SUARAKAN YANG HAQ UNTUK MENEGAKKAN YANG HAQ! KERANA YANG ADA HANYALAH YANG HAQ SEMATA ....

February 28, 2015

Allah melarang Nabi-Nya menshalati dan mendo'akan orang munafik.

Allah Azza wa Jalla berfirman;
"Dan janganlah sekali-kali kamu menshalatkan (jenazah) seseorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendo'akan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya, dan mereka mati dalam keadaan fasik."  [QS. At-Taubah:84]

Didalam tafsir Ibnu Katsir rahimahullah diterangkan, Allah Tabaraka Ta'ala memerintahkan Rasul-Nya untuk membebaskan diri dari orang-orang munafik dan tidak menshalatikan seseorang pun yang meninggal dunia dari mereka, serta tidak berdiri diatas kuburnya guna memohonkan ampunan baginya atau mendo'akannya, kerana mereka itu telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka meninggal dunia dalam keadaan kafir.

Hukum ini berlaku bagi siapa saja yang telah diketahui kemunafikannya, meskipun sebab turunya ayat ini berkenaan dengan 'Abdullah bin Ubay bin Salul, pemimpin orang-orang munafik...[Sila lihat Tafsir Ibnu Katsir]

Allah Ta'ala melarang Nabi shallallahu alaihi wa sallam, menshalati dan mendo'akan orang-orang munafik, bagaimana ada manusia sekarang ini yang membenarkan mendo'akan orang-orang kafir, yang telah mati.?
Allahul Musta'an ...

"Hadith shahih sudah kecukupan, kita tidak butuh hadith Dhaif apalagi munkar."

Hadith merupakan rujukan yang kedua setelah al-Quran. Dalam posisi dan fungsinya sebagai salah satu rujukan utama umat Islam, maka keshahihan, kemurniannya sangat menjadi tuntutan. 
Namun hadith-hadith Dhaif (lemah), munkar, (maudhu) sering digunakan atas alasan 'jika matannya baik apa salahnya.' 

Menggunakan hadith Dhaif atau munkar berarti telah berdusta atas nama Nabi shallallahu alaihi wa sallam. 

Seorang ahli (pakar) hadith, Syaikh al Albani rahimahullah berkata; "Perlu di ketahui, bahwa permasalahan pembahasan ini adalah rusaknya akhlak manusia sekarang dan permusuhan mereka yang sengit terhadap Ahli-Sunnah, termasuk para pembela dan penyerunya."

"Pada hadith yang shahih sudah dapat kecukupan, kita tidak butuh lagi kepada hadith yang Dhaif apalagi hadith munkar."

"Apabila setiap amalan yang kita lakukan dilandaskan pada petunjuk dan bimbingan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang tertuang dalam riwayat dan hadith-hadith shahih, maka seketika itu akan jernih lah jiwa kita. Lubuk hati dan benak kita pun akan bersinar. Kita akan terbebas dari segala bentuk penyakit yang tersembunyi yang pernah membuat kita menderita. Penyakit yang diakibatkan oleh hadith-hadith palsu dan Dha'if yang meracuni peribadahan atau bahkan akidah serta pemikiran dan amalan dalam kehidupan kita."

Selain itu, kita harus selalu waspada dan menjaga pendidikan jiwa kita, dengan membiasakan dan menerapkan dalam kehidupan ini pendidikan dan akhlak islamiyah yang benar, yaitu akhlak Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang mulia. Janganlah memberi peluang pada hati dan jiwa kita untuk menerima atau dipengaruhi lainnya, baik yang berasal dari Barat ataupun Timur. 

'Dirikanlah wilayah Islam dalam hati kalian, maka kelak akan terwujud di bumi kalian.' 

Semoga Allah Subhanahu Wata'ala merahmati penulis, pengarang buku Sisilah Hadith Dhai'f dan Maudhu' .... Muhammad Nashiruddin al-Albani .. Rahimahullah ..

February 27, 2015

Asal perkataan 'musik' dari bahasa Yunani.

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda;
"Akan berlaku kepada umatku beberapa kumpulan dan jemaah menghalalkan zina, sutera (dipakai oleh kaum lelaki) khamar (arak), dan ma'azif (alat bunyi-bunyian).
[HR, Shahih Bukhari dan Abu Daud].

Gubahan bunyi yang dipanggil irama, itu dihasilkan dari alat bunyi-bunyian (musical instrument)
Bunyian yang dipanggil 'musik' ini berasal daripada bahasa Yunani, 'Mousike' yang diambil dari nama dewa atau tuhan Yunani kuno yang bernama 'Muses', yang mengikut kepercayaan mereka adalah tuhan mereka yang mengetuai bidang seni dan ilmu.
Walaupun asal musik belum jelas, tapi kita dapat pastikan ia mula digunakan dalam upacara 'keagamaan' masyarakat primitif. 

Budaya musik ini telah mempengaruhi semua aspek kehidupan manusia tidak kira bangsa dan agama. Dahulunya gereja-gereja di Eropah menggunakan musik sebagai satu daripada cara peribadahan mereka. Saat ini orang-orang Muslim menggunakan musik sebagai sarana bertaqarrub pada Allah Ta'ala. Walaupun perkataan musik ditukar atau diganti dengan "seni Islam", ini tidak akan menghilangkan hakikat keharamannya.

Memang terdapat kecenderungan dikalangan manusia untuk membuat-buat helah dalam perkara-perkara agama. Sepertinya tabiat atau perangai orang-orang Yahudi yang suka mencipta helah itu diceritakan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan juga ayat-ayat Quran.
"Allah telah melaknat orang-orang Yahudi, sesungguhnya Allah telah mengharamkan lemak keatas mereka menjualnya, kemudian memakan hasil harga jualannya.  Dan sesungguhnya apabila Allah telah mengharamkan memakan sesuatu ke atas satu-satu kaum, maka Dia juga mengharamkan harganya keatas mereka."
(HR. Ahmad dan Abu Daud daripada Ibnu 'Abbas)

Adalah bermain alat-alat musik itu merupakan kebiasaan orang-orang kafir yang tidak beriman dengan Allah, tidak percaya dengan malaikat-malaikat-Nya, tidak percaya dengan Surga dan Neraka dan tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah. Dari itu kita tidak boleh menyerupai mereka dan terikut-ikut, terutama sekali dalam perkara-perkara yang ditengah oleh Allah seperti perkara musik dan sebagainya.

