SUARAKAN YANG HAQ UNTUK MENEGAKKAN YANG HAQ! KERANA YANG ADA HANYALAH YANG HAQ SEMATA ....

August 30, 2014

Ibnu Arabi dan Ibnu Al Arabi

Ada kerancuan bagi saya antara Ibnu Arabi dan Ibnu Al Arabi. Saya berharap Anda dapat menjelaskan kepada kami perbedaan antara keduanya dan kitab terkenal yang ditulis oleh keduanya ?
Syaikh hafidzahullah menjawab :
Perbedaan antara keduanya jelas sekali. Ibnu Arabi tanpa (al) adalah seorang atheis yang terkenal, orang yang mengatakan wihdatul wujud. Dia termasuk salah satu tokoh sufi ekstrim yang menyeru untuk menjadi atheis dan mengatakan wihdatul wujud. Diantara kitabnya yang paling jelek adalah “Al Futuuhaat Al Makiyyah” dan “Fushushul Hikam”. Kedua kitab tersebut adalah kitab-kitab yang mengajak kepada ajaran atheis yang mengatakan wihdatul wujud, yaitu tidak membedakan antara Khaliq dan Makhluk. Sesungguhnya sesuatu yang ada wujudnya menurut aqidah mereka adalah Allah. Maka Maha Tinggi Allah dari apa yang dia katakan. 
Adapun Ibnu A Al Arabi dengan (al) dia adalah seorang Imam besar yang terkenal : Abu Bakar bin Al Arabi Al Maliki. Beliau memiliki banyak tulisan yang besar, baik dalam bidang hadits maupun tafsir. Beliau juga punya sebuah kitab yang agung dalam membela para sahabat yang beliau namakan : “Al ‘Awaashim minal Qawaashim”. Dalam kitab ini beliau membela Islam dan sahabat Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam, dan ini adalah kitab yang agung. Beliau juga mempunyai kitab “Tafsiir Aayatul Ahkaam” dalam dua jilid besar. Selain itu beliau juga mensyarah sunan At Tirmidzi, dalam kitabnya : “Aaridhul Ahwadzii fii Syarhi Sunan At Tirmidzi”. Kitab-kitab beliau ini semunya ada dan tercetak,Alhamdulillah. Dengan demikian terdapat perbedaan yang nyata antara dua orang ini. Yang pertama adalah orang kafir dan sesat yaitu Ibnu arabi Al Haatimi At Thaai, sedangkan satunya lagi Ibnu Al Arabi, seorang imam besar dan terkenal dengan keistiqamahan, keilmuan dan ketaqwanya rahimahullah.                                          Sumber: Abukarimah.wordpress.com

Kepada siapa syaitan-syaitan itu turun?

"Apakah akan Aku beritakan kepadamu, kepada siapa syaitan-syaitan itu turun?" 
[Asy-Syu'araa:221]

Dalam tafsir Ibnu Katsir rahimahullah, beliau berkata; setelah 
Allah Ta'ala berfirman, berdialog dengan orang-orang musyrik yang mengira bahwa risalah yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tidak benar dan merupakan sesuatu yang dibuat-buatnya atau hasil pemberitaan dari jin. Maka Allah Azza wa Jalla menyucikan diri Rasul-Nya dari tuduhan mereka dan mengingatkan bahwa risalah yang dibawanya adalah benar-benar berasal dari Allah Ta'ala. 
Untuk itu Allah Ta'ala berfirman; 'Apakah akan Aku beritakan kepadamu, " maukah Aku beritahukan kepada kalian: " kepada siapa syaitan-syaitan itu turun?" 

"Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi yang banyak dosa, mereka menghadapkan pendengaran (kepada syaitan) itu, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang pendusta."
[Asy-Syu'araa:222-223]

Yaitu, para pendusta dalam perkataannya, orang yang durjana dalam perbuatannya. Inilah orang-orang yang kepadanya syaitan-syaitan itu turun, yaitu para dukun dan para pendusta fasik yang sejenis dengan mereka kerana syaitan itu pun adalah pendusta yang fasik...
Allaahul Musta'an..
Ref: Tafsir Ibnu Katsir ;22:221-223

August 26, 2014

Tasbihnya burung ..

"Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah, bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) shalat dan tasbihnya, dan Allah Mahamengetahui apa yang mereka kerjakan."  
[An-Nuur; 24:41]
Allah Subhanahu wa Ta'ala mengabarkan, bahwa seluruh makhluk yang ada di langit dan dibumi, mulai dari Malaikat, manusia, jin, hewan sampai benda mati, bertasbih kepada-Nya. Burung bertasbih kepada Rabbnya pada saat terbang di-angkasa, beribadah kepada-Nya dengan ucapan tasbih yang di ilhamkan dan diajarkan kepadanya. Burung itu tahu apa yang harus dilakukan. Sebagaimana firman Allah: 'Masing-masing telah mengetahui (cara) shalat dan tasbihnya,' yakni semua makhluk telah diajari cara dan metode beribadah kepada Allah Azza wa Jalla. 
Didalam ayat yang lain Allah berfirman yang ertinya; 
"Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada didalamnya bertasbih kepada Allah."  
[Al-Israa' :44]
Ref: Tafsir Ibnu Katsir .

Ayat peringatan jangan buat bid'ah! (dalam urusan agama)

" Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih."  [An-Nuur; 24:63]

Erti firman Allah, yakni perintah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, yaitu jalannya, manhajnya, metode nya, Sunnahnya dan syari'atnya. Semua perkataan dan perbuatan diukur dengan perkataan dan perbuatan beliau. Mana yang bersesuaian dengannya harus diterima dan mana yang bertentangan harus di tolak, siapa pun orangnya, seperti yang disebutkan dalam kitab ash-Shahihain, beliau bersabda;
"Barangsiapa mengerjakan amalan yang tidak ada tuntutannya dari kami, maka amal itu di tolak."
Yakni hendaklah orang-orang yang menyelisihi syari'at Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam lahir maupun bathin merasa takut tertimpa fitnah; yakni hati mereka terkena fitnah kekufuran, kemunafikan, atau bid'ah. Sebagaimana yang disebutkan oleh beliau;
"Perumpamaanku dan perumpamaan kalian adalah seperti seorang lelaki yang menyalakan api. Ketika api itu mula menerangi sekitarnya, ia membentengkan tikar. Kemudian kupu-kupu dan serangga-serangga yang biasa jatuh ke api berjatuhan kedalamnya. Lelaki itu cuba mencegahnya, namun serangga itu memperdayakannya, lalu masuk kedalam api. Begitu lah perumpamaanku dengan kalian, aku berusaha mencegah kalian dari api seraya berseru, hindarilah api itu! Namun kalian memperdayaiku, lalu kalian masuk kedalam api."
[HR. Bukhari dan Muslim]

Lalu apa alasanmu kelak, mengerjakan amalan yang tidak ada tuntutan dari beliau shallallahu alaihi wa sallam bilamana banyak ayat-ayat yang menyuruh mengikuti petunjuk Nabi-Nya?

"Katakanlah; 'Ta'atlah kepada Allah dan ta'atlah kepada Rasul,"  [An-Nuur; 24:54]
Yaitu ikutilah Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya....(Lihat tafsir Ibnu Katsir) 

"Sesungguhnya sebenar-benar orang Mukmin adalah orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.." [An-Nuur; 24:62]

Jangan jadikan amalan kalian laksana fatamorgana di tanah yang datar, disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatangi dia tidak mendapati sesuatu apa pun....    Allahul Musta'an ..
Ref; Tafsir Ibnu Katsir

August 25, 2014

Tempat yang paling disukai Allah

"Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang."   [QS. An-Nuur: 36]

Masjid adalah rumah Allah Subhanahu wa Ta'ala, tempat paling disukai Allah, tempat hamba-hamba-Nya beribadah dan mengesakan-Nya. Allah berfirman: 'Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan.." yakni, yang telah diperintahkan untuk dipelihara dan dijaga kebersihannya dari kotoran dan dari perkataan atau perbuatan yang sia-sia yang tidak layak dilakukan di dalamnya. [Tafsir Ibnu Katsir]

Abdullah bin Abbas mengatakan; "Allah melarang perbuatan sia-sia didalamnya." Sementara Qatadah mengatakan; "Maksudnya adalah masjid-masjid yang telah Allah perintahkan untuk membangun, memakmurkan, memuliakan dan menjaga kebersihannya." Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Umar radiyallahuanhu berkata; "Bangunlah masjid untuk masyarakat yang cukup untuk menaungi mereka, janganlah mewarnainya merah atau kuning kerana dapat menganggu kekhusyu'an mereka."  [Lihat tafsir Ibnu Katsir]

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: "Aku tidak diperintah untuk membangun masjid, yakni menghiasinya seperti orang-orang Yahudi dan Nasrani menghiasi tempat ibadah mereka." [HR. Abu Dawud dari Abdullah bin Abbas].

