SUARAKAN YANG HAQ UNTUK MENEGAKKAN YANG HAQ! KERANA YANG ADA HANYALAH YANG HAQ SEMATA ....

February 27, 2014

Syaitan hanya berani mempermainkan manusia yang bodoh!

Satu daripada tipu daya syaitan untuk menarik manusia ke lembah kebodohan, supaya lebih senang dia memperlakukannya, ialah dengan mengajak manusia berfikir bahwa meninggalkan ilmu pengetahuan (ilmu syar'i) itu baik. Tak cukup dengan itu, syaitan bahkan mengajak mereka memandang remeh orang-orang yang menyibukkan diri dengan kepentingan ilmu. 

Kalau saja mereka faham, mereka akan tahu bahwa hal itu sangat bertentangan dengan syariat.  Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda, 'Sampaikanlah apa yang aku ucapkan' ketika Tuhannya berfirman kepadanya "Sampaikanlah" (al-Maidah [5]:67).

Ingatlah jika para ulama tidak tahu apapun tentang ilmu, bagaimana mungkin mereka menyampaikan syariat kepada manusia. Dalam agama, beramal ada dua macam, yaitu mengamalkan yang wajib, yang tidak boleh ditinggalkan, dan yang sunnah, yang tidak wajib. Belajar hadith jauh lebih baik daripada puasa sunnah atau shalat sunnah.

Jadi janganlah menoleh kepada perkataan orang-orang yang tidak memahami kedudukan hadith (shahih atau dhaif), tidak memahami fiqh, (tidak mengikuti sunnah) dan jangan silau dengan kebesaran nama seseorang. [Jangan terpukau dengan cerita cerita khayalan, dalil samar-samaran]
Di edit dari Shaidul Khathir oleh Imam Ibnu al-Jauzi

Kebenaran dari beberapa pendapat hanya terletak pada satu pendapat.

Kebenaran dari beberapa pendapat itu terletak hanya pada satu pendapat, sebagaimana ketentuan kiblat hanya pada satu arah dari beberapa arah mata angin yang ada. 
Yang benar adalah yang tidak ada kebenaran pada selainnya, bahwa agama Allah hanya satu, yakni apa yang telah Allah turunkan, yang dibawa oleh para Rasul-Nya dan telah Dia redha'i bagi para hambaNya.

Namun pada hari ini kita lihat manusia berpecah belah menjadi beberapa golongan, setiap golongan pemimpinnya menyeru kepadanya dan mencela pihak yang bertentangan dengannya. Mereka beramal ikut dasar pendapat mereka, ulama ulama mereka, sehingga seakan mereka memeluk agama yang lain selain agama mereka. Mereka menolak dan bersikap keras dan berkata; "bagi mereka kitab-kitab mereka dan bagi kami kitab-kitab kami, bagi mereka imam mereka, bagi kami imam kami,bagi mereka mazhab mereka dan bagi kami mazhab kami."

Semua ini, Nabi, Al Quran, Tuhan dan agama semuanya satu; maka yang wajib atas semua orang agar patuh pada kalimat yang sama diantara mereka semua, hanya ta'at kepada Rasul, tidak menjadikan persepsi-persepsinya sebagai nash-nash.
Tidak menjadikan tandingan selain Allah, maka jika kalimat mereka mencapai persetujuan atas ini semua, setiap individu akan tunduk kepada orang yang menyeru kepada Allah dan Rasul-Nya , kesemuanya berhukum kepada Sunnah dan atsar-atsar para sahabat kerena sedikitnya kontradiktif pada ahli Sunnah dan hadith.
Jika tidak di bangun atas fondasi ini, (al-Quran, sunnah dan fahaman shalafussoleh) setiap kelompok akan semakin jauh dan tentu kontradiksi dalam diri mereka akan semakin keras dan semakin banyak.
Kerana sesungguhnya orang yang menolak kebenaran ia membiarkan perkaranya dalam kerusakan, bercampur baur, dan kebenaran menjadi samar atasnya sehingga ia tidak mengetahui yang manakah mazhabnya, sehingga apa pun yang ia katakan, maka semuanya adalah batil,  sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Subhanahu Wata'ala;

"Sebenarnya mereka telah mendustakan kebenaran tatkala kebenaran itu datang kepada mereka, maka mereka itu berada dalam keadaan kacau balau." [QS. Qaaf: 5]
Allahul Musta'an.
Sumber bacaan: Risalah Taklid (Jangan kamu ikuti apa yang kamu tidak tahu) Ibnu Qayyim.

February 25, 2014

Larangan para sahabat untuk mengikuti jejak para rijaal (orang-orang)

Ibn Mas'ud rahimahullah berkata: "Janganlah seorang pun dari kalian yang menempatkan agamanya kepada orang lain, jika ia beriman, ia-pun beriman, jika ia kufur, ia-pun kufur, kerana sesungguhnya tidaklah ada tauladan dalam keburukan."
Maka kalian harus melakukan sesuai dengan orang-orang yang sudah mati bukan orang-orang yang hidup.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda;
'Barangsiapa yang berkata atas namaku akan sesuatu yang tidak aku katakan maka ia akan bersemayam atas kerusinya dari api Neraka dan barangsiapa yang bermusyawarah dengan saudaranya , maka ia memberitahukan nya bukan sebenarnya, maka ia telah mengkhianatinya dan barangsiapa yang berfatwa dengan fatwanya dengan tanpa ketetapan maka dosanya hanya ditimpakan atas orang yang berfatwa saja.
[HR. Imam Ahmad dalam Musnadnya, Jilid 1hal. 1;65,70]

Jika ada yang berkata ia tidak mengetahui hujahnya, tapi bertaklid pada seorang ulama besar kerana ia berpendapat atau berkata dengan berargumentasi yang kuat. Maka dikatakan jika kamu hanya bertaklid saja dengan ulama yang tidak kamu ketahui, yang demikian bertaklid lah pada guru yang lebih tinggi kealimannya, lebih mendalam ilmunya sampai pada para sahabat.
Bagaimana boleh bertaklid kepada orang yang lebih kecil dan lebih minim pengetahuannya?