Semoga orang ramai tidak mudah mengikut dan terpengaruh dengan orang-orang yang mengharuskan alat-alat musik, sekalipun mereka itu terkenal lagi bijak. Mereka sebenarnya adalah pembawa fitnah kepada orang-orang yang suka tunduk kepada hawa nafsu, yang menjadi penganjur dan pengamal budaya baru yang tidak terikat dengan perintah-perintah Allah. 
Allahul Musta'an.
"Dan jika kamu mentaatinya (Rasulullah itu), kamu akan mendapat petunjuk." [QS. an-Nur:54]

February 26, 2015

Tangisan 'Ummu Aiman'.

Dari Anas radiyallahuanhu, ia berkata: "Setelah wafatnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, Abu Bakar radiyallahuanhu berkata kepada Umar radiyallahuanhu; "Mari kita mengunjungi Ummu Aiman (pengasuh dan pembantu beliau semasa kecil), sebagaimana dulu beliau mengunjunginya. Ketika kami menjumpainya, (kami dapati) Ummu Aiman sedang menangis.
Lalu keduanya bertanya:
'Apa yang membuatmu menangis? Bukankah apa yang disisi Allah itu lebih baik bagi Rasulullah?" Ummu Aiman menjawab; "Aku menangis bukan kerana tidak tahu apa yang ada disisi Allah itu lebih baik bagi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, namun aku menangis kerana turunya wahyu dari langit telah terhenti!"
Ternyata ucapan tersebut telah memancing keduanya untuk ikut menangis. Lalu keduanya pun menangis bersamanya.
(HR. Muslim,no. 2454)

Bayangkan Ummu Aiman menangis, sedangkan kami bersenang-senang dan bersenda gurau tanpa tahu kesopanan. Dia belum lagi menyaksikan hadith-hadith beliau dipalsukan dan di dustakan, dia tidak sempat mendengar lagu dan alat-alat musik di alunkan... Allahul Musta'an.
Cerbisan dari; "Musibah Terbesar Ummat Islam" oleh Syaikh Husain bin 'Audah al-'Awaisyah.

Yang Paling digemari manusia ialah yang Paling Terlarang!

Semakin kuat larangan itu semakin kuat pula keinginan untuk melakukannya.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah melarang membuat bid'ah, tetapi perkara-perkara bid'ah lah yang paling digemari manusia...
Nafsu tidak dapat bersabar jika dibatasi. Nafsu sangat sulit jika dikungkung dalam sebuah batasan hukum. Nafsu yang tak dapat dikelolakan, adalah nafsu yang tanpa batasan.
Oleh itu walaupun manusia tahu sesuatu itu haram, dilarang, syirik, namun ia akan terus tenggelam dalam hal-hal yang haram, bahkan seringkali tidak menikmati yang mubah dan menjadi hamba bagi segala yang haram-haram serta cepat terpengaruh olehnya.
Ramai manusia lebih tertarik dan percaya dengan cerita-cerita dogeng, daripada mempercayai sebuah hadith shahih tentang larangan sesuatu perkara... 

Sungguh benarlah sebuah pepatah, "Seseorang cenderung kepada yang dilarang dan sangat rindu dengan apa yang diharamkan." 
Allahul Musta'an.. 

February 25, 2015

Nyanyian santapan nafsu.

Ibnu Qayyim rahimahullah berkata; 
"Dalam nyanyian memang terdapat santapan, namun bukanlah santapan untuk roh bagi para ahli 'makrifat' dan zouq sebagaimana dakwaan orang-orang Sufi, tetapi santapan untuk nafsu. Amat tercela jika seorang 'salik' lebih mementingkan hasrat nafsunya daripada hak Tuhannya ke atas dirinya."
Abul Qasim al-Junaid rahimahullah berkata;
"Semua jalan adalah tertutup kecuali jalan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam." Beliau bersabda, "Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman; "Seandainya mereka mendatangi-Ku dari semua jalan dan berusaha membuka pintu, Aku tidak akan membukanya, sehingga mereka masuk di belakangmu (melalui jalan dan pintu yang kamu lalui)."
Dari 'Menyingkap Hukum Nyanyian' oleh Ibnu Qayyim al-Jauziyyah.

Hidayah Bagi Akal yang Lemah

Imam Ibnul al-Jauziy rahimahullah,berkata:-
"Jika Anda melihat manusia yang memiliki akal yang sangat lemah, janganlah berharap kebaikan darinya. Jika Anda melihat manusia yang memiliki akal namun dikalahkan oleh hawa nafsunya, masih mungkin Anda mengharapkan kebaikan darinya.

Salah satu tanda bahwa seseorang memiliki akal adalah ia melakukan sesuatu berdasarkan pikirannya. Misalnya ia melakukan sesuatu kemungkaran dengan cara sembunyi-sembunyi. Ia selalu berhati-hati dan waspada dalam melakukan banyak hal, menangis tatkala mendengar nasehat-nasehat, dan menghormati orang-orang yang baik agamanya. Jika ia sedar dan menyesal telah melakukan sesuatu, "syaitan" hawa nafsunya kabur dan datanglah "malaikat" akal.
Adapun jika akalnya memang pendek, itu berarti ia tak dapat melihat akibat dari segala pekerjaannya, baik yang didunia maupun yang di akhirat. Ia juga tidak malu kepada manusia jika melakukan kekejian dan tidak bisa mengatur urusan dunianya. Manusia seperti itu sulit diharapkan kebaikannya.

Sedikit sekali manusia semacam itu yang selamat kerana akalnya tertutup oleh hawa nafsunya. Jika suatu saat ia sedar dan ingin kembali, hawa nafsunya akan menguasai jiwanya. Mereka laksana orang pingsan yang sadar namun pingsan kembali."
Dari: 'Shaidul Khathir' [Cara manusia cerdas Menang dalam hidup] oleh Ibnul al-Jauziy

February 24, 2015

Bahaya Mempersendakan Agama!

Dalam tafsir Ibnu Katsir rahimahullah, diceritakan, bahwasanya ada sekelompok manusia yang pernah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam perang Tabuk, di suatu majlis mereka mengatakan: "Kita tidak pernah melihat seperti para qurro' (pembaca) kitab ini yang paling dusta lisannya, paling buncit (rakus) perutnya, paling takut ketika bertemu musuh." Maksud mereka adalah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan para sahabatnya.

