SUARAKAN YANG HAQ UNTUK MENEGAKKAN YANG HAQ! KERANA YANG ADA HANYALAH YANG HAQ SEMATA ....

December 30, 2014

Sebuah hadith agung, dari prinsip-prinsip Islam.

"Barang siapa menciptakan hal-hal baru dalam urusan (agama) kami yang tidak berasal dari-Nya, ia tertolak." (HR. Bukhari & Shahih Muslim)

Hadith ini adalah salah satu prinsip agung dari prinsip-prinsip Islam dan merupakan parameter tertolaknya segala amal perbuatan yang tidak atas dasar perintah Allah dan Rasul-Nya tertolak dari pelakunya. Siapa saja yang menciptakan hal-hal baru dalam agama yang tidak diizinkan oleh Allah dan Rasul-Nya, maka bukanlah termasuk perkara agama sedikit pun. Sebagaimana beliau telah berkata ...'Dan jauhilah hal-hal baru yang diada-adakan (bid'ah) kerana hal-hal baru adalah bid'ah dan setiap bid'ah adalah kesesatan.' (HR. An-Nasa'i 3/188-189, Muslim 687, Ibnu Majah 45)
Tekstual hadith menunjukkan bahwa seluruh amal perbuatan yang tidak termasuk urusan Allah dan Rasul-Nya tertolak. Yang dimaksudkan 'urusan' ialah agama dan syariat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, seperti yang dimaksudkan hadith beliau diriwayat lain, "Barangsiapa menciptakan hal-hal baru dalam urusan kita yang tidak berasal darinya, ia tertolak." Adalah isyarat bahwa seluruh amal perbuatan manusia harus berjalan dibawah hukum-hukum syariat dan hukum-hukum syariat dengan perintah dan larangannya, menjadi penguasa atasnya. Jadi barangsiapa amal perbuatannya berjalan dibawah hukum-hukum syariat dan sinkron (synchronize) dengannya, amal perbuatan tersebut diterima. Sedang barangsiapa amal perbuatannya keluar dari hukum-hukum syariat, maka tertolak. 
[Jami'ul-Ulum wal-Hikam oleh Ibnu Rajab.]

Dalam sebuah riwayat Imam Ahmad rahimahullah, beliau berkata dari 'Abdullah bin Mas'ud radiyallahuanhu, ia berkata: "Allah melaknat kaum wanita yang membuat tato dan minta dibuatkan tato, yang mencabuti rambutnya, dan memperlihatkan kecantikannya, dan mereka yang merubah ciptaan Allah Azza wa Jalla." 
Tatkala ucapan ini sampai kepada Ummu Ya'qub, ia pun mendatanginya dan bertanya; "Telah sampai padaku berita bahwa engkau mengatakan begini dan begitu." Abdullah pun berkata: "Bagaimana aku tidak melaknat orang yang dilaknat oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa wasallam dan diperintahkan didalam Kitabullah."
Ummu Ya'qub berkata: "Sesungguhnya aku telah membaca isi alQur'an, namun aku tidak mendapati apa yang engkau maksudkan." 'Abdullah berkata: "Jika engkau benar-benar membacanya, niscaya engkau akan mendapatkannya. Bukankah engkau telah membaca firman Allah:
'Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah; dan bertakwa lah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.' "  [QS. Al-Hasyr ;59:7]

Jawab Ummu Ya'qub : "Memang." Abdullah bin Mas'ud berkata : "Rasulullah telah melarang hal itu."  [Lihat Tafsir Ibnu Katsir]

"Jika aku perintahkan kepada kalian, maka kerjakanlah semampu kalian. Dan apa yang aku larang, maka jauhilah." (HR Abu Hurairah dalam kitab ash-Shahihain)

Dari itu Nabi shallallahu alaihi wa sallam telah melarang membuat 'mawlid, doa akhir/awal tahun, majlis selawat dan seterusnya, kerana ini semua termasuk perkara baru dalam urusan agama. Ya, walaupun dikatakan niat baik, tetapi amal tidak saja berdasarkan niat, tapi mesti cocok dengan syariat Islam. Semua perayaan ini tidak di syariatkan, sebab itu para sahabat, Tabi'in dan Tabi'ut tidak membuatnya.  Allahul Musta'an...

December 28, 2014

Orang-orang yang dipertengahan

Orang-orang yang berada di pertengahan adalah orang-orang munafik!  Mereka telah menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin mereka, padahal pada hakikatnya mereka tidak bersama orang-orang kafir itu dan tidak juga bersama orang-orang Mukmin. Mereka mengangkat orang-orang kafir sebagai pemimpin dan penasihat mereka serta menjadikan orang-orang yang beriman sebagai musuh mereka.
Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla yang berarti;

"Tidaklah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman. Orang-orang itu bukanlah dari golonganmu dan bukan (pula) dari golongan mereka." [QS. Mujaadilah; 58:14]
(Tafsir Ibnu Katsir.)

December 26, 2014

Kisah perdebatan Syaikhul Islam dengan tukang sihir.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menceritakan perdebatannya dengan para tukang sihir bathaihiyyah ahmadiyah (rifa'iyyah).

Ia (syaikh bathaihiyyah) berkata dengan suara lantang, 'Kami bisa melakukan begini dan begini.' Ia mengaku dapat melakukan hal-hal yang luar biasa seperti masuk kedalam api (tanpa terbakar), dan hanya mereka yang bisa melakukan hal itu. 

Syaikhul Islam pun berkata dengan suara lantang dan marah, 'Aku tentang semua orang Ahmadiyah di seluruh penjuru dunia, dari ujung timur hingga ujung barat. Apapun yang dapat mereka perbuat terhadap api aku pun dapat berbuat semisal. Dan siapa yang terbakar diantara kita, berarti dia kalah -atau kalau tidak salah ku katakan, 'Ia dilaknat oleh Allah.' - tapi setelah tubuh kita masing-masing dimandikan dengan cuka yang dicampurkan pada air panas (hangat).

Para penguasa dan orang-orang menanyakan hal itu padaku. Aku jawab, 'Sebab, mereka memiliki trik untuk mengelabui manusia agar dapat menyentuh api yang mereka buat dari minyak katak, kulit kelapa, dan batu pelicin.'

Mendengar itu orang-orang pun gempar. Lantas ia (syaikh bathaihiyyah) mau tunjuk kebolehan dalam hal api, ia berkata kepadaku, 'Aku dan kamu, mari kita sama-sama bergulung di tanah setelah tubuh kita dilumuri belerang (untuk kemudian dibakar).'

Ku katakan kepadanya, 'Berdiri !' Ku ulangi perkataanku beberapa kali agar ia berdiri. Lalu, ketika ia hendak melepas baju, ku katakan kepadanya, 'Jangan dulu dilepas, sampai kau mandi dengan air panas (hangat) yang dicampuri cuka!'

Sejurus kemudian dia tampak ragu sebagaimana kebiasaan mereka. Ia lantas berkata (untuk menutupi keraguannya), 'Barangsiapa yang mencintai penguasa, hendaklah ia membawakan kayu atau keikat kayu kesini.'

Aku pun menyergahnya, 'Ini hanyalah sebuah upaya untuk mengulur-ulur waktu dan membuyarkan kerumunan orang, serta tidak ada kaitannya sama sekali dengan ini semua. Kerana itu, ambil kan lentera yang telah dinyalakan- setelah dicuci dengan air panas dan cuka- lalu mari kita masukkan jariku dan juga jarimu kedalamnya. Siapa yang jarinya terbakar, maka semoga ia dilaknat oleh Allah~ atau berarti ia kalah. Setelah ku katakan demikian, ia pun berubah (pikiran) dan tunduk (mengaku kalah).