Al Bakhtari berkata: " Orang-orang alim mengetahui keutamaanmu dengan ilmu dan orang-orang bodoh berkata dengan dasar taklid." 
Orang yang bertaklid pada dasarnya tidak berpengatahuan.
"Kamu tidak mempunyai hujjah tentang ini."  [QS. Yunus; 18]

Dari itu ittiba' lah pada Nabi shallallahu alaihi wa sallam, jalan selamat hanya satu, tariqah mendekatkan diri kepada Allah hanya atas jalan yang satu yang baginda dan para sahabatnya berada pada masa itu. Cukupkanlah diri dengan Sunnah beliau, tinggalkan amalan datok nenek kita yang tidak ada dasar, hujjah dan contoh dari beliau.
Wallahu 'Alam wa Allahul Musta'an.
Petikan dari Risalah Taklid dari Ibnu Qayyim

February 24, 2014

Juallah Dunia, Belilah Akhirat.

Barang siapa yang dapat berfikir dengan jernih akan terbayang pada dirinya shurga yang abadi, kelazatan yang tidak terputus, kenikmatan yang tidak pernah terlihat oleh mata, tidak terdengar oleh telinga, dan tidak pernah terbesit dalam hati manusia. Kehidupan yang tak akan pernah berakhir.
Semua itu tidak akan diperolehi kecuali dengan menggunakan umur dengan sebaik-baiknya. Umur 100 tahun tidak ada ertinya,15 tahun masa kanak-kanak dan kebodohan, 30tahun setelah 70 tahun ~ jika sampai umur itu~ masa kelemahan fisik. Sebagian umur digunakan untuk tidur, sebagian untuk cari nafkah, makan, minum, sedangkan sisa yang kecil untuk beribadah.

Pantas kah sesuatu yang abadi dibeli dengan yang sedikit? Mereka yang tidak bersegera terlibat perdagangan yang sangat menguntungkan ini, sungguh telah bertindak sangat bodoh dan tidak masuk akal. Pasti ada yang salah dalam keimanan terhadap janji Allah Subhanahu wa Ta'ala yang pasti. 

Ilmu lah yang dapat menunjukkan kepada manusia jalan yang benar, mengantarkan kepada kebenaran, dan menghindarkan dari kesesatan.

Suatu saat iblis masuk kedalam kumpulan orang yang zuhud dengan membawa penyakit, memalingkan mereka dari ilmu. Iblis berusaha memadamkan lentera agar dia dapat mencuri. Ada diantara ulama yang sampai tergoda oleh iblis sehingga ulama itu melarang manusia menuntut ilmu. (Syari'i)

Saya (Ibnu Jauzi) melihat Abu Hamid ath-Thusi menceritakan, dalam karangannya, "Aku pernah berdiskusi dengan para sufi tentang membaca al-Quran secara teratur. Akan tetapi mereka melarangku melakukannya." 
Malah dianjurkan, "memutus hubungan dengan dunia secara keseluruhan, hingga engkau akan sampai pada derajat yang menyamakan yang ada dengan yang tidak ada; semua sama saja bagimu. Bersemadilah ditempat-tempat tertentu. Lakukanlah disana shalat fardhu dan rawatib. Duduklah dengan hati yang kosong. Terus lah berkata 'ALLAH, ALLAH....' secara berulang-ulang. Lihatlah bagaimana DIA membukan segalanya bagimu sebagaimana Dia telah membukannya untuk para nabi dan wali."

Saya (Ibnu Jauzi) tidak terkejut dengan pernyataan itu. Yang aneh bagiku, anggapan mereka. Kata-kata itu tidak bermakna sama sekali. Adakah mereka merampok dengan meninggalkan bacaan Al Quran? Adakah segalanya dibukakan untuk mereka yang mengaku Sufi sebagaimana dibukakan untuk para nabi berkat perjuangan dan kesungguhan ibadah mereka? Apakah mereka yang mengaku Sufi menyakini apa yang mereka kerjakan? Apakah mereka mengetahui yang ghaib, ataukah mereka mendapat wahyu? 

Semua itu adalah permainan iblis yang menipu mereka. Mungkin juga ini khayalan mereka kerana mereka terlalu sering mengkhayal dan berangan-angan, atau kerana tipuan iblis. 
Oleh sebab itu, wajib bagi Anda membentengi diri dengan ilmu. Lihatlah perjalanan kaum salaf. Adakah diantara mereka yang melakukan hal itu atau menyuruh melakukan yang demikian? Generasi salaf menyibukkan diri dengan Al Quran dan ilmu yang menyehatkan dan memurnikan batin mereka.
Semoga Allah Ta'ala mengaruniakan kita ilmu bermanfaat yang dapat melindungi kita dari musuh besar kita (iblis). Sesungguhnya Allah Mahakuasa. 
Allahul Musta'an.
Petikan dari buku Shaidul Khathir oleh Imam Ibnu al-Jauzi.

February 22, 2014

Kisah iblis dengan ahli ibadah dan Ahlu ilmu.

Al-Muzani meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa para syaitan bertanya pada Iblis, "Wahai tuan kami! Kami melihat engkau begitu gembira dan senang kerana kematian seorang yang berilmu, tetapi kami tidak pernah melihat engkau begitu senang melihat kematian seorang ahli ibadah."  Iblis berkata, "Pergilah kalian." 
Kemudian mereka pergi menemui seorang ahli ibadah dan berkata, "Kami ingin menanyakan sesuatu kepadamu, tinggalkan dulu ibadahmu!" Lalu Iblis bertanya, "Apakah Tuhanmu mampu membuat dunia ini didalam telur?" 
Ia menjawab, "Aku tidak mengetahuinya." Setelah mendengar jawapan ahli ibadah tadi, Iblis pun berkata kepada para syaitan, "Bukankah kamu sekalian melihat, bagaimana ia telahmenjadi seorang kafir dalam seketika? "
Lalu mereka mendatangi seorang ahli ilmu dan bertanya kepadanya, "Kami ingin menanyakan sesuatu kepadamu." Ia menjawab, "Tanyalah!" Apakah Tuhanmu mampu menciptakan dunia ini kedalam sebiji telur?"  
"Iya" jawabnya. Mereka bertanya lagi, "Bagaimana Dia melakukan itu?" Ia menjawab, "Cukuplah bagi-Nya berkata, Kun fayakun (jadilah, maka akan terjadi)." 
Setelah mendengar jawapan orang berilmu, iblis berkata kepada para syaitan," Lihatlah bagaimana kamu semua menyaksikan orang yang berilmu tadi, bukankah jawabannya tidak membahayakan dirinya (benar)? Inilah yang membuat aku sedih."