Seorang sahabat yang dengar, marah dan pergi untuk memberitahu pada Nabi shallallahu alaihi wa sallam, dan mendapati wahyu telah turun mendahuluinya. Apabila kelompok itu tahu bahwa wahyu telah turun dan baginda shallallahu alaihi wa sallam mengetahui apa terjadi di majlis itu, mereka pun segera datang untuk meminta maaf dan berdiri lah salah seorang dari mereka dan bergantungan di tali pelana unta beliau dalam keadaan beliau mengendarinya, orang itu pun berkata;

"Wahai Rasulullah sesungguhnya kami hanya berbincang-bincang untuk menghilangkan keletihan dalam perjalanan, kami tidak bermaksud untuk memperolok-olok, kami hanya bersenda gurau." Dalam keadaan beliau tidak menoleh sedikitpun kepadanya, beliau membaca ayat ini;

"Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu) tentulah mereka akan menjawab: "Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja." Katakanlah: "Apakah terhadap Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kalian berolok-olok? Tidak usah kalian meminta maaf, kerana sungguh kalian telah Kafir sesudah beriman."   [QS. At-Taubah: 65-66].

Perhatikan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:  "sungguh kalian telah kafir sesudah beriman."

Sebelum ucapan ini mereka orang-orang yang beriman, maka tatkala mengucapkannya mereka jadi murtad dari Islam. Padahal mereka mengatakan ini ; "Hanya senda gurau" kerana perkara agama tidak boleh di buat senda gurau serta main-main. 

Ini merupakan dalil bahwa barangsiapa mencela Allah, Rasul-Nya, Kitab-Nya, atau sedikit saja dari alQur'an dan sunnah, maka dia telah murtad, walaupun senda gurau. Lalu bagaimana orang-orang yang mengatakan,"Sesungguhnya dia tidak murtad melainkan dia niat dihatinya? Seandainya ada yang mencela Allah, Rasul-Nya atau alQur'an, kita tidak boleh menghukumi nya hanya dengan ucapan, lafdz atau perbuatannya, kecuali dia menyakininya. " 

Darimana mereka mendatangkan ucapan semacam ini dan ketentuan ini? Padahal Allah telah menghukumi mereka murtad sedangkan mereka mengatakan "Kami hanya bersenda gurau dan main-main." Mereka orang-orang beriman, berperang bersama Nabi-Nya serta bertauhid, akan tetapi tatkala mereka mengucapkan perkataan seperti ini Allah Ta'ala berfirman ;
"Sesungguhnya kalian kafir setelah beriman." 

Mereka mengucapkan kalimat itu bukan dalam keadaan terpaksa, dipaksa. Jika dalam keadaan bergurau senda, bermain-main, Allah Ta'ala berfirman;  "Sesungguhnya kalian kafir setelah beriman," bagaimana pula jika ada yang mencemuh, mengejek dengan keseriusan! 
Allahul Musta'an
Di edit (tidak merubah isinya) dari risalah Pembatalan Islam oleh Syaikh Fawzan..

February 23, 2015

Pengantar ke shurga akhirat

Ibnu Taimiyyah berkata ; "Sesungguhnya di dunia ini ada satu shurga ~ maksudnya shurga keimanan kepada Allah dan segala apa yang dibawa oleh penghulu kita Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam~. Barangsiapa yang tidak memasukinya ~yakni merealisasikannya didunia~, maka ia tidak akan memasuki shurga akhirat." 

Nukilan dari : "Kerana ilmu mereka rela membujang." Oleh Syaikh Abdul Fattah

Allah telah menamainya syirik; mereka menamakannya meminta syafa'at;

Ramai orang hari ini menganggap bahwa meminta tolong, meminta syafa'at, meminta supaya dikabulkan doa' dari wali-wali, orang-orang salih, nabi-nabi yang sudah mati satu perkara ringan. Mereka bermudah-mudahan dalam hal ini. Apabila dibuat teguran, mereka akan mengatakan,
"Ini bukan syirik! ini hanyalah perantaraan (tawassul) mencari perantara dan syafa'at yang bisa menyampaikan kepada Allah. Ini adalah orang shalih yang punya kedudukan disisi Allah, maka mendekatkan diri kepadanya agar dia mendekatkan diriku kepada Allah." Ini adalah hujjah mereka yang serupa dengan hujjah orang-orang musyrik dahulu:

"Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak beribadah kepada mereka melainkan agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya."  [QS. Az-Zumar:3]

Ini adalah realita yang terjadi, bahwasanya kebanyakan orang yang mengaku Islam dan apa yang mereka lakukan terhadap kubur-kuburan sekarang mereka jadi kannya sebagai perantaraan antara mereka dan Allah.
Masalah ini tersamar atas kebanyakan orang bahkan penuntut ilmu, kerana disana ada para ulama yang membela mereka dan mengatakan ini bukan syirik, yang dimaksudkan syirik adalah beribadah kepada berhala dan mereka ini tidak beribadah kepada berhala. 
Subhanallah, beribadah kepada berhala adalah salah satu jenis dari jenis-jenis perbuatan syirik. Yang dinamakan syirik adalah beribadah kepada selain Allah, sama saja apakah yang di ibadahi berupa berhala, pohon, batu, kuburan, wali, malaikat ataupun orang-orang shalih dan tidaklah yang di maksud syirik itu hanya beribadah kepada berhala saja. 

Allah telah menamainya sebagai perbuatan syirik sedangkan mereka menamakannya meminta syafa'at;
"Dan mereka beribadah selain Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemadharatan kepada mereka dan tidak (pula) mendatangkan kemanfaatan, dan mereka berkata: "Mereka itu adalah pemberi syafa'at kami disisi Allah" Katakanlah: "Apakakah kamu mengkhabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahuinya baik di langit dan di bumi?" Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka mempersekutukan (itu). ". [QS. Yunus: 18]
Re: Syarah Nawaaqidhul Islam oleh Syaikh Salih bin Fawzan al-Fawzan

February 22, 2015

Risalah yang mengelirukan...

