolak kedatangannya. Tidak ada tempat bersembunyi dan lari darinya.

Ia tidak ingin apa yang ada pada mu, ia hanya inginkan dirimu!

Itu lah dia malaikat maut!

"Katakanlah, "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa) kalian akan mematikan kalian, kemudian hanya pada Rabb kalian akan di kembalikan."  [QS. as Sajdah;32:11]

"Maka apabila telah tiba ajalnya, (kematian) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kalian kerjakan."
[QS. al-Munafiqun; 63:12]

Adat Fir'auniyah Peringatan Kematian 40 Hari.


Satu daripada adat (Fir'auniyah) yang sangat di utamakan oleh orang-orang Mesir zaman dahulu (penyembah dewa-dewa)  ialah pabila adanya kematian.  "Egyptian Death Ritual ". Oleh kerana mereka sangat prihatin terhadap 'kehidupan' selepas mati, maka mereka yang berkemampuan, tidak langsung mengebumikan mayit-mayit tersebut, sebelum mengadakan satu upacara yang di namakan " Pembukaan Mulut Mayit " (Open Mouth Ceremony), 40 hari selepas mayit itu di-embalmkan. (Embalming)

Mereka mempunyai kepercayaan bahwa upacara ini bisa membuat si mayit, makan, minum, dan bercakap apabila ia 'di hidupkan' kembali kelak. Maka pada hari ke-empat puluh, selepas kematian,  keluarga simati akan membuat makanan, dan mengundang kaum kerabat, dan paderi mereka untuk melakukan upacara 'pembukaan mulut mayit', dengan mencicipkan sejenis makanan kebibirnya.  Wanita-wanita akan meraung-raung, mereka membakar kemenyan wangi-wangian dan menabur bunga-bunga di atas mayit itu.

Mengapa upacara ini adakan pada hari ke 40?

Sebab pada jangka mereka, setelah empat puluh hari selepas mayit itu di bersihkan, dicuci dengan air sungai Nil, di keluarkan otak dan organ dalamannya, di beri bahan pengawet, di oles dengan minyak wangi, dan dibalut dengan kain, ia akan kering, tidak rusak dan membusuk. Selesai upacara itu, barulah 'mummy' itu 'dikebumikan.' 

Namun setelah kedatangan Islam beribu tahun lamanya, budaya memperingati kematian 40hari, ini maseh tersisa lagi dan tersebar luas di seluruh dunia Islam.

Pada hari ini kita lihat ramai muslim yang mengadakan kenduri 40 hari, sebagai memperingati si mati. Adat ini bukan saja tidak ada asalnya dalam Islam, tetapi asal mulanya adalah adat Fir'auniyah. 
Allahul Musta'an.


October 9, 2013

Orang yang tersesat di dunia akan lebih tersesat in akhirat.

Allah Subhanahu Wata'ala berfirman;

"Dan sesiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, nescaya di akhirat nanti dia akan lebih buta pula dan lebih tersesat dari jalan yang benar."  [QS. Al-Israa:72]

Allah Subhanahu Wata'ala menggambarkan bahwa orang yang tersesat di dunia ini, maka dia akan lebih tersesat lagi di akhirat nanti. Manakala, penderitaan di dunia ini tidak akan berlaku jika ia tidak tersesat di dunia dan mengikuti petunjuk-Nya. Petunjuk tersebut wujud bagi mereka yang mempunyai keyakinan yang kukuh, hati yang tenang, dan iman yang hakiki. Sebagaimana dalam ayat lain Allah berfirman:

"Sesiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, maka dia tidak akan sesat dan tidak akan menderita."
[QS. Thaahaa: 123]

Ayat ini menerangkan tidak ada kesesatan dan penderitaan dari orang yang mengikuti petunjuk-Nya secara mutlak. Iaitu, mengikuti petunjuk di dunia, bahagia di akhirat, menderita di dunia, akan menderita di akhirat. Penderitaan di akhirat merupakan akibat daripada penderitaan di dunia. Seorang hamba akan mati sesuai dengan keadaan hidupnya dan di bangkitkan sesuai dengan perbuatannya yang telah lalu. Allah berfirman dalam ayat lain:

"Dan sesiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah dia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghidupkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?" Allah berfirman: "Demikianlah. Telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, lalu kamu melupakannya dan begitu pula hari ini kamu pun di lupakan."      [QS. Thaahaa: 124-126]

Berbahagialah Allah Maha Pemurah; dari Ibnu Qayyim

Strategi Shaitan Menelanjangi Wanita.