Didalam kisah yang lain, diriwayatkan syaitan bertanya kepada seorang ahli ibadah, "Apakah Tuhanmu mampu menciptakan sesuatu seperti dirinya?" Ia menjawab, "Aku tidak mengetahuinya." Lalu iblis berkata kepada para syaitan, "Lihatlah bagaimana ibadah seorang ahli ibadah itu sama sekali tidak mendatangkan manfaat kerana kebodohannya?" 
Lalu mereka bertanya kepada ahli ilmu, dan di jawab;
"Ini adalah pertanyaan yang mustahil. Jika sesuatu itu seperti Allah, bererti ia bukan makhluk, sedangkan sesuatu yang seperti Allah disebut makhluk adalah mustahil." Kemudian iblis berkata, "Lihatlah bagaimana orang yang berilmu menghancurkan sesuatu dalam sekejap, apa yang aku bangun selama bertahun-tahun."
Hal ini dikeranakan syaitan menebarkan sesuatu yang sesat, lalu orang yang berilmu mengetahuinya, dan melarang orang yang melakukannya. 
Sedangkan seorang ahli ibadah, ibadah hanya untuk dirinya sendiri, bahkan ia tidak tahu mengapa ia beribadah.
Dengan demikian seorang yang berilmu akan menghancurkan apa yang dirancang dan dilakukan oleh syaitan selama bertahun-tahun. Setiap syaitan menebarkan kemaksiatan dan kesesatan, setiap itu pula orang berilmu selalu berusaha menghalangi dan menghancurkannya. Oleh kerana itu, tidak ada yang lebih ditakuti syaitan, daripada orang yang berilmu. 
Tidak ada yang membuatnya senang daripada kematian seorang yang berilmu sehingga syaitan dapat menghancurkan dan melanggengkan kemaksiatan dan kesesatan diantara umat manusia dengan mudah.
Beginilah senario hari ini. Maksiat, kemungkaran, kesesatan berleluasa, sebab sedikitnya Ahlul Ilmu, sedangkan ahli ibadah (yang tidak mengikuti syar'i) bertambah banyak. 
Allahul Musta'an
Nukilan dari : "Kunci Shurga, mencari kebahgiaan dengan Ilmu," oleh Ibnu Qayyim.

February 21, 2014

"Tidak di ambil ilmu dari empat jenis manusia.."

Menutut ilmu itu wajib atas semua Muslimin tidak kira lelaki atau perempuan. Tetapi dalam menimba ilmu harus berhati-hati, melihat kepada siapa kita menimba ilmu, sebab ilmu itu juga ibadah. Dalam perkara ini Imam Malik rahimahullah mengatakan,
“Tidak boleh mengambil ilmu dari empat jenis manusia, dan boleh diambil dari selain itu."  Siapakah 4 jenis manusia ini:-

1)  "Tidak boleh ambil ilmu dari orang yang bodoh."Bagaimana mungkin kita belajar kepada orang yang bodoh, yang tidak punya ilmu. Orang yang tidak punya sesuatu itu tidak dapat memberikan sesuatu.

2)  "Tidak boleh pula mengambil ilmu dari pengekor hawa nafsu yang mengajak manusia untuk mengikuti hawa nafsunya”. Maksudnya adalah orang yang menyimpang dari sunnah. Sebab dia akan mengajak kita menyimpang dari sunnah dan berbuat bid'ah. Berhati-hati ramai orang yang akui Ahlus Sunnah, tapi tidak mengikuti sunnah Nabi shallallahu alaihi wa sallam, malah mereka melenceng membuat perkara perkara baru yang tidak di ajari oleh beliau dan para sahabat, imam imam besar tidak melakukannya. 

3). "Jangan belajar dari orang yang pendusta suka berbohong kepada manusia. Kalau dia suka berbohong, dia akan melecehkan hadith-hadith Nabi shallallahu alaihi wa sallam, tidak kira hadith shahih, Dhaif, mungkar, palsu..semua di borongnya untuk buat cerita. 

4). "Jangan belajar dari seorang syaikh yang punya keutamaan yang punya kebaikan yang ahli ibadah tapi dia tidak memahami apa yang dia ucapkan”. Seorang syaikh yang utama yang baik ahli ibadah tapi pelupa, dia tidak paham tidak sadar. Bagaimana mungkin kita belajar kepada seorang guru yang pelupa, tidak sadar apa yang dia katakan.

Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah mengatakan bahwa kebutuhan manusia pada ilmu jauh 
lebih besar daripada kebutuhan mereka pada makanan dan minuman. Seseorang memerlukan makan minum dalam sehari hanya satu atau dua kali. Sedangkan ilmu, di butuhkan manusia 
setiap detik nafas nya.

Belajar lah dari orang yang ilmunya sesuai dengan syariat Islam dengan Sunnahnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam, tidak pakai pendapat, perasaan, mimpi.
Semoga Allah Subhanahu memberi kita semua ilmu yang bermanfaat diakhirat dan didunia. Aamiin. Allahul Musta'an . 
Ref: Kunci Shurga, mencari kebahagiaan dengan ilmu; oleh Ibnu Qayyim 


February 20, 2014

Sebaik-baik jihad adalah kalimat yang adil dihadapan penguasa dzalim.

"Sesungguhnya Sebaik-baik jihad adalah kalimat yang adil di hadapan penguasa yang dzalim."
[Di shahihkan oleh Al-Albani, lihat Al-Misykat,11/1094].

Marilah kita ambil pelajaran dari sebuah kisah agung dari al-Quran, manhaj di dunia dan akhirat sehingga kita mampu mengemban seluruh tugas yang Allah Subhanahu wa Ta'ala bebankan. Dan Allah memuliakan kita dengan berintima' (berafiliasi) kepada-Nya, yaitu dengan berdakwah.