Maksudnya ialah, bahwa para pendusta itu hanyalah membohongi manusia dengan tipuan-tipuan halus semacam ini.

Sumber bacaan: Kitab Tauhid oleh Dr Shalih bin Fauzan Al-Fauzan terbitan Ummul Qura

December 20, 2014

Menyimpang dari kebenaran disebabkan keraguan dan kekacauan cara berfikir!

Orang-orang yang berbuat dosa, mereka senantiasa sesat, menyimpang dari kebenaran menuju kegilaan disebabkan oleh keraguan dan kekacauan cara berfikir mereka. Yang demikian itu mencakup setiap orang yang memiliki sifat ini, baik kafir maupun pelaku bid'ah dari bermacam golongan. 

"Sesungguhnya orang-orang yang berdosa berada dalam kesesatan (didunia) dan dalam Neraka. (Ingatlah) pada hari mereka diseret ke Neraka atas muka mereka. (Dikatakan kepada mereka): "Rasakanlah sentuhan api Neraka." [QS. Qamar; 54:47-48]

Tidakkah ada orang yang mahu mengambil pelajaran dari penghinaan yang telah Allah timpakanlah kepada mereka dan adzab yang telah ditentukan untuk mereka?

"Dan sesungguhnya telah kami mudahkan alQur'an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?" [QS. Qamar; 54:32]

"Dan sesungguhnya telah kami mudahkan alQur'an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?" [QS. Qamar; 54:40]

"Dan sesungguhnya telah Kami binasakan orang yang serupa denganmu. Maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?" [QS. Qamar; 54: 51]

Sumber: Tafsir Ibnu Katsir 

December 19, 2014

Kesan keburukan nyanyian dalam alQur'an.

"Dan kamu mentertawakan dan tidak menangis. Sedang kamu melengahkan(nya). " 
[QS. An-Najm; 53:61-62]
Menurut Ibnu Abbas radiyallahanhu  maksud ayat ini ; "Lagu (nyanyian) sangat menjadikan kami lengah." (Lihat Tafsir Ibnu Katsir)

Juga dalam Tafsir Ath-Thabari dikatakan dari Ibnu Abbas "Sedang kamu melengahkan(nya)" yaitu "Maksudnya adalah nyanyian-nyanyian, kerana setiap kali mereka mendengar ayat-ayat alQur'an di lantunkan, maka mereka bernyanyi-nyanyi dan bermain-main. Kata saamiduun ini adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat Yamen, ketika mereka mengatakan usmud "bernyanyi lah". {Abdurrazzaq dlm tafsir (3/256), Al Baghawi dlm Ma'alim At-Tanzil (5/258) dan Asy-Syaukani dlm Fath Al Qadir (5/119)}

Dari Ikrimah, beliau mengatakan, Ibnu Abbas berkata, "Maknanya adalah nyanyian. Kata ini berasal dari bahasa yang biasa digunakan oleh masyarakat Yamen, seperti, 'usmud lanaa' yang artinya bernyanyi lah untuk kami." {Ibnu Hajar dlm Fathul Bahri (8/695) dan Ibnu Athiyah dlm Al Muharrar Al Wajiz (4/322), Ibnu Al-Jauzi dlm Zad Al Masir (8/86)}

Ibnu Abbas, yang telah di doakan oleh baginda shallallahu alaihi wa sallam, "Ya Allah, berikan dia keahlian dalam agama-Mu, dan ajarilah ia tafsir kitab-Mu," (Shahih Bukhari)... Maka masehkah adakah orang-orang yang liat menerima tafsiran para sahabat? Oleh kerana itu Allah Azza wa Jalla berfirman; 
"Maka, adakah orang yang mau mengambil pelajaran?" [QS. Qamar; 54:17]

Jika musik, nyanyian itu baik dan boleh dijadikan sarana mendekatkan diri kepada Allah (taqarrub) maka para sahabat, ulama-ulama salaf, para imam-imam besar, telah pun mendahului kita. Namun terdapat banyak hadith, atsar-atsar tentang larangan musik. 
Malangnya ramai manusia yang maseh  mempromosikan musik, nyanyian yang dibalut dengan bermacam nama hanya untuk mengiyakan, men-sunnahkan dan menghalalkannya... Fitnah lebih merusak apabila yang membuatnya adalah para dai', penceramah. Mereka pun menginovasi berjenis-jenis cara peribadahan dengan diberi bumbu rentak lagu (irama) supaya kedengaran lebih sedap lagi.. 
Allahul Musta'an..
Ref: Tafsir Ibnu Katsir & Tafsir Ath-Thabari.

December 17, 2014

"Dia seorang gila dan dia sudah pernah diberi ancaman."

"Sebelum mereka, telah mendustakan (pula) kaum Nuh, maka mereka mendustakan hamba Kami (Nuh) dan mengatakan: 'Dia seorang gila dan dia sudah pernah diberi ancaman." 
[QS. Qamar, 54:9]
Begitu lah sikap kaum Nabi Nuh yang dengan lantang memperlihatkan kedustaan mereka dan menuduhnya gila. Yakni mereka menekan dan mengancamnya: 'Jika engkau tidak hentikan hai Nuh, niscaya engkau termasuk orang-orang yang di rajam." Demikian menurut penafsiran Ibnu Zaid. [Lihat tafsir Ibnu Katsir ]

"Maka dia mengadu kepada Rabbnya: "Bahawasanya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu tolonglah (aku)."  [QS. 54:10]

Nabi Nuh alaihissalam saja dituduh gila kerana dakwah tauhidnya. Bagaimana pula di zaman ini, penegak tauhid, (anti syirik) dan penegak Sunnah (anti bid'ah) di label bermacam, seperti Neo-Salafi, Wahabi, memecah belah umat, radikal, fundamental, ultra konservatif, pengganas.

Jika nabi-nabi dahulu dimusuhi, diancam, dibunuh, saat ini penegak kebenaran juga mendapat berbagai ancaman, dimata-matai dari pihak berwenang. Sebab itu Islam kembali asing, selepas lebih 1436 tahun, agama Islam kembali seperti dahulu.... Allahul Musta'an...

December 14, 2014

Cara mendekatkan diri kepada Allah

Ibnu Qayyim rahimahumullah berkata, "Tidaklah sama sekali keperluan ruh terhadap sesuatu lebih besar daripada pengetahuan tentang (Dzat) yang menciptakannya, mengadakannya, kecintaannya, ingatnya kepadaNya, dan keceriaannya denganNya. Begitu pula mencari wasilah (sarana) kepadaNya dan mendekat disisi-Nya. Tidak ada jalan kepada perkara ini kecuali dengan pengetahuan tentang sifat-sifat dan nama-nama-Nya. Setiap kali seorang hamba lebih berilmu tentangnya, niscaya dia akan semakin mengenal Allah, lebih semangat menuju pada-Nya, dan lebih dekat kepada-Nya. Lalu setiap kali dia semakin mengingkarinya, niscaya semakin bodoh tentang Allah, makin tidak menyukai-Nya, dan makin jauh dari-Nya." 
(Miftaah Daar As-Sa'adah, hal. 202.) 