Kalau dihiasi masjid saja dilarang, bagaimana pula sebuah pusat yang ditempatkan didalam sebuah masjid, digunakan untuk perjumpaan antara agama dalam rangka menghangatkan hubungan sesama, mengantarkan penyambutan 'Tahun Baru'. Pusat Harmoni ini juga digunakan untuk penganut agama lain yang ingin mempelajari lebih lanjut tentang agama selain Islam. Hingga saling "hangatnya" hubungan dengan kaum non Muslim  tembok-tembok pusat ini dihiasi dengan bermacam-macam gambar, ada gambar paderi dengan salibnya.

Walhal Allah melarang perbuatan sia-sia di dalam masjid, melarang bergambar, melarang tasyabbuh dengan orang-orang kafir..... 
Allaahul Musta'an ..

August 23, 2014

Apabila kuburan diratakan ramai yang kecam, bila rumah-rumah diratakan, semua diam!

Apabila Syaikh Muhammad Abdul Wahab rahimahumullah, memberentas kesyirikan, meratakan makam-makam yang menjadi tumpuan penyembahan kaum Sufi, ramai orang yang marah dan mengutuk keras akan perbuatan beliau yang hendak menegakkan tauhid dan membasmi syirik. Jolokan 'Wahabi' pun diberikan pada sesiapa saja yang hendak menghidupkan tauhid dan sunnah.

Apabila kuil-kuil, makam kuburan di masjid Djingareyber, Timbaktu Mali, diratakan, PBB, Unesco dan kaum kafirin, munafik, ramai yang marah dan mencela dan menuduh kelompok berkenaan telah melanggar hukum international dan tidak menghargai budaya peninggalan umat manusia dan dituduh telah menghina makam-makam 'wali' dan keramat nya. 

Tetapi anehnya saat terjadi pembantaian kaum Muslim dimana-mana, bangunan-bangunan di musnahkan, sekolah-sekolah dibedal, rumah-rumah diratakan.... Mereka berdiam diri..

 Adakah batu-bata, tembok-tembok kuburan lebih berharga dari darah kaum Muslim di semua belahan dunia? Mengapa perhatian tentang kuburan, makam melebihi perhatian terhadap orang yang masih hidup? 
Allaahul Musta'an.....

August 20, 2014

Peringatan bagi mereka yang menyia-nyiakan umurnya.

Peringatan bagi mereka yang menyia-nyiakan umur mereka yang pendek didunia ini yang tidak dipergunakan untuk berbuat ta'at kepada-Nya dan beribadah hanya kepada-Nya semata, kelak  "Allah bertanya; 'Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal dibumi?' {QS. Al-Mu'minuun: 112}.

Seandainya mereka bersabar selama hidup didunia yang pendek ini, niscaya mereka akan menang sebagaimana para wali-Nya yang bertakwa. "Mereka menjawab; 'Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakan lah kepada orang-orang yang menghitung." {QS. Al-Mu'minuun: 113}. Maka, "Allah berfirman: 'Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui. "  {QS. Al-Mu'minuun: 114}. Yakni dalam waktu yang sangat sebentar sekali.

'Kalau kamu sesungguhnya mengetahui" maksudnya, kerana kalian lebih mengutamakan yang fana dari yang abadi dan kerana kalian bertindak tidak baik terhadap diri kalian sendiri, dan kalian tidak mendapatkan murka selama waktu yang cukup pendek tersebut. Seandainya kalian bersabar untuk berbuat ta'at kepada Allah dan beribadah kepada-Nya, sebagaimana yang didapatkan oleh orang-orang Mukmin. 

Kelak kalian akan ditanya apakah kalian mengira bahwa kalian diciptakan secara sia-sia, tanpa tujuan dan tanpa kehendak serta tanpa hikmah. Yakni untuk hal yang tidak bermanfaat, untuk bermain-main dan berbuat tanpa guna, seperti binatang, tanpa pahala dan juga tanpa siksaan, sebagaimana Allah Ta'ala bertanya; "Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakanmu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?"  {QS. Al-Mu'minuun: 115}.

Tetapi kalian diciptakan untuk beribadah dan mengerjakan  semua perintah-Nya .. "Dan bahwasanya kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? "
Ref: Tafsir Ibnu Katsir; 23:112-115

August 19, 2014

Kaum yang menghimpun dua fitnah:- kubur dan menggambar!

Kuburan merupakan salah satu penghantar kepada kekufuran dan kesyirikan di masa jahiliyah. 
Ibnul Qayyim rahimahumullah berkata: “Termasuk dari tipu daya syaitan yang telah menimpa ramai manusia sehingga tidak ada seorangpun yang selamat-kecuali orang-orang yang dipelihara oleh Allah- yaitu “Apa-apa yang telah dibisikkan para syaitan kepada wali-walinya berupa fitnah kuburan.” (Ighatsatul Lahfan, 1/182).