Imam Qatadah rahimahullah mengatakan "Fir'aun adalah penduduk bumi yang paling angkuh dan paling sesat. Demi Allah, sejak isterinya menaati Rabbnya, tak sedikit pun kekafiran suaminya membahayakan nya. Yang demikian ini supaya kalian mengetahui bahwa Allah adalah hakim yang Maha Adil, tidak menghukum seseorang kecuali kerana dosanya sendiri."
[Tafsir Ibnu Katsir, VIII/199].

Didalam kisah tersebut terdapat teladan yang lain, ikon bagi para dai' yang lurus. Yakni contoh yang sangat berharga, berloyilitas kepada Allah, agama-Nya dan kepada hamba-Nya yang Sholih dalam menolong sesuai kemampuan untuk meninggikan kalimat Allah. Juga dalam hal bara' berlepas diri dari orang-orang kafir setelah ditegakkan hujjah atas mereka.

Ketika Fir'aun bersikeras hendak membunuh Musa alaihissalam, laki-laki Mukmin keluarga Fir'aun berkata, sebagaimana diceritakan dalam Al Quran "....Apakah kamu akan membunuh seseorang kerana dia berkata 'Tuhanku adalah Allah,' padahal sungguh dia telah datang kepadamu dengan membawa bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu......" [QS. Ghafir:28]

Tiada sesuatu yang melebihi keagungan kalimat yang diucapkan oleh laki-laki itu. Lihatlah, bagaimana pembelaannya kepada Nabinya dan renungkan pula bagaimana bara'nya terhadap seorang thaghut meskipun siksaan yang pedih menimpanya. 

Tetapi pada hari ini kita lihat fenomena yang keterbalikkan. Sebagian para agamawan berbasa-basi, dengan penguasa, berpihak kepada thaghut, sehingga ada yang menghalalkan darah kaum Muslimin.
Ada yang atas alasan "toleransi", 'racial harmoni' berwarna-warni dengan menteri-menteri. 
Innalillahi.......


Allahul Musta'an.
Ref: Tafsir Ibnu Katsir, buku;  Al-Wala wal Bara' oleh Muhammad Sa'id al Qathani.

February 18, 2014

Bagaimana kejadian mutiara.

Ada beberapa teori bagaimana kerang (oyster) dapat mengeluarkan mutiara. Satu daripadanya ialah, mutiara itu hasil dari pencernaan alam semula jadi. Mereka mengatakan mutiara terbentuk akibat adanya irritant yang masuk kedalam 'mantel' kerang. Fenomena 'irritant' ini sering juga dikatakan dengan masuknya pasir atau benda padat kedalam mantel, kemudian 'rumah' kerang itu tertutup dan di pipi kulitnya akan mengeluarkan 'nacre' yang lama kelamaan menjadi mutiara. Sementara ada juga teori yang mengatakan masuknya benda padat kedalam rongga mantel dan bila terperangkap, 'epithelium' akhirnya membungkus benda padat sehingga terbentuk lah kantung mutiara yang akhirnya atas deposisi nacre terjadi mutiara.
http://science.howstuffworks.com/zoology/question630.htm

Tetapi sejauh ini belum ada bukti ilmiah yang mendukung teori terjadinya mutiara kerana proses kemasukkan pasir atau benda padat. 

Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman;
"Dan dari masing-masing laut itu kamu dapat memakan daging yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang kamu dapat memakainya." [QS. Faathir:12]
"Dari keduanya keluar mutiara dan marjan." [QS. Ar-Rahman:22]

Ibnu Abbas berkata, "Jika hujan turun dari langit, maka setiap kulit kerang didalam laut membuka mulutnya, dan setiap percikan air hujan yang masuk kedalamnya akan menjadi mutiara." Sanadnya shahih. [Lihat tafsir Ibnu Katsir ; 55:22 / Tafsir Ath-Thabari ;55:22]
Begini lah kebesaran, keagungan Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam penciptaan Nya.  Sebagaimana firman-Nya;

"Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?"  [QS. Qamar; 54:40]
Wallahu 'alam.

February 17, 2014

Orang yang pertama berbai'at pada Nabi shallallahu alaihi wa sallam.

Dari asy-Sya'bi ia menceritakan, semasa peristiwa Bai'atur Ridhwan yang terjadi dibawah sebatang pohon, orang yang pertama kali sampai kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, ketika beliau mengajak orang berbai'at dengannya adalah Abu Sinan bin Wahb al-Asadi.
Dengan Bai'at itu kaum Muslimin berjanji setia kepada beliau untuk tidak melarikan diri selama-lamanya. Hal ini lah yang membuat kaum musyrikin gentar. Lalu mereka pun mengirimkan utusan dari kalangan kaum Muslimin yang ada bersama mereka untuk (mengajak) mengadakan perjanjian dan perdamaian. 
Beginilah ulah kaum musyrikin, apabila bilangan mereka sedikit dan lemah, mereka akan ajak kepada kedamaian, tetapi tatkala bilangan mereka lebih ramai dan mereka berada diatas kekuasaan (peperangan) mereka akan menindas kaum Muslimin. Allahul Musta'an.
Sumber bacaan; Tafsir Ibnu Katsir. 48:10

February 16, 2014

Mengapa Hewan Turun Gunung Sebelum Terjadi Letupan Berapi?

Sebuah fenomena alam, terjadi beberapa saat sebelum meletusnya Gunung Kelud. Harimau, kera, rusa, hingga ular tampak berbondong-bondong turun dari gunung yang kemudian mengalami letusan berapi.
Mengapa hewan-hewan itu seakan memberikan pertanda bahwa sebuah Gunung akan meletus sebentar lagi? 

http://www.tribunnews.com/nasional/2014/02/14/ular-harimau-turun-sebelum-gunung-kelud-meletus

Mengungkap keterangan kepala sebuah reset Pusat Volcanic dan Bencana Geologi, yang mengatakan fenomena ini dapat di jelaskan secara ilmiah.  ”Sebelum gunung meletus, ada tekanan cairan (berupa gas, uap air, atau magma) yang mendorong sumbat gunung." Dorongan tekanan tinggi yang membentur sumbat gunung itulah yang memunculkan frekuensi tinggi yang suara bisingnya hanya dapat didengar hewan-hewan. 