Dari itu tidak ada jalan lain untuk meraih hal ini dan mendapatkannya, kecuali dengan mengenal nama-nama Allah dan sifat-sifatNya, mengerti tentangnya, dan memahami makna-maknanya. Sebagaimana Ibnu Katsir rahimahullah berkata, "Yakni, hanya saja yang takut pada-Nya dengan sebenar-benarnya adalah para ulama yang memiliki pengetahuan tentang-Nya. Kerana setiap kali pengetahuan tentang yang Mahaagung, Mahakuasa, Maha Berilmu, pemilik sifat-sifat sempurna, dan penyandang nama-nama yang paling indah, semakin mendalam dan ilmu tentangnya semakin sempurna, maka rasa takut kepada-Nya bertambah besar dan banyak.  (Lihat Tafsir Ibnu Katsir) 
"Hanya saja yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya adalah ulama."  
[QS. Al-Fathir:28]
** pen: Lalu bagaimana keadaan manusia saat ini. Mereka meng'shahihkan' berbagai sarana 'taqarrub' pada Allah, bukan dengan ilmu syari'i, tetapi dengan beraneka cara yang batil yang berbungkus label 'islamik'...Allahul Musta'an. 
Dari 'Fiqih Do'a & Dzikir' oleh Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr.

December 12, 2014

Peringatan bagi orang yang sangat ingkar dan keras kepala!

Peringatan kepada mereka yang sangat ingkar akan kebenaran, banyak membuat kekufuran dan mendustakan kebenaran serta keras kepala terhadap kebenaran dan cenderung kepada kebatilan, padahal ia mengetahui hal tersebut. 

Mereka juga tidak menunaikan hak orang lain, tidak berbuat kebaikan, tidak menyambung tali silaturrahmi, serta tidak mengeluarkan sadaqah, yakni, dalam menggunakan dan membelanjakan harta kekayaan, ia melampaui batas. Qatadah mengatakan ia ragu dalam urusannya sendiri dan membuat ragu orang yang melihat urusannya. Mereka menyembah Allah melalui perantaraan, mereka memuja, meminta-minta dari orang yang sudah mati.

"Allah berfirman: "Lemparkanlah olehmu **berdua ke dalam Neraka semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala, yang sangat enggan melakukan kebajikan, melanggar batas lagi ragu-ragu, yang menyembah ilah-ilah yang lain bersama Allah, maka lemparkanlah dia kedalam siksaan yang sangat. ".  [QS. Qaaf; 50:25-26]. **berdua** ialah 2 malaikat penjaga & pencatit amal manusia. Ref: Tafsir Ibnu Katsir

December 11, 2014

Ciri-ciri orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus

". Allah menjadikanmu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikanmu benci kepada kekufuran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, sebagaimana karunia dan nikmat dari Allah. Dan Allah Mahamengetahui lagi Mahabijaksana."  [QS. Al-Hujuraat; 48:7-8]
Ref: Tafsir Ibnu Katsir rahimahullah.

Hikmah peribadahan diawal pagi, dari sudut medis

Semua petunjuk Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengandungi manfaat yang banyak dan baik didunia dan di akhirat. Maka apabila beliau berdoa di pagi hari;

"Ya Allah, berkahilah umatku di pagi hari." Beliau biasa mengirim sariyyah atau pasukan perang diawal pagi dan Sakhru merupakan seorang pedagang, ia biasa menghantar kafilah dagangnya diawal pagi sehingga ia sejahtera dan hartanya bertambah." (HR Abu Dawud 2239) 

Selain merupakan bagian dari ibadah, (aktiviti seperti shalat tahajud, sunnah dan Fardu subuh) ternyata dari sudut medis memberi hikmah dan manfaat yang sangat banyak dan luar biasa yang hanya ditemui oleh manusia selepas 1436 H.

Dalam satu penelitian terbaru didunia kedoktoran yang mempelajari tentang banyaknya  kejadian serangan jantung dan angin ahmar (stroke) yang selalunya terjadi di pagi hari, terutama jam 6.30 pagi, seorang peneliti, Dr. Frank Scheer, juga Direktur chronobiology di Brigham Women's Hospital (BWH) telah menemukan fakta disebalik waktu ini yang terkait dengan penyakit kardiovaskuler.

Beliau mengatakan bahwa sistem 'sirkadian' atau 'body clock' manusia memberi pengaruh terhadap risiko kardiovaskuler di waktu pagi hari, spesifik jam 0630. 

Di waktu pagi perubahan tingkat protein Plasminogen activator inhibitor-1 (PAI-1) yang terdapat didalam tubuh manusia akan menghambat pemecahan bekuan gumpalan darah. Dan kemuncak penurunan kadar PAI-1 ini terjadi pada sekitar jam 06.30 pagi. Seharusnya (PAI-1) ini bekerja untuk memperlambatkan kerusakan pembekuan darah, tetapi kerana kemuncak penurunan jumlah protein tersebut terjadi pada pagi hari, ini menyebabkan meningkatnya angka serangan jantung dan stroke. 

SubhanaAllah, Inilah waktunya seorang Muslim sedang giat melakukan peribadahan di awal pagi. Keadaan ini lah yang dapat memperkecilkan fakta resiko terserangnya penyakit jantung, stroke atau pun penyakit-penyakit terkait kardiovaskuler.

Umat Islam yang sudah terbiasa bangun lebih awal mempersiapkan diri untuk ke masjid shalat subuh (tidak tidur setelahnya) dan mereka yang melakukan senaman pagi secara rutin, maka tubuh akan lebih mudah menghadapi perubahan 'sirkadian' tubuh. In syaAllah akan mengurangkan risiko serangan jantung dan angin ahmar.


December 10, 2014

Merendahkan suara, ujian bertaqwa!

"Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya disisi Rasulullah, mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertaqwa. Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar."  [QS. Al-Hujuraat; 49:3]

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata, melalui ayat ini Allah Azza wa Jalla membimbing hamba-hamba-Nya yang beriman cara bergaul dan berhubungan dengan Nabi-Nya, adab terhadap beliau.
Dengan merendahkan suara disisi beliau, itu sebagai suatu ujian untuk bertaqwa, maka menahan diri daripada membuat perkara-perkara (dalam urusan agama) yang beliau tidak ajarkan lebih besar ujian-Nya...  Seperti mana yang dikatakan oleh Mujahid, "Janganlah kalian mendahului Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam sesuatu (hal), sehingga Allah Ta'ala menetapkan(nya) melalui lisan dan juga perbuatan." 

** Bagaimana pula mereka yang (membuat bid'ah), meninggikan suara dengan lantunan "marhaban" sambil mendakwa (mengklaim) bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam "hadhir" saat itu, walhal Allah Ta'ala memerintahkan merendahkan suara disisi beliau?

Apapun alasan kalian, "Sesungguhnya  Allah Maha mendengar ucapan kalian dan Maha mengetahui niat kalian!"

Sebab itu di permulaan surah ini Allah Tabaaraka wa Ta'ala berfirman yang ertinya , "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertaqwa lah kepada Allah"  [QS. 49:1]
Allahul Musta'an..

December 9, 2014

Mengapa hati Yahudi lebih keras dari batu!

"Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, kerana takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. ". [QS. Al-Baqarah; 2:74]

Ini sebagai celaan dan kecaman Allah Ta'ala terhadap Bani Israil atas sikap mereka setelah menyaksikan tanda-tanda kekuasaan Allah dan ke-mampuan-Nya menghidupkan orang yang sudah mati. Ternyata hati mereka tidak tersentuh dan terpengaruh setelah melihat kekuasaan dan nikmat Allah dan juga nasihat Nabi Musa. Kerana itu hati mereka mati, laksana batu, bahkan lebih keras daripada batu. [lihat tafsir Ibnu Katsir]

Malah diantara batu-batu itu maseh ada yang dapat dilekukkan oleh titisan air, sehingga mengalirkan sungai, selokan dan mata air, yang kemudian menjadi tempat manusia dan haiwan mengambil air dan berguna untuk menyiram tumbuh-tumbuhan. Bahkan ada batu yang jatuh dari atas gunung ketika gunung berapi atau gempa bumi.

Bayangkan hati-hati kaum Bani Israil itu dibandingkan dengan batu, menunjukkan betapa kerasnya hati mereka.  Sebab besi atau tembaga lainnya maseh boleh di cairkan dengan panasnya api, namun tidak dengan batu. Jadi tidak hairanlah jika saat ini kita saksikan berbagai kekejaman, kezaliman, kecurangan, penindasan kaum Yahudi terhadap orang-orang Islam. Bangsa Yahudi sepanjang sejarah telah terbukti penentang kebenaran yang paling keras, paling angkuh, hanya mengikut hawa nafsu mereka. Allahul Musta'an 

December 7, 2014

Kitab yang ditulis oleh Syaikhul Islam dalam satu malam!

Syaikh Ibnu Taimiyyah rahimahullah telah menulis kitabnya "as-Siyaasah Asy-Syar'iyyah fii Ishlaahir Raa'i war Ra'iyyah" kerana diminta oleh Gubenur Qais al-Manshuri ketika beliau mendatangi Ghuzzah. Gubenur tersebut ingin mengetahui beberapa hal dalam kebijakan (terhadap) rakyat dan apa saja yang pantas ditempuh oleh seorang penguasa bersama rakyatnya. Kitab ini ditulis oleh beliau hanya dalam waktu satu malam, yaitu malam hingga Subuh. Mudah-mudahan Allah merahmatinya dan membalasnya dengan Surga Firdaus.

Sebenarnya semua kitab Ibnu Taimiyyah rahimahullah merupakan fokus perhatian para Ahlul ilmi. Mereka banyak mengambil manfaat dari tahapan-tahapan beliau dalam menulis.  Diantaranya adalah kitab "as-Siyaasah Asy-Syar'iyyah fii Ishlaahir Raa'i war Ra'iyyah" ini.  Sebahagian ulama ajam (selain Arab) terdahulu telah menerjemahkannya, bahkan telah diterjemahkan oleh beberapa oriantalis barat. Diantara yang memberikan perhatian, studi, dan penerjemahan adalah orientalis Perancis, Henri Louis. (Muqadimah Dr. Mustapha Helmi untuk kitab 'Nazhariyyaat Syaikil Islam Ibni Taimiyyah fix Siyaasatil Ijtima' karya Henri Louis I/7-8, cetakan 1, 1396H, Daar Nasyr ats-Tsaqafah, al-Iskandariyah.)

Inilah satu bukti yang menunjukkan bahwa kitab ini telah mendapat tempat dikalangan ulama dan penguasa. Bahkan pensyarah, Shaikh al- Utsaimin rahimahullah telah menekankan Faedah dan urgensi kitab ini untuk setiap pemegang tanggung jawab. Sesiapa yang mencermati kitab ini walaupun ukurannya lebih kecil dari kitab-kitab beliau lainnya, akan menemukan bahwa kitab ini telah menghimpun semua permasalahan Politik dan Islam, secara global dan khusus.
Mudah-mudahan Allah merahmatinya dan membalasnya dengan Surga Firdaus.
Ref: buku "Politik Islam Ta'liq Siyasah Syar'iyah Syaikhul Islam Ibnu Tamiyyah' disusun oleh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin. 

December 5, 2014

Kesyirikan zaman dahulu lebih ringan dari kesyirikan sekarang!

Kalau diperhatikan dengan teliti, bahwa bentuk kesyirikan pada zaman dahulu lebih ringan daripada syirik orang-orang sekarang.
Orang-orang musyrik zaman dahulu menyekutukan Allah, berdo'a kepada malaikat, kepada orang-orang shalih dan patung-patung disamping menyembah Allah hanya dalam keadaan lapang. Adapun dalam keadaan sempit, mereka mengikhlaskan do'a kepada Allah Ta'ala . Sebagaimana firman-Nya;

"Apabila engkau ditimpa bahaya dilautan, tidak ada yang engkau seru selain Dia, tetapi tatkala Dia menyelamatkan engkau di daratan, tiba-tiba engkau berpaling. Manusia memang selalu tidak berterima kasih."   [QS. Al-Isra':67]

Jadi tatkala mereka masih di kapal, mereka berdo'a dengan mengikhlaskan agama kepada-Nya, tidak berdo'a kepada selain-Nya, tetapi bila mereka selamat sampai di daratan, mereka berbuat syirik atau sekelompok dari mereka melakukan kesyirikan. Dalam ayat lain Allah berfirman;

"Apabila mereka diterjang ombak yang besar seperti gunung mereka menyeru Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya."  [QS. Luqman: 32] 
Menunjukkan bahwa orang-orang musyrik itu melakukan kesyirikan di saat lapang, dan dalam keadaan sempit merekapun bergantung kepada Allah saja.

Barangsiapa yang memahami masalah yang telah Allah jelaskan dalam kitab-Nya, bahwa orang-orang musyrik yang di perangi oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam itu berdo'a kepada Allah dan juga kepada selain Allah pada masa lapang, sedangkan dalam keadaan dalam bahaya atau sempit, mereka hanya menyeru kepada Allah dan melupakan sembahan-sembahan yang (lain) mereka puji. 
Jelaslah perbedaan antara kemusyrikan zaman beliau dengan kesyirikan orang-orang di zaman sekarang. ** Mereka menziarahi makam-makam para wali, syaikh, guru-guru untuk bermunajat, meminta tolong, kerana berbagai masalah seperti lambat dapat anak, jodoh, di belit hutang, sakit yang bertahun tidak sembuh, dan seterusnya. **

Akan tetapi dimanakah orang-orang yang hatinya dapat memahami hal tersebut? Kebanyakkan manusia lalai memperhatikan hal ini dan mereka tidak bisa membedakan antara kebenaran dengan kebatilan. Mereka menyangka yang batil itu benar. Sebaliknya, mereka menyangka yang benar itu batil.. Allahul Musta'an.
Petikan ringkas dari Syarah 'Kasyfu Syubuhat, dilengkapi Syarah Ushulus Sittah, membongkar akar Kesyirikan' oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah.

Ayat yang membuat Umar menahan diri dari berbagai makanan dan minuman!

Dalam tafsir Ibnu Katsir rahimahullah disebutkan Amirul Mukminin, 'Umar bin al-Khaththab radiyallahanhu telah menahan dan menjaga dirinya dari berbagai makanan dan minuman yang menyenangkan, beliau berkata: "Sesungguhnya aku sangat takut (menjadi orang) seperti orang-orang yang difirmankan Allah;

"Kamu telah menghabiskan rizkimu yang baik dalam kehidupan duniawimu saja dan kamu telah bersenang-senang dengannya.'"  [QS. Al-Ahqaaf ; 46:20]

Bagaimanakah keadaan kita hari ini, dengan rizki yang di kurniakan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala...Allahul Musta'an ..