Benarkah:-
1) Jika seorang Muslim tidak beri ucap selamat sempena perayaan AGAMA lain, ia suatu kegagalan untuk menghayati sebagian prinsip Islam yang bersifat dinamik, semata-mata kerana sentimen dan emosinya, bukan berdasarkan prinsip sebenar ajaran Islam.
Jawaban:
Mana mungkin seorang Islam beri ucap selamat atas perayaan AGAMA lain seperti yang bermaksud "selamat atas hari kelahiran Nabi Isa anak Tuhan"...
Manakala Allah Berfirman; 
"Hampir-hampir langit pecah kerana ucapan itu, bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh, kerana mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak."  [QS. Maryam :90-91]
Dalam tafsir Ibnu Katsir, diterangkan, hampir saja hal itu terjadi ketika terdengar perkataan-perkataan (tuduhan bahwa Allah mempunyai anak)yang keluar dari MULUT orang-orang yang SANGAT BERDOSA...Ini dasar dalam tauhid bahwa tidak ada Ilah kecuali DIA, tidak ada sekutu bagi-Nya, tidak memiliki anak.... (Lihat tafsir Ibnu Katsir selanjutnya)

2) Ini hanya isu Fiqh, tidak menjejas akidah seorang Muslim! 
Jawaban:
Meniru kaum kafir dalam hal-hal yang menjadi kekhususan mereka atau adat mereka adalah haram dan diancam dengan ancaman yang keras, kerana ini merupakan bentuk wala' kepada mereka. Padahal Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda;
"Siapa menyerupai suatu kaum maka ia termasuk dari mereka." [HR. Ahmad, Abu Daud, dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban]
Ref: Kitab Tauhid oleh Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan.

3) Pengucapan ini bukan satu pengiktirafan atau pemujaan yang boleh menggugurkan akidah seorang Muslim.
Jawaban:
Allah Azza wa Jalla berfirman:- 
"Sungguh telah KAFIR orang-orang yang mengatakan bahwa Allah adalah salah satu dari yang tiga."  [QS. Al-Ma'idah: 73]

4) Dan dalam kehidupan masyarakat majmuk, hal ini (yaitu tidak beri ucap selamat,) boleh menjejas Imej Islam murni, apalagi bila mereka mengucap 'selamat hari raya' pada kita?
Jawaban:
Ketika ada seorang lelaki yang datang meminta fatwa dikeranakan ia telah bernazar memotong hewan di Buwanah (nama sebuah tempat) Nabi shallallahu alaihi wa sallam menyatakan kepadanya:
"Apakah disana ada berhala dari berhala orang Jahiliyyah yang disembah?" Dia menjawab, "Tidak." Beliau bertanya, "Apakah disana tempat dilaksanakannya hari raya dari hari-hari raya mereka?" Dia menjawab, "Tidak." Nabi kemudian bersabda, "Tepatilah nazarmu, kerana sesungguhnya tidak boleh melaksanakan nazar dalam maksiat terhadap Allah dalam hal yang tidak dimiliki oleh anak Adam."(HR. Abu Daud, sanadnya sesuai dengan al-Bukhari dan Muslim)
Bagaimana image Islam boleh terjejas, jika bekas tempat perayaan kaum kafir saja tidak dibenarkan menyembelih hewan?? Apalagi mengucapkan 'selamat atas hari raya mereka?
Allahul Musta'an 

Perbedaan Antara Wala' dan Pergaulan yang Baik.

Permasalahan ini harus diterangkan memandangkan betapa ramainya umat Islam hari ini yang  salah memahamkan konsep al Wala' dengan pergaulan yang baik, telah mencampuradukan antara kebenaran dengan kebatilan. 

Sehingga ada yang mengatakan kita tidak boleh memanggil orang yang bukan Islam sebagai 'kafirun/ kuffar' seolah-olah melulu menghukum mereka, sedang mereka belum secara terang-terangan memusuhi Islam atau membohongi kebenaran ajaran Islam. 

Sesungguhnya, orang-orang yang keliru dalam melihat hakikat itu adalah kerana kurangnya kepekaan mereka terhadap hakikat akidah Islam, sebagaimana kurangnya pemahaman mereka terhadap karakter pergolakan dan tabiat Ahlu Kitab. Mereka juga lalai terhadap rambu-rambu alQur'an yang jelas dan gamblang. 

Mereka mencampuradukan antara toleransi kepada kaum kafir dengan loyalitas yang harus diberikan hanya kepada Allah, Rasul-Nya dan kaum Muslimin. Mereka membuat samar konsep loyalitas (Al Wala') yang jadi garis pemisah antara kaum Muslimin dengan Ahlu Kitab. Sebagaimana mereka salah memahami arti agama, maka mereka juga salah memahami makna toleransi. 
Mereka lupa terhadap apa yang ditegaskan oleh alQur'an, bahwa sebagian Ahlul Kitab adalah penolong bagi yang lain dalam memerangi umat Islam. Ini merupakan perkara baku bagi mereka. Mereka akan selalu mendendam kebencian kepada orang Islam kerana keislamannya. Dan mereka juga tidak akan rela terhadap orang Islam sampai meninggalkan agamanya dan mengikuti agama mereka.

"Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, sehingga kamu menjadi sama (dengan mereka)."  [QS. An-Nisa': 89]

"Sungguh telah KAFIR orang-orang yang mengatakan bahwa Allah adalah salah satu dari yang tiga."  [QS. Al-Ma'idah: 73]

Allah Ta'ala telah menjelaskan kepada kita didalam KitabNya bahwa siapa saja yang memberikan wala'nya kepada orang-orang kafir, maka dia termasuk dari mereka. Allah Tabaraka Wata'ala berfirman;

"Barangsiapa diantara kalian menjadikan mereka sebagai pemimpin, sungguh, dia termasuk golongan mereka."  [QS. Al-Ma'idah: 51].

Hendaknya setiap Muslim yang ta'at mengetahui bahwa agama ini tidak akan berdiri dengan seribu buku tentang Islam yang ditulis atau dengan risalah, atau dengan khutbah dan ceramah serta dengan film-film yang mempromosikan Islam. Akan tetapi, Islam berdiri diatas realita hidup yang dinamis- dan ini tercermin pada orang-orang Islam yang benar- ia adalah perkara yang nyata dapat dilihat oleh pandangan mata, dapat di sentuh oleh tangan dan efeknya dapat dicermati oleh akal. Mereka tidak tertipu oleh orang-orang kafir, orang munafik, mereka tidak tertipu oleh glamournya kebatilan modern... Allahul Musta'an ..
Sumber bacaan: Al-Wala' wal Bara' oleh Syaikh Said al-Qahthani ..

February 20, 2015

Kemunafikan zaman kini!

