SUARAKAN YANG HAQ UNTUK MENEGAKKAN YANG HAQ! KERANA YANG ADA HANYALAH YANG HAQ SEMATA ....

March 30, 2014

Melakukan Kesalahan, Syaikh Ibnu Utsaimin Tidak Malu Meralatnya

Dikisahkan, pada sebuah khutbah Jum’at, Asy-Syaikh Al-’Utsaimin menjelaskan tentang keutamaan surat Al-Fatihah sebelum tidur dan menganjurkan setiap orang untuk membacanya. Setelah selesai khutbah, salah seorang pelajar mengingatkan Asy-Syaikh Al-’Utsaimin, “Wahai Syaikh, yang anda maksud mungkin tadi keutamaan ayat Kursi.”
Asy-Syaikh Al-’Utsaimin kemudian menyadari bahwa dirinya secara tidak sengaja telah melakukan kesalahan. Maka beliau pun segera meralat kesalahannya sebelum para jamaah pergi, mengingatkan mereka bahwa beliau telah berbuat salah dan yang benar adalah keutamaan membaca ayat Kursi sebelum tidur.
**Beginilah tawadu'nya seorang ulama yang benar-benar berilmu.  Sangat berbeza dengan kondisi masa kini, menjelaskan kesalahan dianggap satu fitnah. Allahul Musta'an**
(Safahat Mushriqah min Hayat Al-Imam Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin, hal. 43)

March 28, 2014

Ayat Pendebungaan (pollination) di dalam Al-Qur'an

"Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya."  [QS. Al-Hijr; 15:22]

Allah Subhanahu Wata'ala mengawinkan mendung sehingga menurunkan hujan, mengawinkan pohon-pohon dan tumbuh-tumbuhan sehingga terbuka daun-daun dan bunga-bunganya. Pembuahan hanya terjadi antara dua benda (bunga jantan dan bunga betina) atau lebih dan satu daripada proses pendebungaan ini melalui tiupan angin, dimana angin akan membawa debunga (pollen) jantan kepada debunga betina atau sebaliknya lalu jadilah pendebungaan (pollination).

AlQur'an bukan sebuah buku sains, tetapi keajaiban alam tersemit didalamnya, hanya tinggal menggali nya... Sayangnya ada umat Islam yang menganggap agama Islam keterbelakang, generasi terdahulu tidak unggul secara global.. Padahal mereka menemukan banyak perkara-perkara saintifik yang baru ditemukan oleh penelitia-penelitia asing....Allahul Musta'an 
Ref: Tafsir Ibnu Katsir Surat Al-Hijr ayat 22.

March 27, 2014

Mulai hari dengan doa yang agung meminta 3 perkara ini.

"Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengucapkan apabila shalat Subuh ketika salam, 'Ya Allah, sungguh aku mohon pada-Mu ilmu bermanfaat, rezki yang baik, dan amalan yang diterima." 
[Musnad Ahmad, 6/322, Sunan Ibnu Majah, No. 925, di shahih oleh Al-Albani rahimahullah, dalam Shahih Ibnu Majah, no,753.]

Barangsiapa yang amati doa agung ini, niscaya mendapati bahwa mengucapkannya pada waktu sesudah shalat Subuh adalah berada dipuncak kesesuaian. Waktu subuh adalah permulaan hari dan pembukaannya. Seorang Muslim tidak ada keinginannya pada hari dimana dia berada kecuali meraih tujuan-tujuan mulia maksud-maksud agung yang tersebut dalam hadith ini. Yaitu, ilmu bermanfaat, rezki yang baik dan amalan yang diterima. Ini lah tekad seorang Muslim meraihkan kebaikan, mendorong sukses tujuannya.

Perhatikanlah bagaimana Nabi shallallahu alaihi wa sallam memulai doa ini dengan meminta pada Allah Subhanahu wa Ta'ala ilmu bermanfaat, sebelum meminta rezki yang baik dan amalan yang di terima. Ini memberi isyarat bahwa ilmu bermanfaat lebih di dahulukan, dan hendaknya dimulai darinya. Dengan ilmu bermanfaat, seseorang mampu untuk membedakan antara rezki yang baik dan yang tidak baik, dan mampu membedakan antara amal shalih dan sebaliknya. Dan barang siapa yang tidak berada diatas ilmu yang benar, maka perkara-perkara akan bercampur baur atasnya.  Dia mengerjekan suatu amalan yang dia duga shalih lagi bermanfaat, padahal tidaklah demikian. 
"Katakanlah, apakah sama orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang tidak mengetahui......(Az-Zumar:9)  "Katakanlah, apakah aku beritahukan kepada kamu orang-orang yang merugi amalannya. Orang-orang yang sesat usahanya dalam kehidupan dunia dan mereka menyangka bahwa mereka telah berbuat kebaikan." (Al-Kahfi:103-104).