December 4, 2014

Kenapa doa' tidak terjawab?

Suatu hari Ibrahim bin Adham melewati sebuah pasar di kota Bashrah. Lalu orang-orang pun mengerumuninha dan bertanya ;

"Wahai Abu Ishaq, Allah Ta'ala berfirman dalam kitab-Nya : 'Berdoalah kepada-aku, niscaya Aku akan mengkabulkan doamu.' Sementara kami selalu berdoa semenjak lama, namun kenapa doa kami tidak kunjung terkabul?"
Lalu beliau pun menjawab, 
"Wahai penduduk Bashrah, kerana hati kalian telah mati disebabkan sepuluh perkara."

1)  Kalian mengenal Allah, namun kalian tidak menunaikan hak Allah.
2)  Kalian membaca Kitabullah, namun tidak mengamalkan apa yang ada didalamnya.
3)  Kalian mengaku 'Cinta Rasul', namun kalian meninggalkan Sunnahnya.
4). Kalian mengatakan syaitan musuh yang nyata, namun kalian malah akur dengannya.
5). Kalian mengaku cinta Surga, namun kalian tidak beramal untuk mendapatkannya.
6)  Kalian mengatakan takut akan Neraka, namun kalian justru menggadaikan diri kalian kepadanya,
7). Kalian juga meyakini bahwa kematian pasti akan datang, namun kalian tidak mempersiapkan diri untuk menyambutnya.
8)  Kalian sibuk mencari aib saudara-saudara kalian, namun lalai dari aib sendiri.
9)  Kalian memakan kenikmatan dari Rabb kalian, namun kalian lupa untuk mensyukurinya.
10)Kalian menguburkan orang yang meninggal, namun kalian tidak mau mengambil pelajaran darinya.
Sumber: WA Silsilah Durus

December 3, 2014

'Maka mengapa kamu Tidak mengambil Pelajaran?' Ayat peringatan untuk ....

Perselisihan diantara kaum Bani Israil terjadi setelah ditegakkan hujjah-hujjah, bukti-bukti, dalil-dalil qath'i. Dan sesungguhnya yang demikian itu dikeranakan kedengkian sebagian mereka atas sebagian lainnya. Sebagaimana firman Allah Tabaraaka wa Ta'ala yang berarti;

"Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Bani Israil al-Kitab (Taurat), kekuasaan dan kenabian dan Kami berikan kepada mereka rezki-rezki yang baik, dan Kami lebihkan mereka atas bangsa-bangsa (pada masanya). Dan Kami berikan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata tentang urusan (agama); maka mereka tidak berselisih melainkan sesudah datang kepada mereka pengetahuan kerana kedengkian (yang ada) di antara mereka. "  [QS. Al-Jaatsiyah; 45:17].
Di dalam Tafsir Ibnu Katsir, Allah Azza wa Jalla menyebutkan apa yang telah Dia karuniakan kepada Bani Israil berupa diturunkan-Nya Kitab-kitab kepada mereka serta diutus-Nya para Rasul dan dijadikan raja ditengah-tengah mereka. Namun mereka berselisih setelah turunnya hujjah, bukti dan dalil yang qath'i. 

Dari itu Allah Subhanahu wa Ta'ala akan memberikan rincian di antara mereka dengan hikmah keadilan; "Sesungguhnya Rabb-mu, " hai Muhammad:
"Akan memutuskan antara mereka pada hari Kiamat terhadap apa yang mereka selalu berselisih padanya." [QS. 45:17]
Dan didalamnya terdapat peringatan bagi ummat ini agar tidak menempuh jalan mereka serta menghindari manhaj mereka. (Mengikut hawa nafsu, pendapat dalam peribadahan dan rasa kedengkian terhadap golongan yang diatas manhaj yang benar, malah golongan ini pula yang dituduh menyelisihi dan memecah belah umat). 

Renungkan lah firman Allah Tabaraaka wa Ta'ala seterusnya;
"Kemudian Kami jadikan kamu berada diatas suatu syari'at (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syari'at itu." Maksudnya, ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu oleh Rabb-mu, yang tidak ada yang berhak di ibadahi selain Dia. Dan berpaling lah kalian dari orang-orang musyrik. 
"Dan Jangan lah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. Sesungguhnya mereka sekali-kali tidak akan dapat menolak darimu sedikit pun dari (siksaan) Allah. Dan sesungguhnya orang yang zalim itu sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain." [QS. 45: 18-19].

**Ini adalah peringatan kepada golongan yang membuat perkara-perkara baru dalam agama, atau me-renovasi syariat-Nya dan enggan mengikuti manhaj para salafussoleh, tetap berdegil atas kebid'ahan yang mereka lakukan dengan berbagai alasan berdasarkan ilmu mereka bukan atas syari'at yang telah diwahyukan pada Nabi shallallahu alaihi wa salam.

Takutlah kalian dengan ayat peringatan, teguran, seterusnya ;
"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai ilahnya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat?) Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran.?" [QS. Al-Jaatsiyah; 45:23]  (Lihat Tafsir Ibnu Katsir)

Sebab itulah Ibnul Jauzi dalam bukunya Talbis Iblis, mengatakan 'Iblis lebih suka pelaku bid'ah daripada pelaku kemaksiatan.' Allahul Musta'an...

December 2, 2014

Jika Rasul saja dikatakan 'gila' bagaimana pengikutnya!

"Sesungguhnya Kami mudahkan al-Quran itu dengan bahasamu supaya mereka mendapat pelajaran."  [QS. Ad-Duknaan: 58]

Firman Allah Tabaaraka wa Ta'ala yang maksudnya, 'Kami mudahkan al-Quran yang Kami turunkan dengan penuh kemudahan dan kejelasan serta nyata melalui lisanmu (bahasamu wahai Muhammad), yang ia merupakan bahasa yang paling fasih, jelas, halus dan tinggi. Supaya mereka memahami dan mengamalkannya.."Supaya mereka mendapat pelajaran." [Lihat tafsir Ibnu Katsir].

Namun dengan kejelasan dan kenyataan itu masih banyak orang yang kafir, menyelisihi dan ingkar terhadapnya. 

**Dengan kejelasan dan kenyataan yang terang, masih ramai manusia yang enggan melepaskan amalan-amalan (bid'ah) yang di pusakai dari datok nenek mereka yang bukan dari ajaran Islam. 

Sebagaimana Allah Tabaaraka wa tala berfirman yang ertinya;
"Bagaimanakah mereka dapat menerima peringatan, padahal telah datang kepada mereka seorang Rasul yang memberi penjelasan. Kemudian mereka berpaling daripadanya dan berkata: 'Dia adalah seorang yang menerima ajaran (dari orang lain) lagi pula dia seorang gila.'"
[QS. Ad-Dukhaan: 13-14]

Maksudnya, 'Bagaimana mungkin mereka dapat di ingatkan, sedang Kami dahulu telah mengutus seorang Rasul kepada mereka untuk menyampaikan risalah dan peringatan. Namun, dengan demikian mereka berpaling darinya. Mereka enggan menerimanya, bahkan mendustakannya seraya mengatakan: "(Dia adalah) seorang yang menerima ajaran dari orang lain dan seorang yang gila." [Lihat Tafsir Ibnu Katsir]

Jika Rasul saja dikatakan seorang 'gila' tidak hairanlah masani pengikut sunnah di katakan  Wahabi, ekstrim, konservatif.. 
Maka tidak hairanlah jika da'i da'i sunnah tidak diterima berceramah dimasjid-masjid, kaum musyrikin dahulu juga berkata kepada Nabi mereka; 

"Sesungguhnya kami akan mengusirmu, hai Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersamamu dari kota kami kecuali kamu kembali kepada agama kami."  [QS. Al-A'raaf:88]
Allahul Musta'an..