”Pada saat itulah hewan-hewan yang tak tahan suara bising ini berlarian turun dari gunung."

Suara dengan frekuensi tinggi ini tidak dapat didengar oleh manusia yang hanya mampu mendengar dengan frekuensi 20 Hz- 20 kHz. Berbeda dengan binatang, misalnya kelelawar atau lebah, yang bisa menangkap suara dengan frekuensi hingga di atas 100 kHz. 

Memang benar ada bunyian yang mana manusia dan jin tidak dapat mendengarnya, seperti terdapat dalam beberapa hadith mengenai siksa kubur,  Nabi shallallahu alaihi wassalam mengatakan jeritan orang yang disiksa itu dapat didengar oleh makhluk lain selain jin dan manusia. 
".....kemudian ia dipukul dengan sekali pukulan, dibagian antara kedua telinganya, hingga ia menjerit dengan jeritan yang dapat didengar oleh makhluk lain selain jin dan manusia."
[Hadith Shahih dari Sunan an-Nasa'i no.2051,yang diriwayatkan oleh Ahmad bin Abu Ubaidullah dari Anas.]

Inilah kasih sayang Allah Ta'ala kepada makhluknya. Gunung dan hewan-hewan yang membentuk ekosistem di atasnya adalah sama-sama makhluk Allah. Mereka memiliki kesamaan yakni tunduk kepada Allah, namun berbeda dalam cara ketundukannya. Mereka juga sama-sama “menolak” amanah dari Allah dengan alasan tidak sanggup menjalankannya. 

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanah itu oleh manusia...” [QS. Al-Ahzab : 72]

Gunung yang tidak sanggup menerima amanah tersebut, mendapatkan amanah lain sebagai penyeimbang bumi. 

“Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.” [QS. Luqman : 10]

Sebagaimana manusia dan makhluk hidup lain yang bisa sakit dan mati, gunung juga memiliki ajal dan takdir. Kapan ia meletus dan kapan ia berubah dari gunung berapi aktif menjadi separuh aktif, juga dari separuh aktif menjadi mati.

Saat gunung akan mengalami erupsi, Allah memberikan rahmatNya kepada makhlukNya yang lain diantaranya dengan mengirim frekuensi tinggi yang membuat hewan-hewan merasa terancam bahaya dan turun menjauh dari pusat letusan.

“Sesungguhnya Allah memiliki 100 rahmat. Salah satu di antaranya diturunkanNya kepada kaum jin, manusia, hewan, dan tetumbuhan. Dengan rahmat itulah mereka saling berbelas kasih dan menyayangi. Dengannya pula binatang liar mengasihi anaknya. Dan Allah mengakhirkan 99 rahmat untuk Dia curahkan kepada hamba-hamba-Nya pada hari kiamat.” (Muttafaq ‘alaih)

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal."  [QS. Ali 'Imran;3:190]
Wallahu 'alam.
Sumber: : Dari pos midpoint, Sabtu, 15 Februari 2014 | 12.53 WIB dengan sedikit penambahan yang tidak merubah isinya.

'Tahnik' helps premature babies!

Lebih 1400 tahun dahulu, telah menjadi sunnah Nabi shallallahu alaihi wa sallam, apabila seorang bayi dilahirkan, ia akan dibawa kepada beliau untuk di-'tahnik'. Sebagaimana 'Aisyah radiyallahu anhuma mengakatan; 
"Seorang bayi telah dibawa kehadapan Nabi yang kemudian beliau suapi dengan kunyahan buah kurma, ketika bayi itu kencing beliau memercikkan dengan sedikit air."
[HR. Shahih Bukhari 5468]

Pada hari ini, BBC News membuat laporan, penelitian kajian pakar kanak-kanak telah menemui cara efektif dan murah, dengan menyapukan sedikit gula kedalam pipi bayi yang baru lahir itu,  yang lahir kurang bulan (premature) daripada kerusakkan otak (prevent brain damage). 

'Tahnik' satu daripada  Sunnah Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang sudah dipraktikkan lebih 1400 tahun dahulu oleh kaum Muslimin, tanpa menyoalnya. Baru sekarang ditemui oleh pakar pakar asing sebagai satu penemuan 'sains' yang menakjubkan.

Ya, Islam maseh tetap 'relevan' hingga saat ini dan akan tetap kedepan. 
Tetapi hari ini kita lihat ramai orang Muslim yang maseh beranggapan hukum-hukum Allah, sunnah Nabi-Nya sebagai ketinggalan zaman, tidak relevan dan tidak praktikal pada era teknologi sekarang. Wallahu 'alam wa Allahul Musta'an. 

Link to the article - http://www.bbc.co.uk/news/health-24224206       

February 14, 2014

Tidak ada yang lebih asing daripada Sunnah. Berbahagialah orang yang asing!

"Sesungguhnya Islam bermula asing, dan ia akan kembali menjadi asing sepertimana ia bermula. maka berbahagialah orang-orang yang asing (Ghuraba') itu."

(HR. Abu Hurairah, Muslim, Kitabul Iman 2/354, Ibnu Majah, Kitabul-Fitan 4/349 dan lain lagi)

Siapakah Al-Ghuraba' ?
---------------------------
1.  Mereka adalah orang-orang yang melakukan kebaikan ketika manusia dalam keadaan rusak.
2.  Mereka adalah orang-orang soleh yang berada di tengah-tengah orang-orang yang buruk agamanya. Yang berpaling dari mereka lebih ramai daripada yang mengikuti mereka.