Fitnah ini bermula dari kaum Nabi Nuh ‘alaihisallam sebagaimana diberitakan oleh Allah Ta’ala :
“Nuh berkata: Ya Rabbku, sesungguhnya mereka telah mendurhakaiku dan telah mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambah kepadanya melainkan kerugian belaka. Dan melakukan tipu daya yang amat besar. Dan mereka berkata jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kalian dan jangan pula sekali-kali kalian meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwa’, Yaghuts, Yauq dan Nasr. Dan sesungguhnya mereka menyesatkan kebanyakan manusia. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang  zalim itu selain kesesatan.” [QS. Nuh: 21-24]

Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhuma dalam riwayat Al-Bukhari menyatakan: “Mereka adalah nama-nama orang shalih dari kaum Nabi Nuh. Ketika orang-orang shalih itu mati, tampillah syaitan menyampaikan kepada orang-orang agar mendirikan di majelis-majelis mereka gambar orang-orang shalih tersebut dan namakanlah dengan nama-nama mereka! Orang-orang pun melakukan hal tersebut dan belum disembah, sampai ketika mereka meninggal dan ilmu semakin dilupakan, maka gambar-gambar itu pun disembah.”

Ibnul Qayyim rahimahullah menyatakan: “Bukan hanya satu ulama salaf yang mengatakan: ‘Mereka adalah orang-orang shalih dari kaum Nuh. Tatkala mereka meninggal, orang-orang i’tikaf di kubur-kubur mereka lalu membuat patung-patung tersebut hingga masa yang sangat panjang, lalu menjadi sesembahan.” Kemudian beliau mengatakan: “Mereka telah menghimpun dua fitnah yaitu fitnah kubur dan fitnah menggambar.” (Ighatsatul Lahfan, 1/184)

August 18, 2014

Siapa yang telah memotong-motong agamanya?

"Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agamamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Rabbmu, maka beribadahlah kepada-Ku. Dan mereka telah memotong-motong urusan (agama) mereka diantara mereka."  [QS. Al-Abiyaa' ;92-93]

Dalam tafsir Ibnu Katsir rahimahullah, para mufassrin berkata; agama kalian ini adalah agama yang satu, sunnah kalian adalah sunnah yang satu dan beribadahlah kepada Allah, Mahaesa yang tidak ada sekutu bagi-Nya dengan berbagai syariat kepada para Rasul-Nya. Sebagaimana Allah Ta'ala berfirman; "Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang." [QS. Al-Maa-idah:48].
Akan tetapi para umat berbeda pendapat dalam menghadapi para Rasul-Nya, yaitu antara orang yang membenarkan dan orang yang mendustakan mereka. 'Dan mereka telah memotong-motong urusan (agama) mereka diantara mereka.' 
[Ada yang membuat bid'ah dan ada yang membuat sunnah beliau]. "Kepada Kamilah masing-masing golongan itu akan kembali.."  [QS. Al-Abiyaa' :93] Masing-masing akan di balas sesuai dengan amalnya... Allahul Musta'an ..
Re: tafsir Ibnu Katsir; 21:92-93.

August 17, 2014

Musuh orang Mukmin yang paling keji!

Musuh orang Mukmin yang paling keji adalah orang-orang munafik, sebab mereka mempunyai lebih dari satu wajah. Orang munafik itu berbahaya, karena lahiriah nya mereka menampilkan sebagai orang beriman, tetapi batinnya membenci orang Mukminin, seperti Abdullah bin Ubay. Orang munafik dapat dilihat dari perilaku, perbuatannya yang mencerminkan tidak selesa dengan orang Mukmin, tidak suka dengan Sunnah Nabi-Nya.

Orang munafik adalah manusia yang paling dibenci oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, sehingga mereka ditempatkan di Neraka yang paling bawah..kerak Neraka.