December 1, 2014

Inilah wasiat dari Allah kepada manusia pertama dan terakhir.

"Yaitu tegakkan lah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya."  
[QS. Asy-Syuura:13].

Yaitu wasiat untuk menegakkan agama dan tidak berpecah belah didalamnya. Allah Ta'ala berfirman kepada umat ini yang ertinya; 
"Dia telah mensyari'atkan bagimu tentang agama apa yang telah di wasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu." Dalam tafsir Ibnu Katsir rahimahullah beliau berkata; Allah menyebutkan Rasul pertama setelah Adam alaihissalam, yaitu Nuh alaihissalam dan Rasul terakhir, yaitu Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Di ayat yang lain Allah Ta'ala berfirman;
"Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelummu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: 'Bahwasanya tidak ada ilah (yang berhak di ibadahi) melainkan Aku, maka ibadahilah kamu sekalian akan Aku." [QS. Al-Anbiyaa':25]. 
Artinya, isi persamaan diantara mereka adalah beribadah kepada Allah Yang Mahaesa, tidak ada sekutu bagi-Nya, sekalipun syar'iat dan manhaj mereka berbeda-beda, "Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang." [QS. Al-Maa-idah:48].

Untuk itu didalam ayat ini Allah Ta'ala berfirman: 
"Tegakkan lah agama dan janganlah kamu berpecah-belah tentangnya." Yakni Allah Ta'ala telah mewasiatkan kepada seluruh nabi ~semoga selawat dan salam di limpahkan kepada mereka~ agar bersatu dan berjama'ah serta melarang mereka berpecah belah dan bercerai berai.

Untuk itu juga Nabi shallallahu alaihi wa sallam telah berpesan supaya berpegang teguh dengan Kitabullah (al-Quran) dan Sunnahnya dan sunnah Khulafa Rasyidin. 

Dari itu apa alasan golongan yang maseh membuat ritual kebid'ahan yang bukan bersumber dari al-Quran dan As Sunnah, malah mereka menuduh orang-orang yang tidak membuatnya, sebagai kelompok yang memecah belah umat, tidak berlapang dada dengan khilaf.
Allahul Musta'an ..semoga Allah memberi mereka hidayah dan taufik...
Ref: tafsir Ibnu Katsir

November 30, 2014

"Loceng adalah seruling syaitan" bagaimana alat musik lainnya?

Menggunakan alat-alat musik untuk ber-taqarrub kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala serta menganggapnya sebagai suatu jalan untuk mendapat pahala-Nya, jelas pendapat seperti itu merupakan bid'ah. Tidak ada seorang nabi pun yang mengatakan sedemikian dan tidak ada satu pun kitab samawi yang mengajarkannya. Bahkan dalam al-Quran menegaskan,

"Dan tinggalkanlah golongan yang menjadikan agama mereka sebagai mainan dan senda gurau."  [QS. Al-An'am; 70]. Dan

"Shalat mereka di sekitar Baitullah, lain tidak hanyalah siulan dan tepukan tangan."
[QS. Al-Anfal:35]

Ayat tersebut disebutkan siulan dan tepukan tangan sedangkan suara rebana dan seruling lebih keras dari itu.  Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda; "Loceng adalah seruling syaitan."
[HR. Shahih Muslim]
Jika loceng saja dikatakan sebagai serulingnya syaitan, bagaimana halnya dengan yang diiringi dengan gendang dan seruling dengan beragam bentuk dan suara?

Oleh kerana itulah Abu Bakar Siddiq mengherdik dua kanak kecil (hamba) perempuan yang menabuh rebana dihadapan Aisyah radiyallahu anha pada suatu eid. Beliau mensifatinya sebagai "seruling syaitan".  Allahul Musta'an 
(Ibnu Qayyim, 'Menyingkapi Hukum Nyanyian")

November 29, 2014

Siapakah tentera dan pembela syaitan?

Ibnu Qayyim mengatakan; Para ahli bid'ah itu bukanlah da'i-da'i yang menyeru manusia kejalan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Mereka sedikit pun tidak memiliki hujah yang nyata.
"Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka."  [QS. al-Najm: 23]

Mereka pada hakikatnya menyeru manusia untuk mengikuti ajaran syaitan. Mereka adalah tentera dan pembela syaitan. Mereka menyeru manusia kepada perbuatan yang dibenci Allah dan RasulNya dan perilaku yang menjauhkan keredha'an-Nya serta mendekatkan kemurkaan-Nya.
(Ibnu Qayyim 'Menyingkap Hukum Nyanyian.')

Jika persaksian orang suka musik tidak sah, bagaimana pula fatwanya?

Imam Shafi'i berkata, "Mereka berdua tidak boleh di anggap sah persaksiannya, kerana mereka menyukai permainan musik yang dibenci, bahkan menyerupai perbuatan batil. Mereka yang suka melakukan perbuatan tersebut dianggap safah [orang bodoh atau dungu yang tidak dianggap sah persaksiannya.] Sesiapa yang menyukai perbuatan tersebut untuk dirinya sendiri maka dia dianggap bodoh, meskipun perbuatan tersebut tidak diharamkan secara jelas." 
(Ibnu Qayyim 'Menyingkap Hukum Nyanyian') 

** Jika persaksian orang yang suka pada nyanyian dianggap tidak sah, bagaimana pula mengambil fatwa-fatwa dari orang yang suka pada musik ??? ** 
Allahul Musta'an ..

November 27, 2014

Ujian akan membersihkan seorang Mukmin

Adapun orang-orang yang diberi ujian berupa kesenangan, kesusahan dan guncangan jiwa, hal itu bukanlah disebabkan keimanan dan keta'atan mereka, tetapi mereka diuji dengan hal itu untuk menghilangkan keburukan yang ada dalam diri mereka. Mereka sedang disepuh sebagaimana emas disepuh oleh api, untuk memisahkan yang baik dari yang buruk dan untuk membersihkan diri mereka dari keburukan. 
Ujian itu akan membersihkan seorang Mukmin dari keburukan yang ada dalam dirinya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman;

"Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dada kalian dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hati kalian..." [QS. Ali- Imran; 3:154]

Itulah perkataan Nabi Shalih sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala; 
"Nasib kalian ada di sisi Allah. Tetapi kalian kaum yang diuji."  [QS. An-Naml; 27:47]

(Misteri Kebaikan dan Keburukan oleh Ibn Taimiyyah)

November 26, 2014

Larangan Menghadiri Walimah tanpa undangan.

'Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi, kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (masakannya). Tetapi jika kamu di undang, maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa ashik memperpanjang percakapan..'  [QS. Al-Ahzaab: 53]

Ibnu Katsir rahimahullah dalam tafsirnya mengatakan, dengan ayat ini Allah Subhanahu wa Ta'ala mengharamkan kaum Mukminin untuk masuk kerumah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tanpa izin, sebagaimana yang dahulu mereka lakukan dimasa Jahiliyyah dan di saat permulaan Islam. Beliau juga mengatakan ayat ini menjadi dalil tentang haramnya tathfiil (menghadiri walimah tanpa di undang) yang dikenal oleh bangsa Arab dengan adh-Dhaifan. Wallahul a'alam..