Allah Ta'ala berfirman seraya mengkhabarkan tentang orang-orang munafik yang selalu memuliakan agama Islam jika datang menghadapkan wajah mereka kepada Rasul-Nya;
"Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah ."  [QS. Munaafiquun; 63:1]

Padahal dalam batin mereka tidak demikian, bahkan sebaliknya. Yakni mereka  berdusta dengan berita yang mereka sampaikan, meskipun sesuai dengan keadaan luar (lahiriyah)nya. Kerana mereka tidak meyakini kebenaran ucapan mereka dan tidak juga membenarkannya.Oleh kerana itu, Allah Ta'ala mendustakan apa yang menjadi keyakinan mereka ;

"Dan Allah mengetahui sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta." [QS. 63:1]
Dusta, adalah sebuah ciri jelas membuktikan pelakunya adalah orang munafik. Sekalipun berdusta dalam bercanda ; "Celakalah orang yang mengobrol dengan orang lain, lalu berdusta untuk membuatnya tertawa. Sungguh celaka, sungguh celaka dia." (HR. Imam Ahmad, no.19519,19542,19551 dalam Musnad Ahmad).

Mereka menjaga diri dengan sumpah palsu, "Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai..." [QS. 63:2] agar kaum Muslimin percaya terhadap apa yang mereka ucapkan sehingga tidak tahu tentang hakikat mereka tertipu dan mengira bahwa ia benar-benar sebagai orang-orang muslim. Bahkan tidak jarang orang-orang yang tertipu itu akan mengerjakan apa yang mereka kerjakan serta membenarkan semua ucapan mereka.

Mengapa ramai manusia percaya dan mengikuti orang-orang munafik ini?
Kerana mereka mempunyai penampilan yang bagus dan sangat fasih berbicara, sehingga jika ada orang yang mendengar mereka, dia akan tertarik pada ucapannya itu kerana unsur sastranya yang tinggi.

"Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka." [QS. 63:4]

Mereka sangat memusuhi orang-orang Islam yang berada diatas kebenaran mengikuti Nabi-Nya. Yang menjadi sifat mereka adalah, secara bathin mereka sama sekali tidak condong dan tidak berpihak kepada Islam. Keadaan itulah yang dapat menimbulkan bahaya yang sangat besar bagi ummat manusia.
"Lalu mereka menghalangi manusia dari jalan Allah. Sesungguhnya sangat buruklah apa yang mereka kerjakan." [QS. 63:2].

"Yang demikian itu adalah kerana sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir, (lagi) lalu hati mereka di kunci mati; kerana itu mereka tidak dapat mengerti. "  [QS. 63:4]
"Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka, semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran) ?" [QS. 63:4]

Orang munafik masa kini, mengejek alQur'an dan Sunnah, melecehkan ulama, orang-orang shalih dan mengincar orang-orang yang ta'at, sebagai kolot, ekstrim, ultra konservatif, dengan terang-terang. Tidak pernah  terdengar mereka membicarakan kaum Yahudi, Nasrani, atau kaum Zindiq. Contoh; bila ada ulama yang mengeluarkan fatwa berdasarkan ayat-ayat alQur'an, bahwa matahari yang mengelilingi dunia, musuh Islam serta orang munafik mencemuh, mengejeknya.. Allahu Akbar! 
Tetapi bilamana ada orang kafir yang membenarkan fakta ini, mereka mendiamkan diri pula..

https://qawaariyyah.wordpress.com/2012/01/26/the-rotation-of-the-earth-shaykh-uthaymeen/

http://sirat-e-mustaqeem.com/openpdf.php?file=9921&token=na05j3t99x5q6nbywjitg6ntikug8q


Dari sini kita lihat bagaimana tanggapan yang berbeza oleh orang munafik, dan juga musuh Islam, terhadap situasi yang sama, bila pelakunya melibatkan orang Muslim dan non Muslim ! Allahul Musta'an..


Sebab itu ditetapkan kemunafikan sebagai sifat mereka, kerana mereka berpaling dari keimanan kepada kekufuran, dan tindakan mereka merubah petunjuk menjadi kesesatan. Sehingga Allah Ta'ala mengunci mati hati mereka, menjadi tidak mengerti sama sekali . Akhirnya, tidak ada satu pun petunjuk yang dapat masuk kedalam hati mereka dan tidak juga ada kebaikan yang dapat diterimanya, sehingga tidak pernah menyadari dan mendapatkan petunjuk.  
[Lihat tafsir Ibnu Katsir, surah al-Munafiqun..]

February 14, 2015

Sesiapa yang bawa apa yang Nabi membawanya akan disakiti...

"Ya. Tidak akan ada seorang pun yang datang dengan membawa apa yang engkau bawa melainkan akan disakiti..." 

Begitulah ungkapan Waraqah bin Naufal, setelah mendengar cerita Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengenai pengalaman beliau ketika didatangi oleh Malaikat Jibril di gua Hira.

Waraqah adalah anak paman Khadijah, saudara laki-laki ayahnya. Dia seorang Nasrani pada masa jahiliyah, berumur lagi buta. Dia menulis sebuah kitab berbahasa Arab dan juga menulis Injil dengan bahasa Arab dengan kehendak Allah Tabaraka Ta'ala. 
Kemudia dia melanjutkan lagi, "Ini adalah Namus (Malaikat Jibril) yang diturunkan kepada Musa. Andai saat itu aku maseh muda. Andai saja nanti aku maseh hidup saat engkau diusir oleh kaummu." Kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bertanya, "Apakah mereka akan mengusirku?" 
Waraqah menjawab, "Ya. Tidak akan ada seorang pun yang datang dengan membawa apa yang engkau bawa melainkan akan disakiti. Dan jika aku maseh hidup pada masamu, niscaya aku akan mendukungmu dengan pertolongan yang sangat besar." ... 
Dan tidak lama kemudian Waraqah meninggalkan dunia dan wahyu terhenti...sehingga Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam benar-benar bersedih hati. 
[Sila lihat Tafsir Ibnu Katsir ; 96:1-5]

February 12, 2015

Tidak akan masuk kedalamnya, kecuali orang yang paling celaka!

"Maka, Kami memperingatkanmu dengan Neraka yang menyala-nyala. Tidak akan masuk kedalamnya kecuali orang yang paling celaka, yang mendustakan (kebenaran) dan (berpaling) dari iman."   [QS. Al-Lail: 14-15]

Dalam Tafsir Ibnu Katsir diterangkan, yakni tidak ada yang memasukinya (Neraka) dengan dikepung api dari semua penjuru melainkan orang yang paling celaka. Yaitu mereka "Yang mendustakan" dengan hatinya, "Dan berpaling" dari amal dengan seluruh anggota tubuhnya dan rukun-rukunnya.