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempat-kan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka, dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.” [An Nisa', 4: 145]
Selain mempunyai lebih dari satu wajah, mereka juga manusia yang paling keras bila bermusuhan, terutama dengan para penegak syariah Islam;
“Wahai Muhammad, apabila ada yang berkata kepada mereka (kaum Yahudi dan Nasrani): “Marilah kalian mengikuti Al-Qur’an dan syari’at yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya,” niscaya kamu saksikan orang-orang munafik dari golongan mereka mengingkari kamu dengan sangat kerasnya.” [An Nisa', 4: 61]
Kelompok ini dapat dikenali dengan ciri-ciri mereka, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam;
“Tanda orang munafik ada tiga, apabila seseorang diberi amanat, ia khianat; apabila berbicara, ia dusta; apabila berjanji, ia tidak menepatinya; dan apabila berdebat, ia akan berbuat curang.” [HR. Mutafaq'alaih]. 
Ciri-ciri kemunafikan yang lainnya adalah, bahwasanya tidak akan ada seorang pun yang lepas dari celaan dan ejekan mereka dalam SEGALA hal. Sesungguhnya orang munafik adalah orang yang penuh dengan kepalsuan, penuh dengan rekayasa dan lebih sibuk membangun topeng. Karenanya tidak sedikit orang-orang mukmin yang tertipu. Disatu ketika mereka perlihatkan kebaikan-kebaikan pada orang mukmin, dan saat yang sama mereka membuat rencana jahat terhadap kaum Muslimin. 
Mereka bermuka-muka dengan kaum kafirin, musyrikin dan seperti lalang ditiup angin,  mereka akan condong ke pihak yang mereka anggap dapat memberi lebih manfaat. Mereka hendak menipu Allah, tapi Allah Ta'ala Mahamengetahui tipu daya mereka.... 

“Orang-orang munafik selalu menyangka dapat menipu Allah. Dan Allah menghancurkan tipu daya mereka.”   [An Nisaa:142]....Allaahul Musta'an 

August 14, 2014

Bagaimana syaitan menjauhkan manusia dari Sunnah!

Syaitan sengaja mengkaburkan manusia melalui penyakit waswas. Tujuan Waswas ialah menimbulkan keraguan dalam hati seseorang, adakah perbuatan yang dilakukannya itu perbuatan keta'atan ataupun maksiat, adakah ia merupakan amalan yang mendekatkan diri kepada Allah? Ataupun adakah ianya amalan bid'ah? 

Maka yang jelas dan nyata ialah mengikuti jalan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengikut sunnah yang telah ditunjukkan oleh baginda sama ada berupa perbuatan ataupun ucapan.  Barangsiapa yang mahu meninggalkan perkara yang syubhat, maka dia harus menggantikannya dengan perkara yang jelas. Bagaimana orang dapat meninggalkan perkara yang syubhat padahal dia meninggalkan sunnah, berpegang pada perkara yang bid'ah yang samar, tiada penjelasan atau contoh dari beliau. 

Sebaliknya mereka berpegang pada pendapat-pendapat guru-guru, syaikh-syaikh mereka ataupun amalan tradisi yang sudah dibudayakan bertahun-tahun. Beginilah syaitan berusaha menggoda manusia supaya mereka tidak mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Mereka dihasut bahwa apa yang dijelaskan oleh sunnah Rasulullah itu belum memadai, tetapi harus ditambah dengan sesuatu yang lain. Akibatnya, timbul perasaan dan sangkaan yang berbelah bagi. Tapi mereka yang tegas diatas manhaj beliau, tiadalah ia terkabur dengan perkara-perkara syubhat yang tidak ada sumbernya dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Allahul Musta'an.
Dari: "Bahaya Penyakit Waswas." Oleh Ibnu Qayyim.

Manusia pertama membuat baju besi.

"Dan telah Kami ajarkan kepada Dawud membuat  baju besi untukmu, guna memeliharamu dalam peperangan; Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah).  [QS. Al-Anbiyaa' : 80].

Dalam Tafsir Ibnu Katsir rahimahullah, Qatadah berkata; 'Dahulu baju baju-baju perang hanya berupa tameng'.  Nabi Dawud adalah manusia awal pertama diilhamkan oleh Allah Ta'ala untuk menjadikannya sebuah baju sebagaimana Allah Ta'ala berfirman; "Dan Kami melunak kan besi untuknya, yaitu buat lah baju besi yang besar-besar dan ukur lah anyamannya,"  [QS. Saba' : 10-11]. Yaitu janganlah memperluas lingkarannya, tautkan dengan paku dan jangan tebalkan pakunya. Dari itu "maka hendaklah kamu mensyukuri," yaitu atas nikmat nikmat Allah kepada kalian, ketika Dia memberikan ilham kepada hamba-Nya, Dawud, lalu Dia ajarkan hal itu pada kalian. 
Dan pada hari ini, manusia mengembangkan idea dengan membuat "anti bullet vest", atau baju penahan peluru..
Ref: Tafsir Ibnu Katsir ; 21:80

Jalan yang lurus adalah dengan mengikuti sunnah Rasul-Nya.