November 25, 2014

Hanya Orang Fasik yang Gemar Nyanyian!

Tiada seorang pun diantara para ulama salaf itu yang mengatakan bahwa seorang Muslim dapat  meraih pahala dan ber-taqarrub (mendekatkan) kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan bernyanyi atau mendengar nyanyian.

Bahkan yang mashur mereka ulama salaf mengatakan "Hanya orang fasiklah yang menggemari nyanyian."
Imam Malik berkata, "Nyanyian adalah bid'ah yang dibuat oleh kaum Zindiq."

Imam Abu Hanifah berkata, "Nyanyian termasuk kebatilan dan bid'ah."

Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Abdullah bin Mas'ud berkata; "Nyanyian dapat menumbuhkan kemunafikan dalam hati sebagaimana air menumbuhkan tanaman."

Imam Shafi'i berkata; "Nyanyian termasuk hal yang diharamkan." Dia juga berkata; "Nyanyian adalah perbuatan sia-sia yang dibenci dan menyerupai kebatilan. Sesiapa yang terlalu sering menikmati nya, dia termasuk orang bodoh yang tertolak kesaksiannya." 

Jika benar nyanyian itu merupakan salah satu bentuk keta'atan dan taqarrub, tentulah orang sering melakukannya termasuk manusia terbaik. Namun para ulama mengatakan bahwa pendapat seperti itu bertentangan dengan ijmak kaum Muslimin. 

Abdullah bin Mas'ud dengan keluasan ilmunya dalam agama serta kedalaman pengetahuannya mengenai pelbagai penyakit yang merosakkan hati manusia, memberitahu bahwa nyanyian dapat menumbuhkan kemunafikan dalam hati sebagaimana air menumbuhkan tanaman. Beliau juga berkata, "Nyanyian adalah rangsangan untuk berbuat zina." 

Imam Shafi'i dengan keluasan ilmu dan ketinggian wibawa yang di limpahkan Allah Subhanahu wa Ta'ala kepadanya dalam hal agama juga mengetahui bahwa nyanyian dapat menghalangi hati daripada kecintaan dan hidayah al-Quran. Ini menurut beliau memang tujuan utama kaum Zindiq dan munafik menyebarkan nyanyian dikalangan kaum Muslimin. Mereka berkeinginan untuk memutuskan hati kaum Muslimin daripada keimanan dan menyekatnya daripada cahay al-Quran sehingga kemudian menjadi mudah bagi syaitan untuk menamkan padanya pelbagai bid'ah, kesesatan dan syahwat. Allahul Musta'an ...
Kutipan dari: 'Menyingkap Hukum Nyanyian' oleh Ibnu Qayyim al-Jauziyah

November 24, 2014

Mengapa Ahli Kitab berpecah setelah datang pengetahuan kepada mereka..

"Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah melainkan sesudah datangnya pengetahuan kepada mereka kerana kedengkian antara mereka."  [QS. Asy-Syuura; 42:14]

Dalam tafsir Ibnu Katsir rahimahullah dikatakan, maksudnya, terpecah-belahnya mereka (Ahli Kitab) dari kebenaran hanya terjadi setelah sampai nya kebenaran itu kepada mereka dan tegaknya hujjah. Serta tidak ada yang menyebabkan mereka demikian  kecuali kerana kezhaliman, pembangkangan dan penyelisihan mereka. 

"Benar-benar berada dalam keraguan yang menggoncangkan tentang Kitab ini."    
[QS. Asy-Shuura: 14].
Yaitu, mereka tidak meyakini urusan dan keimanan mereka, mereka hanyalah ikut-ikutan terhadap bapak-bapak dan nenek moyang mereka tanpa dalil dan bukti. Mereka berada dalam keadaan bingung, ragu dan kacau-balau terhadap urusan mereka. 

**Bagaimana fenomena hari ini, perpecahan setelah datangnya nash dan hujjah yang jelas? Mereka berdalil dengan dalil yang tidak boleh dibuat dalil, atas peribadahan mereka, hanya saja mereka maseh mahu berpegang pada amalan bapak-bapak dan nenek moyang mereka yang telah dibudayakan sebagai satu tradisi yang tidak bisa di hapuskan.... **
Misalnya perayaan-perayaan yang tidak pernah ditunjuk ajar oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam atau para sahabat sebelumnya...
.. Allahul Musta'an ...

November 23, 2014

Mengambil perbezaan sebagai satu pembenaran.

Syaikh Shalih Fawzan mengatakan ramai orang saat ini, apabila Anda melihat mereka melakukan sesuatu yang salah dan menegurnya, mereka akan berkata, "Ada perbezaan pendapat tentang masalah ini." Mereka mengambil perbezaan sebagai suatu pembenaran untuk apa yang mereka lakukan, walaupun jika itu bertentangan dengan nash. 
Jadi apakah perbezaan antara mereka dengan Ahli Kitab yang mengambil paderi dan biarawan mereka sebagai Tuhan selain Allah? 

Sepatutnya mereka takut pada Allah Ta'ala dan harus memahami istilah 'khilaf', bahwa perbezaan pendapat tentang sesuatu masa'alah tidak mengizinkan mereka bertentangan dengan bukti yang nyata. 

Dampak buruk ini telah menjadikan ramai orang-orang bodoh (agama) mencari-cari jawapan melalui Internet, buku-buku, dikutipnya beberapa pandangan yang aneh-aneh, dan memberi keputusan berdasarkan 'pendapat' yang secocok dengan hawa nafsu mereka walaupun itu bertentangan dengan bukti yang nyata, tanpa meneliti fakta kebenaran dari sumber yang benar. Mungkin kerana ketidaktahuan atau kepentingan pribadinya.

Dari itu orang bodoh tidak diperbolehkan berbicara tentang hukum dan agama (shari'i) Allah hanya berdasarkan apa yang telah dibaca atau tonton di beberapa rakaman sementara ia tidak tahu kebenarannya dan apa dasar itu dalam Kitab dan Sunnah. Allah tidak memerintahkan kita hanya untuk merujuk kembali apa yang ada dalam buku fiqh tanpa memahaminya. Sebaliknya, Dia memerintahkan kita bertanya pada orang yang berpengatahuan.

"Maka bertanyalah pada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui."  [QS. An-Nahl: 43]

"Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikit pun?" [QS. Al-Qashash: 50]

Tidak diperbolehkan bagi sesiapa saja yang memiliki pengetahuan untuk mencari orang yang setuju dengan keinginan mereka dan memberi keputusan sebagaimana yang mereka inginkan, sehingga menyesatkan orang ramai dari jalan Allah, dengan alasan memberi kemudahan pada orang ramai, dalam kontek kehidupan hari ini. 

Takut-takut dia menjadi salah satu dari orang orang yang Allah maksudkan dalam FirmanNya; 
"(Ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari Kiamat, dan sebagian dosa-dosa orang yang mereka sesat kan yang tidak mengetahui sedikit pun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah amat buruk lah dosa yang mereka pikuk itu."
[QS. An-Nahl; 25].
Dipetik dari: dawatussalafiyyah.wordpress.com : Sumber asli: alfawzan.af.org.sa

Kekufuran yang sangat merbahaya, ramai yang terlepas pandang.