Imam al-Auza'i ~rahimahullah~ berkata:
"Hendaknya engkau mengikuti athar-athar generasi salaf, walaupun manusia tidak menerimamu. Jauhkanlah dirimu dari pandangan-pandangan seseorang, walaupun mereka menghiasinya dengan kata-kata yang indah dihadapanmu."
(Syaraf Ahlil Hadith oleh Khatib al-Baghdadi, 7(no8) )

Fudail bin Iyadh ~rahimahullah~ berkata:
"Janganlah engkau merasa gersang untuk menempuh jalan-jalan petunjuk kerana sedikit orang yang melakukannya. Dan janganlah engkau tertipu dengan ramainya orang-orang yang melakukan perkara-perkara yang membinasakan manusia."
(Ilmu Usul Bid'ah hal 272)

Ibnu Qayyim ~rahimahullah~ berkata:
"Orang yang berilmu lagi benar, tidak akan merasa asing disebabkan sedikit rakannya dan tidak ada orang yang melakukannya, apabila dia menjelmakan didalam hatinya bahwa dia sebenarnya ditemani oleh generasi awal yang Allah subhanahu wa ta'ala telah menganugerahkan nikmatNya kepada mereka yang terdiri dari nabi-nabi, para sholafus solih, para syuhada. Mereka itulah sebaik teman. Seorang hamba yang sendirian dalam menuntut jalan yang benar menunjukkan bukti diatas kebenaran pencarian itu."
(Ilmu Usul Bidah hal273)

Al-Hasan al-Basri ~rahimahullah~ berkata:
"Tidak sah (di terima) suatu ucapan kecuali disertai dengan amalan. Tidak sah ucapan dan amalan kecuali disertai dengan niat. Dan tidak sah ucapan, amalan dan niat kecuali dengan mengikuti al-Sunnah. (yang di syariatkan)
(al-Lalaka'ie jilid 1, hal63)

Pada kondisi saat ini, tidak ada yang lebih asing daripada Sunnah. Dan yang lebih asing (aneh) lagi daripadanya ialah orang yang mengetahui sunnah itu sendiri.
Allahul Musta'an...




February 13, 2014

Kisah lelaki yang masuk Shurga padahal belum pernah shalat!

Dari Abu Hurairah radiyallahuanhu, dia berkata, "Tahukah kalian siapakah orang yang masuk Shurga tetapi tidak pernah shalat walaupun sekali?" Kemudia dia sendiri yang menjawab,"Dia adalah Amr bin Tsabit."

Kisahnya, dulu dia menolak agama Islam. Akan tetapi, saat terjadi perang Uhud, dia menjadi simpatik kepada Islam. Kemudian di mengambil pedangnya dan bergabung dengan kaum Muslimin. Dia masuk kekancah peperangan sehingga akhirnya dia terluka. Lalu kaumnya menemukannya di medan perang, mereka bertanya, "Apa yang membuatmu datang kemari? Apakah kerana kasihan pada kaummu, ataukah kerana kau ingin masuk Islam?" 
Dia menjawab, "Ya, kerana aku ingin masuk Islam, aku telah berperang bersama Rasulullah, sehingga aku ditimpa apa yang menimpa aku ini."

Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya dia termasuk ahli shurga." Dalam riwayat lain, disebutkan: Kemudian dia meninggal, maka dia masuk shurga padahal dia tidak pernah melaksanakan shalat sekalipun.
[Lihat Fath al-Bahri Syarh Shahih al-Bukhari, 6/25, Kitab al-Jihad. Al hafidz Ibnu Hajar kata sanadnya shahih.] Dari Kisah-Kisah Nyata, oleh Ibrahim Abdullah al-Hazimi

February 11, 2014

Ulama Membujang yang Terpenjara

Pesona seorang Ulama yang membujang dipenjara. 
"Apa yang bisa dibuat oleh musuh-musuhku terhadap diri ku? Sesungguhnya shurga dan tamanku ada di dadaku (iman dan ilmunya). Kemana saja aku pergi, maka ia akan selalu bersamaku, takpernah berpisah denganku. Jika aku dipenjara, maka itu merupakan khalwat (menyendiri dengan Allah). Jika aku dibunuh, maka itu merupakan kesyahidatan. Dan jika aku diusir dari negeriku, maka itu merupakan tamasya. "

"Sekiranya aku menginfakkan emas sepenuh penjara ini, menurutku hal itu tidak bisa menyamai rasa syukurku atas nikmat terpenjara ini."

"Hakikat orang yang terpenjara adalah orang yang hatinya terpenjara dari mengingat Rabbnya. Sedangkan hakikat orang yang tertawan adalah orang yang tertawan oleh hawa nafsunya." 

"Sesungguhnya didunia ini ada satu shurga (keimanan kepada Allah dan segala yang dibawa oleh Rasul-Nya). Barangsiapa yang tidak memasukinya (tidak merealisasikannya didunia), maka ia tidak akan memasuki shurga di akhirat."

Beliau seorang syaikh, imam sekaligus ulama, ahli fiqh sekaligus Mujtahid, ahli tafsir yang ulung, Syaikhul Islam, simbol dari ahli zuhud, sulit dicari tandingan pada masanya, Taqiyuddin Abul Abbas Ahmad (lebih dikenal dengan nama Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah) putra seorang mufti bernama Syihabuddin Abdul Halim.
Dilahirkan pada tahun 661 H, dan wafat tahun 728H, dalam usia 67 tahun. Beliau mewariskan banyak karya tulis hingga mencapai 500-an Jilid kitab...
[Lihat kitab Tadzkiratul Huffazh, IV: 1496, Imam Dzahabi rahimahullah]

Dari buku 'Kerana Ilmu Mereka Rela Membujang' oleh Syaikh Abdul Fattah.
Penulis buku ini tidak bermaksud mempropagandakan 'hidup membujang' sebagai sebaik pilihan, tapi mempotretkan kisah yang menakjubkan tentang semangat membara para ulama dalam menggeluti ilmu deen. Wallahu a'alam.

Perusak Akal!

Satu daripada sebabnya kerusakkan akal ialah kerana kemaksiatan. Kerana pada akal itu terdapat cahaya, sedangkan kemaksiatan itu akan memadamkan cahaya akal. Apabila cahayanya telah padam, maka akal akan menjadi semakin lemah dan berkurang. Sebagian ulama salaf berkata, "Tidaklah seseorang bermaksiat kepada Allah, melainkan akalnya akan rusak." 

Ini memang satu fakta jika seseorang maseh sihat akalnya pasti ia mengekang dirinya dari perilaku kemaksiatan. Ia akan sadar bahwa dirinya berada dalam genggaman Allah Subhanahu wa Ta'ala, berada dalam kekuasaan-Nya, berada dalam pengawasan-Nya, berada dalam rumah-Nya serta bertempat di alam yang terbentang bersama malaikat.