Allah Subhanahu Wata'ala berfirman;

"Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi aurat mu."      [QS. al-A'raf; 7:27]

Allah memerintahkan untuk menutup aurat dan terbiasa menutup anggota badan kita. Ajaran-ajaran samawi juga telah menjelaskan keutamaan wanita untuk menutupi auratnya, sebab tubuh wanita itu selalu menjadi tuntutan dan sumber fitnah bagi kaum lelaki.

"Hai anak Adam, jangan sekali-kali kamu dapat di tipu oleh shaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu ayahmu dari shurga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepadanya auratnya. "       [QS. al-A'raf ; 7:27]

Ini adalah peringatan keras dari Allah kepada manusia agar waspada dan tidak membiarkan shaitan memfitnah dirinya. Allah telah menyingkap permainan besar shaitan yang menjadi sumber dari segala kejahatan, bencana, dan kerusakkan. Shaitan memiliki strategi untuk merusak umat dan bangsa serta merobohkan akhlak dan agama dari jiwa manusia:- tidak lain adalah menelanjangi aurat.

Inilah zamannya yang mana Nabi shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda tentang penghuni neraka, "Ada dua golongan penghuni Neraka yang aku belum pernah menyaksikannya......
Kedua, wanita-wanita yang berpakain tetapi mereka itu telanjang, mengajak sesama wanita untuk meniru perbuatannya, wanita-wanita yang menyeleweng, kepala mereka bagaikan punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk shurga dan tidak akan mendapati wanginya...."
[HR. Muslim dlm bab Pakaian dan Perhiasan, Bab Wanita Berpakaian Tetapi Telanjang.]

Ramai wanita hari ini berhijab, tetapi mereka tidak tahu hikmah dan tujuan dibalik perintah menutup seluruh anggota badannya dari pandangan lelaki asing. Ia belum mengetahui bahwa berbukaan dan bertelanjang badan adalah tradisi iblis, jalan shaitan, dan komoditi kaum Yahudi dan Nasrani. Ramai yang berpedoman bahwa hijab hanya pakaian tradisi agama di sebuah negeri saja dan berpendapat bahwa hijab shari'i tidak sesuai dengan kondisi negeri kita.

Dari sinilah shaitan menemukan pintu masuk untuk menyelewengkan definisi hijab sebenarnya. Hijab yang sempurna adalah dengan cara menutup semua anggota badan wanita. Hijab bukanlah semata-mata perhiasan tubuh, tidak berwarna mencolok dan mengundang perhatian, tebal dan tidak tipis sehingga menampakkan warna kulit, longgar dan tidak ketat sehingga menggambarkan bentuk tubuh. Tidak berbau wangi, tidak kesamaan seperti pakaian lelaki, tidak terkesan mewah dan menarik perhatian. **

Wanita laksana permata berharga yang dikhawatirkan akan diketahui oleh mata para pencuri. Oleh sebab itu Allah menutupi dirimu dan mengistimewakanmu dengan hijab, sehingga engkau berbeda dengan wanita-wanita musyrik dan para hamba sahaya, kerana engkau mahal, mulia, dan terhormat.  ** [At-Ta'ari Asy-Syaithani oleh Adnan ath-Tharsyah]

"Sebaik-baik wanita adalah dia yang membuatmu senang saat engkau memandangnya, yang mentaatimu saat engkau memerintahnya, yang menjaga dirinya dan hartamu saat engkau berpergian."  [Shahih Sunnah at-Tirmidzi 480]

Wanita-wanita dan para isteri yang ta'at pada perintah Allah Subhanahu Wata'ala hendaklah kamu mula membatasi dirimu untuk keluar rumah sesuka hatimu sebab Allah Subhanahu Wata'ala berfirman;

Hendaklah kamu tetap di rumahmu.   [QS. al-Ahzab;33:33]

Allahul Musta'an.
Ref: HR Muslim; bab pakaian:  Awas! Di Telanjangi Setan oleh Adnan ath-Tharsyah

October 7, 2013

Reaksi Ulama Salaf Ketika Melihat Api

Ada sebagian ulama salaf apabila melihat api maka langsung berdebar dan berubah kejiwaannya. Allah Ta'ala telah berfirman; "Kami  menjadikan api itu untuk peringatan."
[QS. Al-Waqi'ah:73].
Mujahid dan yang lain berkata; "Maksudnya adalah api yang ada didunia bisa mengingatkan seseorang pada api Neraka."