"Hai anak cucu Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua-dua ibu bapamu daripada shurga."  [QS. Al-A'raf :27]
Dalam ayat diatas Allah Subhanahu wa Ta'ala memberitahu kita apa yang telah dilakukan oleh syaitan terhadap kedua-dua ibu bapa kita sebagai suatu peringatan agar kita tidak mengikuti jejak syaitan. Sebaliknya Allah memerintahkan kita agar mengikuti jalan-Nya yang lurus dan melarang mengikuti jalan selain daripada itu. Dia berfirman;

"Dan bahawa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah ia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), kerana jalan itu mencerai-beraikan kamu daripada jalanNya."   [QS. Al-An'am: 153]

Jalan Allah Ta'ala yang lurus tidak lain ialah jalan yang ditempuhi oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabat baginda, berdasarkan firman Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Agung: 
"Sesungguhnya kamu benar-benar berada di atas jalan yang lurus."  [QS. Al-Hajj : 67]
"Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus." 
[QS. Al-Syura: 52].

Barangsiapa mengikuti sunnah Rasul-Nya dalam ucapan dan tindakannya, berarti dia telah melalui jalan Allah Ta'ala yang lurus. Dia termasuk orang yang dicintai oleh Allah Ta'ala dan diampuni dosa-dosanya.  Sebaliknya orang yang menyelisihi, menyalahi sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam ucapan, perbuatannya, berarti dia adalah orang yang melakukan bid'ah, pengikut syaitan dan bukan golongan orang yang dijanjikan Allah dengan shurga, ke ampunan dan kebaikan yang melimpah ruah.
Dari; 'Bahaya Penyakit Waswas' oleh Ibnu Qayyim.

August 12, 2014

Wanita Nasrani dilarang pakai celana ke gereja, bagaimana pakaian muslimah ke masjid?



Dua Uskup dari gereja 'Abbasiya Coptic Catheral' di Mesir telah mengeluarkan larangan bagi  wanita-wanita berusia 11 tahun keatas tidak dibenarkan memakai celana panjang, blaus, dan make-up, semasa 'sakramen jamuan kudus' di gereja-gereja mereka.  Mereka juga di nasehati supaya memakai 'pakaian yang sopan' bertudung sebagaimana pakaian wanita Muslim.

Isu pakaian ini bukan lah satu isu baru. Pada 2012, Uskup Bishoy juga telah menyuarakan kepada wanita-wanita Nasrani supaya ber 'pakaian sopan' dan mengambil contoh dari pakaian biarawati mereka. Sebagaimana yang dijangkakan, isu ini telah mendapat tentangan dari wanita-wanita itu.
Mereka melabel Uskup-Uskup ini sebagai " Salafist Orthodox Bishop".. 

Jika wanita-wanita Nasrani saja disuruh berpakaian sopan, bagaimana pula pakaian muslimah kita? Bukankah mereka lebih berhak dan lebih patut menjaga aurat dan tidak bertabarruj? Tapi pakaian muslimah pada hari ini sangat menyedihkan, mereka ke masjid seolah-olah ke pesta. Tidak ada lembaga atau badan islam, para asatizah yang ambil berat tentang cara berpakaian wanita kita... Pokoknya asal mereka berpakaian, tidak kira balut aurat atau tutup aurat...
 Allahul mustaan!

August 8, 2014

Fatwa MUI Haramkan "Jilbab" (yang tidak syar'i)

Majlis Ulama Indonesia (MUI) secara tegas telah mengeluarkan fatwa haram mengenai pakaian bagi wanita yang maseh memperlihatkan bentuk lekuk tubuh. (Ketat) Hal ini termasuk bagi wanita yang memakai tudung, jilbab, namun mengenakan pakaian yang ketat memperlihatkan bentuk tubuh.
Dengan itu, MUI mengimbau agar setiap muslimah yang sudah mengenakan jilbab untuk lebih memperhatikan cara berpakaian nya. 

http://news.liputan6.com/read/2087827/mui-haramkan-jilboobs

Ini adalah satu langkah positif oleh MUI dalam menganjurkan wanita muslimah supaya berpakaian sopan yakni pakaian yang syar'i sepertimana telah di jelaskan dalam alQur'an dan as-Sunnah Nabi-Nya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman;

'Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang Mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka."  
[QS. Al-Ahzaab:59]

Dan Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda;
"Ada dua golongan penghuni Neraka yang belum kulihat: Satu kaum yang bersamanya ada cemeti seperti ekor sapi, mereka memukul hamba-hamba Allah dengannya dan wanita-wanita yang berpakaian (namun seperti) telanjang, berlenggang lenggok, diatas kepala mereka seperti punuk unta yang miring, mereka tidak masuk shurga dan tidak mencium dari jarak seperti ini dan seperti ini." [HR. Muslim].