Imam Ibnu Katsir rahimahullah juga membawakan hadith Imam Ahmad rahimahullah yang diriwayatkan dari Abu Hurairah rahimahullah; Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda;

"Setiap umatku akan masuk Shurga pada Hari Kiamat kelak, kecuali orang yang enggan."
Para Sahabat bertanya:
"Siapakah orang yang enggan itu, wahai Rasulullah?"
Beliau menjawab:
"Barangsiapa mentaati ku maka dia akan masuk Shurga dan barangsiapa bermaksiat kepadaku berarti dia telah enggan." (HR. Al-Bukhari).

Mentaatinya adalah dengan mengikuti perbuatan beliau, ajarannya. Kerana perbuatan beliau adalah sunnah dan apa yang ditinggalkannya juga adalah sunnah untuk ditinggalkan (Sunnah Tarqiyah). Contoh; shalat 5 waktu di perintahkan adzan namun untuk shalat Eid Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam (tidak memerintahkannya) tinggalkannya. Banyak lagi perkara-perkara yang beliau tinggalkan namun ramai manusia yang membuat-buatny.. Allahul Musta'an.
Re: Tafsir Ibnu Katsir. 

February 11, 2015

Tanggung jawab pewaris Nabi hari ini

Syaikh Zayd al-Madkhalee rahimahullah berkata:-

Diatas pundak orang-orang berilmu dari Ummat ini ~ pewaris Nabi yang mulia, Rasul-rasul yang agung, dan keindahan bintang-bintang bumi~ untuk mempersiapkan diri mereka untuk menyebarkan petunjuk Allah; yang mana Allah memberi petunjuk kepada sesiapa yang di kehendaki-Nya dari kalangan hamba-Nya di seluruh dunia, Utara ke Selatan, Timur ke Barat!

Keatas merekalah tanggungan menyebarkan risalah ini, tidak teragak-agak dalam menggunakan segala cara (yang syar'i) dalam berdakwah. Masyarakat harus mendapat manfaat dari mereka dalam menjalani kehidupan ini dengan baik dan berberkah.

(Melalui pengetahuan ilmu dan penyebaran nya) orang-orang kafir akan memeluk Islam, yang tanpa haluan akan sedar, yang jahil akan belajar, yang keliru dapat petunjuk dan orang yang melakukan dosa terang-terangan akan merasa malu terhadap Allah. Berapa ramai manusia hari ini yang terkena fitnah dan amat sedikit orang yang mempunyai kelayakan dalam mengobati luka-luka mereka, dan menyembuhkan penyakit syahwat dan Syubuhat mereka, sementara mengharapkan melihat wajah Allah dan Shurga-Nya nanti.
Allahul Musta'an 
https://dawatussalafiyyah.wordpress.com/2015/02/10/it-is-upon-them-to-prepare-themselves-to-spread-the-guidance-of-allah/

February 7, 2015

Mengapa simbol Valentine warna merah?

Setiap tahun pada tanggal masehi 14 Februari, berjuta-juta manusia, termasuk umat Islam, akan meraikan hari yang dikenali sebagai "Hari Valentine". Dimana ia disambut oleh semua peringkat umur, dari kanak-kanak bangku sekolah, remaja, pasangan suami-isteri dan pasangan sama jenis.

Namun kenyataan yang sangat menyedihkan adalah kebanyakan mereka yang turut serta meraihkan tidak pernah mempersoalkan usul tradisi ini. Mereka tidak mahu selidik mengenai sejarah hari Valentine, yang di panggil "Lupercalia" atau "hari serigala" untuk kegilaan seksual dewi Juno, dengan pesta porah, perlecehan kehormatan dan upacara berdarah. 

Mengapa simbol Valentine warna merah? 
Warna "merah" adalah warna darah dan simbol 'red heart' adalah tempat sumber "darah". Adapun simbol "red heart" dan mawar merah, itu bukanlah mewakili jantung sebenarnya tetapi ia satu lambang matrix kewanitaan atau satu kebuk pembukaan kepada "persetubuhan suci". (Chamber of Sacred copulation) ..  Na'uzubillah ...

Oleh itu 14 Februari menjadi hari yang mana nafsu kelamin tidak terkawal. Hari membenarkan perzinahan kerana di anggap "suci" bagi adat kaum kuno..

Dunia Islam hari ini telah terjungkal hingga ke titik kritis dan mengalami kemerosotan dalam hal akidah, kerana generasi kini telah meninggalkan manhaj yang telah dititi oleh Salafush shalih.

Ramai remaja lebih bangga jika berjalan memegang sekuntum mawar merah daripada mengepit sebuah alQur'an. 

Kebelakangan ini ada beberapa paderi yang mewakili gereja mereka, telah bangkit memperingatkan penganut Kristen yang setia, supaya tidak turut serta meraihkan hari Valentine ini kerana ia tidak berasal dari agama mereka.

Maka sepatutnya umat Islam lebih lagi menjauhinya. Sebagai seorang Muslim kita wajib untuk tidak turut serta meraihkan hari ini. Cukuplah kita merayakan dua hari raya Islam yaitu Idul Adha dan Idul Fitri atau hari-hari raya lain seperti hari Jumaat. Kita sama sekali tidak perlu mengimport simbol dan Syiar-Syiar kekafiran.

Malangnya saat ini tidak terdengar dari corong-corong masjid atau badan-badan Islam setempat ada pihak yang memperingatkan masyarakat Islam tentang kemungkaran menyambut hari 'kekasih' ini. Allahul Musta'an ...

February 6, 2015

Hanya orang alim mengikuti ilmu dan sunnah.

Hasan bin Ali al-Barbahari (329H) rahimahullah, berkata;
"Dan ketahuilah! Bahwa ilmu itu bukanlah dengan banyaknya riwayat dan kitab-kitab (tulisan-tulisan). Hanyasanya orang yang alim itu ialah sesiapa yang mengikuti ilmu dan sunnah, sekalipun dia memeliki sedikit ilmu dan kitab. Dan sesiapa yang menyelisihi al-Kitab dan al-Sunnah, maka dia adalah ahli bid'ah, sekalipun dia memiliki ilmu dan kitab yang banyak." 
(Syarhus-Sunnah)
Re: Membela Sunnah Nabawiyah oleh Abdul Wahab bin Bustami.

Jangan bersedih...

"Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita," [QS. At-Taubah: 40]; apa yang engkau khawatirkan wahai Abu Bakar, terhadap dua orang yang Allah sebagai Ketiganya.' (HR. Al-Bukhari, 3653 dan Muslim,2381)

Hadith munkar:- Bendera-bendera Hitam.