Abu Hayyan al Tamimi berkata: "Aku telah mendengar sekitar tiga puluh tahun atau lebih, bahwa Abdullah bin Mas'ud melewati orang-orang yang meniup api ubupan (alat peniup api) milik pandai besi. Lantas dia pengsan melihatnya. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad.

Ibn Abi Dunya meriwayatkan dari Sa'ad Ibn al Akhram berkata: "Aku telah berjalan bersama Ibn Mas'ud. Dan kami melewati pandai besi yang sedang meniup api. Lantas Ibn Mas'ud berdiri melihatnya sambil menangis."

Dari Mu'awiyah al Kindiy berkata: 'Atha' al Sulaimy melintasi seorang anak kecil yang sedang memegang nyala api. Lantas ada angin yang meniup api tersebut sehingga mengeluarkan suara kobaran. Ketika 'Atha' mendengar suara kobaran api tersebut, dia langsung jatuh pingsan.

Namun pada hari ini, manusia suka bermain-main dengan api, seperti bunga api. Kita sangat jauh dari orang dahulu, dilalaikan oleh germilapan dunia, kelap-kelip lampu-lampu raya.
Allahul Musta'an ..
Dari: Ibnu Rajab; Al Takhwiif min al Naar wa al Ta'riif Hal Daar al Bawaar. [Jerat-Jerat Neraka]

October 4, 2013

Ilmu yang Wajib diPelajari

Ilmu yang wajib dipelajari ada dua macam.  Pertama, ilmu yang wajib diketahui oleh setiap muslim. Ilmu ini terdiri atas empat macam:-

1.)  Ilmu pokok-pokok iman yang lima, iaitu iman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-Nya, rasul-Nya, dan hari akhir. Barangsiapa yang tidak beriman dengan lima pokok ini, ia tidak beriman dan tidak boleh dipanggil sebagai seorang Mukmin.

2.). Ilmu tentang shariat Islam, seperti ilmu berwudhu, shalat, puasa , haji, zakat, hal hal yang mengikutinya dan membatalkannya.

3.). Tentang lima hal yang diharamkan dan disepakati oleh para nabi, semua shariat, kitab-kitab samawi.."Katakanlah (Muhammad), 'Tuhanku hanya mengharamkan segala perbuatan keji yang terlihat dan tersembunyi, perbuatan dosa, perbuatan dzalim tanpa alasan yang benar, dan (mengharamkan) kamu mempersekutukan Allah dengan sesuatu, sedangkan Dia tidak menurunkan alasan untuk itu, dan (mengharamkan) kamu membicarakan tentang Allah apa yang kamu tidak ketahui." [QS. Al-A'raf;7:33] Itulah beberapa hal yang diharamkan bagi semua manusia di setiap tempat melalui lisan para utusan yang sama sekali tidak boleh dilanggar. Adapun mengenai hal-hal yang lain yang diharamkan dalam waktu luas, seperti makan bangkai, darah, danging babi, dan lainnya tidak termasuk sebab ia boleh dimakan dalam keadaan terpaksa.

4.). Ilmu tentang hukum berinteraksi yang terjadi antara manusia, khusus maupun umum, sesuai dengan perbedaan keadaan manusia dan tempat tinggal-nya. Kewajipan seorang imam tidak sama dengan seorang rakyat, kewajipan seorang lelaki terhadap keluarganya dan tentangganya, orang yang menjalankan jual beli [muamalah].  Adapun kewajipan untuk meninggalkan larangan adalah menyesuaikan amalan yang tidak dilakukan sesuai dengan perintah dan ridha Allah kerana yang diminta adalah tidak melakukannya, baik berusaha tidak mencari perbuatan yang dilarang maupun menahan diri untuk melakukannya. Termasuk dalam kewajipan ini adalah yang berhubung dengan perbuatan hati atau jasad.