Semoga Allah Ta'ala memberi hidayah dan taufik kepada majlis Ugama negara kita (Muis) dan juga negeri negeri lainnya mengorak langkah mengadopsi hukum syariat ini.... Ameen..

Dosa yang amat buruk; Berpaling dari al Quran.

"Demikianlah Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian kisah ummat yang telah lalu, dan sesungguhnya telah Kami berikan kepadamu dari sisi Kami suatu peringatan (Al-Quran). Barangsiapa yang berpaling dari al-Quran, maka sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar dihari Kiamat, mereka kekal didalam keadaan itu. Dan amat buruk lah dosa itu sebagai beban bagi mereka di hari Kiamat."  [QS. Thaahaa: 99-101].

Allah Ta'ala berfirman kepada Nabi-Nya sebagaimana yang telah Dia ceritakan tentang peristiwa yang terjadi antara Musa dan Fir'aun dan bala tenteranya secara jelas dan benar-benar terjadi. Dan juga Allah telah menceritakan berita-berita yang telah terjadi dimasa lalu, tanpa penambahan dan pengurangan. Yaitu peringatan yang turun dari-Nya berupa Al Quran, sebuah kitab yang tidak ada kebathilan, baik dari depan maupun belakangnya. Kitab yang turun dari Allah yang Mahabijaksana lagi Mahaterpuji, yang Dia tidak pernah berikan kepada seorang Nabi pun sebelumnya sebuah kitab yang serupa dengannya atau bahkan yang lebih sempurna dari itu dan lebih lengkap tentang berita yang telah lalu dan yang akan terjadi serta hukum yang menyelesaikan (urusan) antara manusia dari sejak awal para Nabi diutus hingga akhirnya ditutup oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. 

'Barangsiapa yang berpaling dari al-Quran', mendustakan dan enggan mengikutinya dan malah mencari petunjuk kepada selainnya, maka Allah akan menyesatkannya dan akan menghantarkannya ke Neraka Jahim. Dalam ayat yang lain Allah berfirman, "Dan barangsiapa diantara mereka (orang-orang Quraish) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada al-Quran, maka Nerakalah tempat yang diancam kan baginya." [QS. Huud:17].

Yang demikian itu bersifat umum yang berlaku kepada sesiapa saja yang sudah pernah sampai kepadanya al-Quran, baik masyarakat Arab maupun bukan Arab, Ahlul Kitab maupun yang lainnya. Sebagaimana firman-Nya ; "Supaya dengannya Aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai al-Quran (kepadanya). [QS. Al- An'naam: 19].

Dengan demikian, setiap orang yang sudah pernah sampai kepadanya al-Quran, berarti ia telah diberi peringatan dan seruan olehnya. Barangsiapa mengikutinya ia akan mendapat petunjuk, dan barangsiapa yang menentang dan berpaling darinya, maka ia akan sesat dan akan mengalami kesengsaraan didunia, dan di Neraka merupakan tempat yang diancam kan kepadanya pada hari Kiamat kelak. Apa yang mereka bawa itu benar-benar beban yang sangat buruk. Allahul Musta'an ..
Ref: Tafsir Ibnu Katsir

August 7, 2014

Kerasnya Hati kerana 4 hal.

Ibnu Qayyim berkata; "Kerasnya hati kerana empat hal yang melampaui batas keperluan: 
makan, tidur, berbicara, dan berkumpul. Sepertinya halnya badan, jika sakit maka tidak akan bermanfaat baginya makanan dan minuman, begitu juga hati jika sakit kerana syahwat maka segala nasehat tidak akan mampu menembusnya."
Dari; Al-Fawa'id oleh Ibnu Qayyim bab Sekilas Hati hal 130

4 Kelompok yang akan mengemukakan alasan di hari Kiamat.

"Ada 4 kelompok yang akan mengemukakan alasan pada hari Kiamat kelak; yaitu 1) orang yang tuli yang tidak mendengar sesuatu apa pun, 2) orang bodoh, 3) orang yang sudah lanjut usia, dan 4) orang yang meninggal dun sia pada masa fatrah (dimana ia belum pernah mendapat seruan dakwah). 
Adapun orang tuli akan berkata: 'Ya Rabb-ku, Islam telah datang, tetapi aku tidak mendengar suatu apa pun.' Sedangkan orang bodoh akan berkata: 'Ya Rabb-ku Islam telah datang, sedang anak-anak melempariku dengan kotoran unta.' Dan orang yang sudah lanjut usia akan mengataka: 'Ya Rabb-ku, Islam telah datang sedangkan aku tidak dapat berfikir apa-apa.' 
Sedangkan orang yang meninggal pada masa fatrah (dimana ia belum pernah memperoleh seruan dakwah) akan mengatakan: 'Ya Rabb-ku, belum datang kepadaku seorang Rasul utusan-Mu.' 