"Ada 3 orang yang akan dibunuh dalam kejayaan kalian, dan semuanya anak khalifah, tetapi tidak seorang pun yang terkena. Kemudian muncullah bendera-bendera hitam dari arah timur membunuh kalian dengan pembunuhan yang belum pernah dilakukan oleh suatu kaum. Kemudian mereka menyebutkan sesuatu yang aku tidak menghafalnya. Kemudian beliau bersabda, 'Bila kalian melihatnya baiatlah ia sekalipun kalian harus merangkak diatas salju kerana sesungguhnya ia itu khalifah Tuhan, al-Mahdi.' Kemudian dalam riwayat lain, 'Bila kalian melihat bendera-bendera hitam dari arah Khurasan, datangi lah biar pun dengan merangkak'.... dan seterusnya."  (Hadith no. 85)

Menurut Syaikh al-Albani, Hadith ini MUNKAR. Telah diriwayatkan oleh Ibnu Majah 518, dan al-Hakim 1v/463-464 dari sanad Khalid al-Hidza dari Abi Qalabah. 
Adapun Ahmad dan al-Hakim telah mengeluarkannya dari Ali bin Zaid. Kemudian Imam Ahmad menyatakan lemahnya hadith tersebut. Juga Ibnu Jauzi telah menempatkannya dalam hadith-hadith maudhu'. Adz-Dzahabi berkata, "Aku lihat hadith ini adalah munkar.

Sebenarnya hadith tersebut benar maknanya, namun yang benar adalah tanpa tambahan kalimat, "kerana ia merupakan khalifah Tuhan." Tambahan inilah yang dimaksudkan oleh Dzahabi sebagai munkar, kerana dalam syariat tidak dibenarkan berkata manusia sebagai khalifah Tuhan. Kerana itu Ibnu Taimiyyah telah menjelaskannya panjang lebar dalam kitabnya al-Fatawa al-Kubra 11/416, dengan berkata, " Sungguh banyak orang yang menyangka secara salah seperti Ibnul Arabi bahwa yang dimaksud dengan khalifah adalah khalifah Tuhan, yakni sebagai wakil Tuhan. Allah tidaklah mempunyai wakil. Kerana itu, Abu Bakar dengan tegas membantah ketika di tanya dengan kalimat, 'Wahai Khalifatullah'. Dengan segera dia menjawab, " Aku bukanlah Khalifah Tuhan, tapi khalifah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Cukuplah itu."
Akhirnya Ibnu Taimiyyah mengakhiri fatwanya dengan berkata, " Barangsiapa yang menjadikan-Nya mempunyai khalifah, berarti orang itu telah menyekutukan-Nya, yakni mushrik."
Allahul Musta'an.
Lihat: Silsilah Hadith Dhaif dan Maudhu' Jilid 1 Hadith no. 85; oleh Syaikh al-Albani.

February 4, 2015

Watak orang kafir sebagaimana dijelaskan dalam alQur'an.

"Sesungguhnya orang-orang kafir selalu mendustakan," [QS. Al-Buruuj : 19]

"Dan apabila Quran dibacakan kepada mereka, mereka tidak bersujud, bahkan orang-orang kafir itu mendustakannya."   [QS. Al-Insyiqaaq: 21-22].

"Sesungguhnya alQur'an itu benar-benar firman yang memisahkan antara yang haq dan yang batil, dan sekali-kali dia bukanlah senda gurau. Sesungguhnya orang kafir itu merencanakan tipu daya yang jahat dengan sebenar-benarnya."  [QS. Ath-Thaariq : 13-15].

Antara watak orang-orang kafir adalah, mendustakan, membangkang, dan menolak kebenaran. Mereka selalu berada dalam keraguan, kekufuran dan pembangkangan.*

Selanjutnya Allah Ta'ala memberitahukan tentang orang-orang kafir, bahwa mereka adalah orang -orang yang mendustakannya dan menghalangi manusia dari jalan-Nya. 'Mereka merancanakan tipu daya yang jahat sebenar-benarnya', yakni mereka telah membuat makar terhadap manusia dalam ajakan mereka kepada hal yang bertentangan dengan alQur'an. *
(* Sila lihat Tafsir Ibnu Katsir)

Sehingga saat ini orang-orang kafir senantiasa memerangi agama Islam dan kaum Muslimin dengan berbagai cara, tipu helah,dan propagandanya yang sangat licik sehingga ramai manusia yang tertipu, tidak dapat membedakan olahan tangan kafirin itu sendiri! Allahul Musta'an. 

February 3, 2015

Jangan dengarkan setiap orang 'fasih' bercakap dan mengobrol.

Syakh Muhammad Naasirudin al-Albani berkata;

Saudaraku, masa'alah remaja hari ini, ialah sebagaimana dikatakan dalam Ash-Shaam;

"Kayu-kayu yang mengumpulkan mereka, juga memisahkan mereka, (iaitu mereka berkumpul dan bersurai dengan mudah). 

Mereka tidak bisa mengetahui ilmu dan mengenal orang yang berilmu. Dari itu semua orang yang bercakap dengan fasih mereka perhatian dan mendengarkannya. Ini adalah satu kesilapan. Dari sinilah punca kekeliruan, kerancuan dan seterusnya. Oleh kerana itu kami nasihatkan para remaja, saudaraku, apabila ada pendatang baru berceramah, supaya tidak mendengarkannya. 

Oleh kerana itu saya suka pada ketegasan yang terdapat pada beberapa orang-orang Salaf. Dalam apa? Dalam mereka melarang duduk-duduk dengan ahli bid'ah sehingga mereka takut pada diri mereka sendiri. Ini perkara menakjubkan. Malah mereka bimbang bahwa keraguan dari perdebatan, perbahasan orang-orang yang berada atas kebatilan akan berpaut ke hati-hati yang lain. Siapa dia? Hati Ulama! Jadi bagaimana pula dengan hati orang awam?

Oleh kerana itu, wahai saudaraku, tidak dibenarkan mendengarkan kata-kata mereka. Hanya kita boleh mengatakan; 
"Ada ulama dan penuntut ilmu yang Anda boleh jadikan mereka sebagai patokan dan berbekalkan diri dengan mereka. " 

Kita tidak mengetahui ucapan; "Cukupkanlah diri Anda dengan ini. Sesiapa yang mendengarkan setiap hari, berbagai ucapan yang berbeza mengenai agama, berbeza pendapat setiap hari, maka inilah buktinya kurangnya iman yang benar dalam hati-hati manusia."