Barangsiapa yang bersenda gurau dengan menyebut Allah, ayat-ayat-Nya yang kauniyyah atau syar'iyyah atau Rasul-Nya, maka dia kafir. Kerana penolakan terhadap keimanan dari sikap mengolok-olok adalah penolakan yang besar. Bagaimana mungkin seseorang mengejek dan mengolok-olok terhadap perkara yang ia imani? Mengimani sesuatu mengharuskan pelakunya mengagungkan yang ia imani dan hendaknya dalam hatinya ada pengagungan yang layak dengan keimanan. 

Kufur (kafir) ada dua macam yaitu kufur I'radh (berpaling) dan kufur mu'aridhah, ia lebih besar kekafirannya dibanding orang yang hanya bersujud kepada patung, dan ini adalah permasalahan yang amat berbahaya. Berapa banyak kalimat yang menjerumuskan pemiliknya pada musibah bahkan pada kehancuran yang ia tidak sedari. Terkadang ada orang melontarkan satu kalimat yang dimurkai oleh Allah Azza wa Jalla yang tidak terlibat di fikirannya bahwa kalimat itu dapat memasukkannya ke Neraka.
Dari itu berhati-hatilah apabila seorang bergurau, mempersendakan atau mengejek-negjek sunnah-sunnah Nabi-Nya.... Allahul Musta'an
Petikan dari : "Halal Haram dalam Islam" oleh Shaikh al Utsaimin.

November 22, 2014

Kebenaran itu tidak Bisu.

Semua berani mengatakan ideologi kumpulan pengganas (ISIS) bukan dari Islam. Daripada ulama terkemuka sehingga orang awam sekalipun. Media massa, badan-badan Melayu turut memainkan peranan memberi peringatan kepada masharakat terhadap bahaya ideologi sesat ini.
Tapi bersedia kah mereka mengatakan yang haram itu haram, yang haq itu haq dan yang batil itu batil ?
Bagi mereka yang berkuasa jika tidak kuasa, tidak berani mengatakan yang batil itu batil, yang sesat itu jelas sesat, maka kebatilan, kerusakkan akan berleluasa. 
Sebab kebenaran tidak boleh bisu, kebenaran yang bisu bukanlah sebuah kebenaran. 
Allahul Musta'an 

Sikap mereka yang bertentangan didalam mencintai Allah

Mereka mengaku mencintai Allah tetapi mereka meninggalkan syariat-Nya. Allah Azza wa Jalla menuntut pengakuan mereka dengan firman-Nya;
"Katakanlah, 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah...'"   [QS. Ali Imran:31]

Di antara kesesatan kaum Yahudi dan orang-orang yang serupa dengan mereka adalah, mengaku mencintai Allah Ta'ala tetapi mereka menyelisihi perintah-Nya. Padahal tanda mencintai Allah Ta'ala adalah dengan mengikuti perintah-Nya, sebagaimana firman-Nya:

"Katakanlah, 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu." [QS. Ali Imran:31].
Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan, sebagaimana diterangkan oleh Allah Ta'ala didalam firman-Nya,
"Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya."   [QS. Al-Ma'idah: 18]

Tetapi bersama itu pula mereka menyelisihi syariat-Nya. Sehingga dengan demikian dustalah pengakuan mereka. Contohnya ketika Allah menuntut agar mereka membuktikan ucapan mereka yang mengaku mencintai-Nya untuk mengikuti Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, mereka enggan melakukan perintah-Nya. 

Demikian pula dengan tarekat Sufiyah. Mereka mengaku membangun agama diatas kecintaan kepada Allah Azza wa Jalla dan mereka mengatakan, "Yang namanya ibadah itu adalah cinta (kepada Allah). Tidaklah kami menyembah Allah kerana takut dari Neraka, dan tidak pula mengharapkan Surga-Nya. Kami menyembah-Nya hanya kerana cinta."  Padahal kenyataannya mereka menyelisihi syariat Allah, tidak mahu mengikuti (Sunnah) Nabi-Nya. Mereka hanyalah mengikuti para guru mereka dan orang-orang ahli tarekat yang membaiat mereka agar mau mendengar dan ta'at padanya. 

Mereka juga tidak berani menyelisihi apa pun yang diperintahkan oleh gurunya. Mereka mengatakan, " Seorang pengikut tarekat didepan gurunya seperti mayit di tangan tukang mandi. Tidak memiliki kehendak untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain, kecuali apa yang telah dipilihkan oleh gurunya. 

Maka mana Ittiba' nya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam? Mereka juga para pendusta dalam pengakuan nya mencintai Nabi. 

Oleh kerana itu, Allah Ta'ala menantang orang-orang yang mengaku mencintai-Nya; 
"Katakanlah, 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu."
[QS. Ali Imran: 31]
Dengan demikian tanda mencintai Allah adalah mengikuti Rasul-Nya. Maka barangsiapa yang memiliki sifat ini pada dirinya, yaitu mengikuti Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, berarti dia jujur dalam pengakuan cintanya. Dan barangsiapa yang tidak memiliki sifat ini dalam dirinya, maka sesungguhnya dia seorang pendusta didalam pengakuannya. 

Bagaimana mungkin seseorang boleh berkata mencintai Nabi-Nya namun ia membuat kebid'ahan dengan mengadakan peringatan Maulid. Padahal Nabi shallallahu alaihi wa sallam sendiri telah melarang dari perbuatan bid'ah.

Mereka mengaku mencintainya tetapi mereka menyelisihi beliau dengan melakukan perbuatan bid'ah dan khurafat.
Allahul Musta'an.
Ringkasan dari "Perilaku & Akhlak Jahiliyah" oleh Al-Imam Muhammad bin Abdul Wahhab At-Tamimi. Di syarahkan oleh Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan.

November 18, 2014

Kekuatan Kebatilan

Al Imam Ibnu Qutaibah berkata; 
"Hanyalah kebatilan itu menjadi kuat apabila ia didiamkan."  (Al Ikhtilaf Fil Lafzh)

Ibnu Taimiyyah mengatakan; 
"Setiap kali seseorang yang tegak dengan cahaya kenabian itu melemah, maka menguatlah kebid'ahan."  (Majmuu' Fatawa/3/hal. 104)

Imam Ahmad menjawab;
"Jika seseorang beribadah, shalat, dan beriktikaf, maka itu hanya untuk dirinya sendiri. Sedangkan jika ia memberikan peringatan tentang Ahlul Bid'ah merupakan kewajipan."  (Majmuu' Fatawa Ibnu Taimiyyah (XXVIII/231)

Muhammad Al-Basyir Al-Ibrahimi menegaskan;
"Wajib bagi seorang alim untuk bersemangat dalam memberikan petunjuk ketika merebaknya kesesatan dan bersegera dalam menolong kebenaran ketika dia melihat kebatilan sedang melawanya serta menyerang kebid'ahan, kejelekan serta kerusakan sebelum menjadi kuat dan memuncak, sebelum manusia menjadi terbiasa dengannya dan meresap dalam hati-hati mereka sehingga sulit untuk mencabutnya. Maka wajib atas seorang alim untuk terjun ke tengah-tengah kancah sebagai Mujahid, janganlah dia me jadi orang yang tertinggal di belakang dan hanya duduk-duduk saja. Hendaknya juga untuk berbuat sebagaimana yang dilakukan oleh para pengobat, pemberi nasehat ditempat-tempat terjangkit nya wabah penyakit untuk menyelamatkan manusia dan untuk menyedarkan  orang-orang yang berada dalam kesalahan, bukan berjalan bersama mereka, tetapi berusaha untuk membubarkan perkumpulan mereka diatas kesalahan tersebut." (Dalam Al-Atsar/4/220-111).