Dia menyaksikan dan mengawasinya. Nasihat yang tercantum dalam al-Quran telah melarangnya dari kemaksiatan. Nasihat yang ada pada kematian dan Neraka juga telah melarangnya. Kemaksiatan hanya kebahgiaan didunia yang akan ditinggalkan, dan di akhirat dilipat gandakan siksanya. Hanya mengajar kesenangan dan kelazatan yang sangat sebentar dan tak seberapa. 

Apakah masuk akal orang yang meninggalkan perkara yang sangat bernilai untuk mengejar barang yang tak berharga dan hina? 
Allahul Musta'an 
Dari; Dosa Malapetaka Terbesar terjemahan[ Al-Jawab Al-Kafi liman Saa'la Ad-Dawa' Asy-Syafi'] oleh Ibnu Qayyim.

February 8, 2014

Benci pada kekufuran tanda cinta pada keimanan.

Tahukah Anda siapa mereka 'yang mengikuti jalan yang lurus' sebagaimana firman Allah   Subhanahu wa Ta'ala; "Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus." [QS. Al-Hujurat; 7]
Mereka adalah yang ditanamkan rasa cinta kepada keimanan dan menjadikannya indah dalam hati mereka.  "Allah menjadikanmu cinta pada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu." [QS. Al-Hujurat:7]

"Serta menjadikanmu benci kepada kekufuran, kefasikan dan kedurhakaan." [QS.Al-Hujurat:7] Dan Allah Azza wa Jalla menanamkan rasa kebencian dalam diri kalian terhadap kekufuran, kefasikan dan kedurhakaan, yakni segala macam kemaksiatan. Demikianlah tingkatan yang menggambarkan kesempurnaan nikmat. 

Sebab itu kamu dapati 'orang-orang yang bersamanya (Muhammad) adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka (orang-orang mukmin)'. [Al-Fath; 48:29]

**Tetapi dalam cara beragama hari ini, kita sangat jauh dari mereka, bukan saja dalam konteks period zaman....**
Wallahu 'alam wa Allahul Musta'an.
Re: Tafsir Ibnu Katsir 

February 5, 2014

Susuk Halal?!

Nampaknya dunia perdukunan pun seakan-akan berlumba-lumba pesatnya seiring dengan kemajuan teknologi, dalam Revolusi perubatan. Satu musibah dalam agama, kesyirikan dibalut dengan jenama 'Perubatan Traditional' dan diberi sijil "halal" oleh dukunnya. 

Islam tidak melarang umatnya berikhtiar asalkan berubat tanpa mengorbankan akidah. Adapun ikhtiar dalam berubat tidak boleh dilakukan dengan cara-cara yang haram atau syirik. 

"Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhan (dari penyakit) kalian pada hal-hal yang haram.”
[HR. Abu Ya’la VI/104 no..6930, Majma’uz Zawaa-id V/86 dan IbnuHibban (no.1397-Mawaarid), lihat Shahiih Mawaaridizh Zham-aan no. 1172, dari Ummu Salamah radiyallahu ‘anha, hasan lighairihi]

Dan tidak boleh juga berubat dengan hal-hal yang syirik dan haram, seperti ; pengobatan alternatif dengan cara mendatangi dukun, tukang sihir, paranormal, 'orang pintar', menggunakan  jin, susuk, pelaris, onani, atau sebagainya yang tidak sesuai dengan syariat Islam  sehingga boleh jatuh kedalam kesyirikan dan keharaman, yakni dosa besar.

“Barangsiapa yang datang kepada dukun/orang pintar/tukang ramal, lalu menanyakan kepadanya tentang sesuatu, maka tidak akan diterima shalatnya selama 40 malam.”
[HR. Muslim no.2230 (125), Ahmad IV/68, V/380].

“Barangsiapa yang mendatangi orang pintar/tukang ramal atau dukun lalu ia membenarkan apa yang diucapkannya, maka sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.”
[HR. Ahmad II/408, 429,476, al Hakim I/8 Shahiih al-Jaami’ish Shaghir]

Apabila seseorang terkena sihir, guna-guna, santet, kesurupan jin dan lainnya, maka tidak boleh  bagi seorang muslim mendatangi dukun, tukang sihir atau paranormal, karena datang kepada mereka adalah dosa besar. Dan tidak boleh pula bertanya kepada mereka tentang penyakit maupun hal-hal yang ghaib,karena tidak ada yang tahu perkara yang ghaib melainkan hanya Allah saja, bahkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pun tidak tahu perkara ghaib..

Allah Ta’ala berfirman :
“Katakanlah, ‘Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan padaku.
[QS. Al An’aam: 50]

Tradisi jahiliyah dari nenek moyang ternyata belum hilang lagi dari hati masyarakat sekarang, meskipun mereka tidak lagi menyembah  pokok, batu, bulan, kuburan, namun sebagian masyarakat masih percaya bahwa benda2 tersebut memiliki kekuatan, walaupun mereka menyatakan bahwa benda-benda tersebut hanya digunakan sebagai perantara untuk tujuan kesembuhan...

Harus berhati-hati terhadap 'pengobatan alternatif', karena beberapa diantaranya mengandung unsur-unsur kesyirikan..

Wallahu Al Muwaffiq 

Sumber :

Syarah Kitab Tauhid: Al Qaulul Mufid ‘ala Kitabit Tauhid Jilid 1[Terj.], (Syaikh Muhamad bin Shalih Al Utsaimin), Darul Falah.

Orang pertama memasukkan kesyirikan (patung berhala) ke Hijaz.

Dahulu sebelum di utusnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam, keadaan alam semesta berada didalam kesesatan yang nyata. Baik Ahli Kitab, orang-orang ummiy maupun selain mereka. Adapun bangsa Arab terbagi menjadi dua kelompok :-
1.   Kelompok yang mengikuti agama-agama sebelumnya, seperti Yahudi, Nasrani dan Majusi.

2.   Kelompok yang masih berada diatas agama yang lurus (tauhid), yaitu agama Ibrahim dan Ismail, tidak terkecuali di Hijaz di bumi Mekkah Al-Mukarramah.