Kedua; ilmu yang hukumnya fardhu kifayah (kewajipan yang gugur jika sudah ada yang menjalankan) mengenai kewajipan ini tidak ada aturan yang pasti.

Antara fardhu kifayah dan fardhu 'ain ada kesamaan dan perbedaan. Kesamaan adalah kewajiban itu berlaku untuk semua orang mukallaf, sedangkan perbedaannya adalah wajib 'ain untuk setiap orang. Adapun wajib kifayah gugur apabila ada orang yang melakukannya. Jadi maksud dari ungkapan Allah mewajibkan kepada manusia mempelajari cara memproduksi dan ilmu-ilmu terapan adalah mewajibkan sebagian orang bukan setiap orang.

Dari Kunci Shurga, mencari kebahgiaan dengan ilmu (Miftah Dar As-Sa'dah...)
Karya Ibnu Qayyim 

October 3, 2013

Adab kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam

Ibnul Qayyim mengatakan,
"Termasuk adab kepada Rasulullah adalah tidak mempermasalahkan perkataannya, tapi yang justru di-permasalahkan adalah pemikiran. Hadis Nabi tidak di benturkan dengan qiyas. Justru qiyas-qiyas yang seharusnya diselaraskan dengan hadith-hadith. Juga tidak mentakwil (menyelewengkan ) maksud atau hakikat perkataan Nabi dikeranakan adanya penafsiran-penafsiran yang bersifat khayalan yang oleh pemiliknya di-istilahi sebagai logik. Betul, hal seperti ini justru memang tidak logik, selain itu juga keluar dari kebenaran (al-haq). Menerima apa yang datang dari beliau bukan kerana sesuai dengan pendapat seseorang.
Hal seperti ini justru tidak beradab kepada Nabi, bahkan itulah penganiayaan yang sebenarnya."
Madarij al-Salikin: 2/406

October 2, 2013

Perbezaan peribadahan antara orang-orang Yahudi, Nasrani dan Majusi

Allah Tabaraka wa Ta'ala mengancam orang-orang yang kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dari golongan Yahudi dan Nasrani, dimana mereka memisahkan antara Allah dan Rasul-Nya dalam keimanan. Mereka beriman kepada sebagian Nabi dan mengkafiri sebagian lainnya, kerana semata-mata keinginan, adat istiadat dan tradisi nenek moyang mereka, bukan kerana dalil yang menuntun mereka, karena mereka tidak memiliki jalan apa pun ke arah itu, kecuali semata-mata hawa nafsu dan 'ashabiyah (fanatisme). Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman;

"Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan Rasul-Nya, dan bermaksud membedakan antara (keimanan kepada) Allah dan Rasul-Nya, dengan mengatakan; 'Kami beriman kepada yang sebagian dan kafir terhadap sebagian (yang lain),' serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir itu siksaan yang menghinakan."    [QS. An-Nisaa' :150-151]

Orang Yahudi, semoga laknat Allah atas mereka, beriman kepada para Nabi kecuali Isa alaihissalam dan Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

Sedangkan Nashara beriman kepada para Nabi, dan kafir kepada penutup para Nabi yang mulia Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Kelompok Samiri tidak beriman dengan Nabi mana pun setelah Yusya, pengganti Musa bin 'Imran.

Sedangkan Majusi beriman hanya kepada Nabi mereka yang dikenal dengan nama Zaroaster, kemudian mereka mengkafiri syariatnya lalu syariatnya diangkat dari mereka. Wallahu a'lam.
Ref: Tafsir Ibnu Katsir. QS.4:150-151

Bagaimana Bani Israil berpecah menjadi Empat golongan.


Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):

“Itulah 'Isa putera Maryam, yang mengucapkan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya."   
[QS. Maryam; 19:34]
Dalam tafsirnya, Ibnu Katsir rahimahullah  menyebutkan pendapat Ahlul Kitab tentang 'Isa berbeda-beda, setelah jelas perkataannya dan tegas posisinya bahwa dia adalah hamba dan utusan Allah. 
Dahulu Bani Israil telah sepakat, lalu mereka berpecah menjadi Empat golongan yang masing-masing mengeluarkan orang yang paling berilmu diantara mereka untuk mengemukakan pendapat tentang 'Isa pada waktu 'Isa diangkat. 
1). Kelompok pertama, iaitu Ya'qubiyyah; Mereka berkata, dia ('Isa) adalah Allah yang turun kemuka bumi. Dia menghidupkan orang yang hidup dan mematikan orang yang mati, kemudian dia naik keatas kelangit. Ketiga kelompok lainnya tidak setuju dan menuduh mereka berdusta.
2). Kelompok kedua, Nasthuriyyah; mengatakan 'Isa adalah anak Allah.
3). Kelompok ketiga, Nasrani, tidak setuju dan berkata mereka berdusta dan mendakwa bahwa, "Dia adalah tiga dalam satu (trinitas) yakni konsep trinity. "Allah itu Ilah, 'Isa adalah ilah dan ibunya juga ilah." Mereka ini adalah para Israiliyyat, raja-raja kaum Nasrani, semoga laknat Allah atas mereka. 
4). Kelompok keempat, mereka itulah orang-orang Muslim. 
Maka, setiap tokoh tersebut memiliki pengikut masing-masing, sehingga mereka saling memerangi dan berusaha menindas kaum Muslimin. Kalau para nabi saja mereka bunuh, maka tentu menumpahkan darah kaum muslimin secara umum merupakan perbuatan yang lebih ringan lagi bagi mereka. Sehingga tidaklah mengherankan jika kemudian orang-orang Yahudi di masa kini dengan mudahnya melakukan kedzaliman terhadap kaum Muslimin dimana pun mereka berada.  Wallahu a'lam. 
Ref:Tafsir Ibnu Katsir 

October 1, 2013

Tiga Bentuk Pahala untuk Orang-Orang yang Sabar.

Allah menghimpunkan tiga bentuk pahala untuk orang-orang yang bersabar, yaitu:
shalawat (keberkahan), rahmat dan hidayah.  Dan Dia tidak menghimpunkan nya untuk selain mereka.

Allah Subhanahu Wata'ala berfirman,

"Berikan-lah berita gembira kepada orang-orang yang bersabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan "inna lillahi wa inna ilaihi raji'un." Mereka itu lah yang mendapatkan keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itu-lah orang-orang yang mendapat petunjuk."   [QS. Al-Baqarah: 155-157]

Abu Ali al-Daqqaq berkata, " Beruntung-lah orang-orang yang bersabar dengan kejayaan di dua negeri  (dunia dan akhirat), kerana mereka mendapat kebersamaan bersama Allah."

Seorang ulama salaf, ketika dikunjungi orang-orang atas musibah yang menimpa beliau, mengatakan, "Apakah aku tidak bersabar? Sedangkan Allah menjanjikan kepadaku tiga pahala, jika di hadapi dengan kesabaran, yang masing-masing dari tiga pahala itu lebih baik daripada dunia seisinya."

Semoga kita semua diberi kesabaran dalam menghadapi fitnah dunia yang dipagari dengan kemungkaran, kerusakkan, keburukkan di mana mana . Allahul Musta'an.

Ibnu Qayyim; Sabar dan Shukur: Judul Asli: 'Idah al-Shabirin wa Dzakhirah al- Syakirin.

Orang yang pertama yang membangunkan Ka'abah.

"Dan (ingat lah) ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan) : "Janganlah kamu menyekutukan sesuatupun dengan-Ku dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang tawaf, orang-orang yang beribadah dan orang-orang yang ruku' dan sujud."    [QS. Al-Hajj; 22:26]

Dengan ayat ini kebanyakkan orang berpendapat bahwa Ibrahim alaihissalam adalah orang pertama yang membangunkan Baitul 'Atiq (Ka'bah) dan tidak ada orang lain yang membangun sebelumnya.

Allah Ta'ala menyebutkan bahwa Dia memberikan Ibrahim sebuah tempat di Baitullah, dalam erti Dia memberi arahan kepadanya, menyerahkan dan mengizinkan untuk membangunnya. Sebagaimana yang tercantum dalam ash-Shahihain; dari Abu Dzarr, ia berkata, aku bertanya:   "Ya Rasullullah, masjid apa yang pertama kali di letakkan di bumi? Beliau menjawab; " Masjidil Haram."
Ref: Tafsir Ibnu Katsir.