Kemudian Allah Ta'ala mengambil janji agar mereka benar-benar mentaati-Nya. Lalu Dia mengirim utusan kepada mereka (untuk menyampaikan perintah) : 'Masuklah kalian ke Neraka.' Demi Yang jiwa Muhammad ada ditangan-Nya, seandainya mereka memasukinya, Neraka itu akan terasa dingin dan aman sentosa baginya.'"
[HR. Imam Ahmad dari al-Aswad bin Sari'.] 
Ref: tafsir Ibnu Katsir; 17:15.

August 1, 2014

Bolehkah Mengkhususkan Berkunjung pada Hari Raya?

Oleh : Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albany rahimahullah;
Pertanyaan:
Kami mendengar bahwa saling berkunjungnya manusia pada hari raya merupakan bid’ah. Maka kami berharap penjelasan hukum yang berkaitan dengan berkunjung kepada saudara dan apa yang dilakukan oleh manusia pada hari raya?
Jawaban :
Kami telah mengatakan berkali-kali dan berulang-ulang sehingga tidak butuh rincian. Maka kami katakan secara ringkas:
.
Berkunjung yang dilakukan oleh orang hidup kepada orang yang telah meninggal (ziyarah kubur -pent) pada hari raya (atau sehari sebelumnya -pent) termasuk bid’ah, sebab (hal ini) mengkhususkan sesuatu yang dimutlakkan oleh peletak syari’at (Allah Subhanahu wa Ta’ala).
Rasulullah shallallahu alaihi was sallam bersabda dalam sebuah hadits yang shahih:
كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ، أَلَا فَزُوْرُوْهَا؛ فَإِنَّهَا تُذَكِّرُكُمْ الْآخِرَةَ
.
Dahulu aku pernah melarang kalian ziyarah kubur, sekarang berziyarahlah karena hal itu akan mengingatkan kalian kepada kehidupan akherat. (HR. Muslim no. 1977 dan selainnya -pent)
.
Jadi sabda beliau: ‘Berziyarahlah!’ Ini adalah perintah yang umum, sehingga tidak boleh dikhususkan pada waktu atau tempat tertentu. Karena mengkhususkan nash (dalil) atau memutlakkannya bukan hak manusia, tetapi merupakan hak Rabbul Alamin yang telah memberikan beban syariat kepada Rasul-Nya yang mulia dengan berfirman:
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ
.
Dan Kami telah menurunkan Al-Qur’an kepadamu agar engkau menjelaskan kepada manusia apa yang telah diturunkan untuk mereka itu. (QS. An-Nahl: 44)
.
Jadi, tidak ada sebuah nash yang bersifat mutlak (umum) padahal sebenarnya ada pengkhususan, kecuali Rasulullah shallallahu alaihi was sallam pasti akan menjelaskannya. Dan bila ada sebuah nash pun yang bersifat umum padahal sebenarnya dikhususkan, pasti beliau khususkan, sedangkan yang tidak beliau khususkan berarti tidak bersifat khusus.
.
Ketika beliau mengatakan: ‘Berkunjunglah!’ Maka ini bersifat mutlak pada semua hari-hari dalam setahun, tidak ada perbedaan antara satu hari dengan hari yang lain, juga tidak ada perbedaan antara satu waktu dengan waktu yang lain dalam sehari, jadi boleh pagi atau sore atau siang atau malam dan seterusnya.
.
Maka demikian juga kami katakan: sebagaimana berkunjung yang dilakukan oleh orang hidup kepada orang yang telah meninggal (ziyarah kubur) pada hari raya secara khusus, demikian juga kunjungan yang dilakukan oleh orang yang masih hidup kepada yang orang lainnya secara khusus, hukumnya sama seperti berkunjung yang dilakukan oleh orang yang hidup kepada orang yang telah meninggal (yaitu bid’ah).
Unduh Audio di sini
Alih bahasa: Abu Almass
Kamis, 26 Ramadhan 1435 H
(Diksi telah diedit oleh redaksi tanpa mengubah makna) sumber: ibnutaimiyyah.org