Sampai muncul seorang laki-laki yang bernama 'Amr bin Luhay Al-Khuza'i, seorang raja dari Hijaz, yang pada awalnya menampakkan pengorbanan, ibadah, dan kebaikan. Kemudian pada suatu hari ia pergi ke negeri Syam untuk berobat. Di sana ia mendapati penduduk Syam menyembah patung berhala, dan dia menganggapnya itu adalah kebaikan. Selanjutnya ia pulang dari negeri Syam dengan membawa patung berhala tersebut. Dia pun berusaha menggali patung berhala yang terkubur didalam tanah milik kaum Nabi Nuh. Patung tersebut merupakan jelmaan orang-orang salih pada masa Nabi Nuh alaihissalam seperti ; Wad, Suwa', Yaghuts, Ya'uq, Nasr, dan lain lagi, yang telah diporak-perandakan oleh ribut taufan. 

Kemudian datanglah syaitan membimbing 'Amr dan menunjukkan tempat dimana patung itu terkubur. Lalu ia menggali dan mengeluarkannya dan membagi-bagi patung berhala itu kepada kabilah-kabilah Arab. Dia pun memerintahkan agar berhala-berhala itu di ibadahi atau dijadikan sebagai sesembahan selain Allah. Maka mereka pun menerima seruan dan ajakan sesat dan menyesatkan itu.

Sehingga dengan ini, masuklah kesyirikan dan peribadatan kepada patung berhala kenegeri Hijaz dan selainnya dari negeri- negeri Arab, dan dirubahlah ajaran Ibrahim alaihissalam. 'Amr telah membuat berbagai macam kekejian dan membuat patung berhala dari binatang ternak. Oleh kerana itu Nabi shallallahu alaihi wa sallam telah melihatnya di Neraka Jahanam dalam keadaan ususnya terburai-burai. 
"Aku melihat 'Amr bin Amir Al-Khuzai menarik ususnya didalam Neraka. Dialah orang pertama yang mencetuskan syariat Sa'ibah." [HR. Bukhari ;3521, Muslim; 2856]
Dinukil dari 'Perilaku & Akhlak Jahiliyan, karya al-Imam Muhammad bin Abdul Wahhab at-Tamimi.

February 3, 2014

Tahukah Anda perkataan apa yang sangat dibenci oleh Ahlul bid'ah?

Perkataan yang sangat dibenci oleh Ahlul bid'ah adalah istilah 'bid'ah' itu sendiri, sebab mereka benci berdalil dengan Al-Quran dan hadith-hadith shahih. Jika ada yang berhujjah dengan hadith pun, mereka akan menggunakan hadith Dhaif, mungkar, maudhu atau di terbalikkan faktanya, 
"Dan apabila dibacakan di hadapan mereka ayat-ayat Kami yang terang, niscaya kamu melihat tanda-tanda keingkaran pada muka orang-orang yang kafir itu. Hampir-hampir mereka menyerang orang-orang yang membacakan ayat-ayat Kami di hadapan mereka" 
[QS. Al-Hajj: 72]

Wabah penyakit, 'Seni Islam'!

Wabah penyakit yang sedang menular ramai manusia hari ini adalah menggunakan agama sebagai satu sarana hiburan dengan dakwaan ingin mendekatkan diri pada Allah Ta'ala. Ayat-ayat Allah dibawa ke pentas-pentas, di-dramatiskan oleh segala jenis orang. Para da'i juga tidak terlepas dari jangkitan ini, ada yang berlakon di filem-filem, ada yang bernyanyi, menari atas nama "nasyid islami." Allahul Musta'an! 

Semua itu dilakukan atas nama "seni Islam" padahal Allah Maha Adil, MahaSuci dari permainan, hiburan dan kesia-siaan serta kebathilan. Dia tidak menciptakan manusia untuk bermain-main melainkan untuk beribadah pada-Nya. Dan peribadahan bukan ikut cara sesuka hati, bukan ikut pendapat, sebab ramai manusia beraneka ragam pula pendapat mereka. Tapi beribadah ikut syariat yang sudah ditentukan oleh Rasul-Nya. Allah Jalla wa 'Alaa berfirman:

"Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakkan mereka tidak mengetahui."  [QS. Ad-Dhukaan; 28-39]
"Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku."  [QS. Adz-Dzaariyaat: 56]

Allah Subhanahu Wata'ala memberitahu tentang keadilan dan kesucian diri-Nya dari permainan dan kesia-siaan serta kebathilan. Didalam Al Quran terdapat hujjah-hujjah dan berbagai penjelasan, "Yang Kami membacakannya kepadamu dengan sebenarnya." Yakni yang mengandung kebenaran dari yang benar. 

Jika mereka tidak beriman kepadaNya dan tidak pula tunduk kepadaNya, lalu ucapan siapa setelah Allah dan ayat-ayat-Nya mereka itu beriman? .."maka dengan perkataan manakah lagi mereka akan beriman sesudah (Kalam) Allah dan keterangan-keterangan-Nya" Al-Jaatsiyah;6

Setelah itu Allah Azza wa Jalla beri peringatan keras pada mereka yang mendengar tetapi berdusta, tetap pada kekafiran dan keingkaran dalam keadaan sombong lagi membangkang,  
"Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang banyak berdusta lagi banyak berdosa, dia mendengar ayat-ayat Allah yang dibacakan kepadanya, kemudian dia tetap menyombongkan diri seakan-akan dia tidak mendengarnya. Maka beri kabar gembiralah dia dengan adzab yang pedih."  [QS. Al-Jaatsiyah;7-8]

Mereka jadikan ayat-ayat yang dihafal sesuatu dari al Quran, sebagai PERMAINAN dan bahan olokan dan kufur kepadanya. 
"Dan apabila dia mengetahui barang sedikit tentang ayat-ayat Kami, maka ayat-ayat itu dijadikan OLOK-OLOK." [QS. Al-Jaatsiyah; 9] 

Dan jika mereka berdegil, tetap sombong pada ayat-ayat-Nya, "Mereka yang memperoleh adzab yang menghinakan. Dihadapan mereka Neraka Jahanam dan tidak akan berguna bagi mereka sedikit pun apa yang telah mereka kerjakan....."  [QS. Al-Jaatsiyah; 10]
Allahul Musta'an..
Ref: Tafsir Ibnu Katsir surah Ad-Dhukaan:28-29, Al-Jaatsiyah:6-9