Sumber: https://dawatussalafiyyah.wordpress.com/2015/02/02/do-not-listen-to-everyone-who-speaks-and-is-eloquent-and-begins-to-blabber/

Mereka yang mengejek akan diberi balasan yang paling lengkap!

Beragama pada konteks hari ini yang benar dikatakan 'sesat' dan yang sesat dikatakan benar. Kerana Islam telah kembali asing!  Bukan saja orang-orang kafir menghina orang-orang Muslim, malah kaum munafik turut mengejek, mencemuh, mengawasi golongan yang mereka gelar 'salafi Wahabi', konservatif dan seterusnya. Mereka menertawakan orang-orang Mukmin.

Firman Allah Azza wa Jalla yang ertinya;
"Sesungguhnya orang-orang yang berdosa adalah mereka yang dahulunya (didunia) menertawakan orang-orang yang beriman. Dan apabila orang-orang yang beriman, lalu didepan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya. Dan apabila orang-orang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira. Dan apabila mereka melihat orang-orang Mukmin mereka mengatakan; "Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat," padahal orang-orang yang berdosa itu tidak dikirim untuk penjaga bagi orang-orang Mukmin."  [QS. Al-Muthaffifiin : 29-33]

Allah Ta'ala menceritakan tentang orang-orang yang berbuat dosa, dimana ketika masih didunia mereka menertawakan orang-orang yang beriman seraya menghinakan nya, dimana jika mereka melalui orang-orang Mukmin maka mereka saling mengedip-ngedipkan matanya, dengan pengertian menghinakan mereka. Orang-orang yang berbuat dosa itu merasa gembira apabila kembali kepada kaumnya, apa yang mereka cari pasti mereka dapat. 

Meski demikian mereka tidak mensyukuri nikmat yang telah di kurniakan kepada mereka, bahkan mereka justru sibuk menghina dan dengki kepada orang-orang Mukmin. Padahal orang-orang yang berbuat dosa itu tidak dikirim untuk menjaga orang-orang Mukmin, baik itu menyangkut amal perbuatan, ucapan maupun segala sesuatu yang dibebankan kepada mereka. 
Lalu untuk apa mereka menyibukkan diri mengawasi dan memfokuskan pandangan mereka  kepada orang-orang Mukmin?

Oleh kerana itu Allah Ta'ala berfirman; 
"Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman akan mentertawakan orang-orang kafir, mereka (duduk) diatas dipan-dipan sambil memandang. Sesungguhnya orang-orang kafir telah diberi ganjaran terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan."   [QS. Al-Muthaffifiin: 34-36]

Orang-orang kafir itu akan diberi ganjaran atas apa yang telah mereka lakukan terhadap orang-orang Mukmin berupa caci maki dan penghinaan. Mereka akan diberi balasan yang paling lengkap, paling sempurna pada hari itu!  
Ref: tafsir Ibnu Katsir 

February 2, 2015

Pengikut kebenaran itu memang sedikit.

Media berbangga melaporkan 15,000 manusia melimpahi Woodland Stadium kerana menyambut maulid akbar... 

Menjadikan mayoritas sebagai pegangan dan beralasan dengan kebanyakan pengikutnya adalah kerana kejahilan ramai pengikutnya bukan kerana perkara itu yang benar. 

Allah Ta'ala menurunkan ayat yang menentang dan menyatakan batilnya hal itu;
"Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang dimuka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui tentang orang-orang yang mendapat petunjuk. Sesungguhnya Rabbmu, Dia lah yang lebih mengetahui orang-orang yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui tentang orang-orang yang mendapat petunjuk."
[QS. Al-An'am: 166-167].

Maka bagi siapa saja yang memiliki bashirah dan hati, mereka akan melihat kepada dalil, dan akan mengambil apa yang dihasilkan oleh bukti nyata, sekalipun orang-orang yang mengetahui dan tunduk kepadanya jumlahnya sedikit. Dan (sebaliknya) barangsiapa yang mengambil apa yang diikuti oleh mayoritas dan apa-apa yang biasa dilakukan oleh masyarakat umum, tanpa melihat dalil, maka dia salah, dia telah mengikuti jalan orang-orang jahiliyah, yang tercela menurut pandangan orang-orang yang memiliki bashirah. 

Sesungguhnya orang yang mulia itu memang sedikit. Firman Allah Ta'ala yang ertinya;

"Daud berkata sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk di tambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; dan amat sedikit lah mereka ini." 
[QS. Shad: 24]
Ertinya, Allah mengabarkan bahwa para pengikut kebenaran itu memang sedikit; hanya saja jumlah mereka yang sedikit tidak memudaratkan mereka. Allahu Akbar!

Sumber bacaan: "100 Keyakinan Jahiliyah yang di Tentang Nabi shallallahu alaihi wa sallam" oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab disyarahkan oleh al-Allamah Mahmud Syukri al-Ulusi al-Baghdadi.

Tiga jenis hakim

"Hakim-hakim itu ada tiga golongan, dua golongan hakim didalam Neraka dan segolongan didalam syurga, maka hakim yang mengetahui yang haq akan menghakim dengannya maka ia didalam syurga. Hakim yang berhukum atas manusia dengan kejahilannya maka ia didalam Neraka dan hakim yang mengetahui haq tetapi menghakim dengan selain darinya maka didalam Neraka."  (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah.) 

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda;
"Sesungguhnya saya seorang manusia biasa dan kamu mengadukan kepadaku pertelingkahanmu mungkin salah seorang diantara kamu lebih pandai menjelaskan hujah dakwaan nya dari yang lain sehingga saya putuskan baginya sebagaimana keterangan yang saya dengar. Maka siapa yang saya menangkan dengan hak orang lain, sama saja seperti saya memberinya sepotong api Neraka."  (Shahih Bhukhari dan Muslim)

Tidak boleh seseorang yang dijatuhkan hukuman ke atasnya mengambil keputusan tersebut, kerana sesungguhnya dia (hakim) memotong untuknya potongan dari api Neraka. 

Lafaz syari'e dan syariah yang dimaksudkan adalah Kitab dan Sunnah, maka tidak seorangpun dari wali-wali Allah Subhanahu wa Ta'ala atau selainnya membebaskan diri darinya. Oleh itu siapa yang menyangka bahwa seseorang dari wali-wali Allah mempunyai JALAN yang LAIN untuk sampai kepada Allah selain dari mengikuti Muhammad shallallahu alaihi wa sallam secara zahir dan batin maka dia kafir.
Sumber bacaan: 'Antara Wali  Allah & Wali Syaitan' oleh Ibnu Taimiyyah.