Ketahuilah ilmu yang bermanfaat paling agung adalah yang menghantarkan kepada kedekatan dengan Rabbnya, mengetahui agamanya, dan pengetahuan yang mendalam tentang jalan kebenaran yang harus dia tempuh.  Cermati lah firman Allah Ta'ala;
"Telah datang kepada kamu dari Allah cahaya dan kitab yang nyata. Allah beri petunjuk dengannya siapa yang mengikuti keridhaannya jalan-jalan keselamatan, mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya dengan izin-Nya, dan menunjuki mereka kepada jalan yang lurus." (Al-Maidah: 15-16)

Sangat patut bagi seorang Muslim pada setiap harinya untuk memberi perhatian khusus terhadap Al-Quran yang mulia, membahasnya, dan mempelajarinya lalu memberi perhatian terhadap sunnah Nabi shallallahu alaihi wa sallam sebagai penjelas bagi al-Quran dan menerangkan petunjuk-petunjuk serta maksud-maksudnya. 
Kutipan dari Fiqh Do'a dan Dzikir oleh Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr.

March 23, 2014

Lari Dari Fitnah, Demi Menyelamatkan Agama

Fitnah, yaitu semua hal yang merusak agama seseorang, merusak imannya, merusak taqwanya. Ketika fitnah datang dan mendekat, hendaknya ia segera berusaha menyelamatkan agamanya. Sekalipun mengorbankan kesenangan duniawi, yang penting agama kita selamat, demi nasib kita di akhirat.
Kita dihadapkan pada pilihan yang berat ketika fitnah melanda dan mengepung: tetap tegar berjuang melawan hal-hal yang dapat merusak agama kita atau, jika tidak sanggup menghadapi semua itu, lari darinya. Beliau Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:
خَيْرُ الناسِ في الفِتَنِ رجلٌ آخِذٌ بِعِنانِ فَرَسِه أوْ قال بِرَسَنِ فَرَسِه خلفَ أَعْدَاءِ اللهِ يُخِيفُهُمْ و يُخِيفُونَهُ ، أوْ رجلٌ مُعْتَزِلٌ في بادِيَتِه ، يُؤَدِّي حقَّ اللهِ تَعالَى الذي عليهِ
"Sebaik-baik manusia ketika berhadapan dengan fitnah adalah orang yang memegang tali kekang kudanya menghadapi musuh-musuh Allah. Ia menakuti-nakuti mereka, dan merekapun menakut-nakutinya. Atau seseorang yang mengasingkan diri ke lereng-lereng gunung, demi menunaikan apa yang menjadi hak Allah" (HR. Al Hakim 4/446, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah 2/311)
Bahkan andai satu-satu jalan supaya selamat dari fitnah adalah dengan mengasingkan diri ke lembah-lembah dan puncak-puncak gunung, maka itu lebih baik daripada agama kita terancam hancur. Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:
يُوشِكَ أَنْ يَكُونَ خَيْرَ مَالِ الرَّجُلِ غَنَمٌ يَتْبَعُ بِهَا شَعَفَ الْجِبَالِ وَمَوَاقِعَ الْقَطْرِ يَفِرُّ بِدِينِهِ مِنْ الْفِتَنِ
Hampir-hampir harta seseorang yang paling baik adalah kambing yang ia pelihara di puncak gunung dan lembah, karena ia lari mengasingkan diri demi menyelamatkan agamanya dari fitnah” (HR. Al Bukhari 3300)
Yaa Rabb, jaga dan selamatkan kami dari fitnah...
Tetapkan hati-hati pada jalan-Mu yang lurus...
Sumber: kangaswad

March 22, 2014

Nasihat Di Zaman Fitnah

space-disaster-1680x1050-wallpaper-4625
Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah pernah ditanya :
بماذا تنصحنا في هذا العصر الذي كثرت فيه الفتن وانتشر أهل البدع وموت العلماء؟
“Apakah yang anda nasihatkan kepada kami di masa ini yang begitu banyak fitnah/kekacauan dan tersebar ahli bid’ah serta wafatnya para ulama?”
Beliau menjawab :
أنصحكم أول شيء بتقوى الله سبحانه وتعالى، والإكثار من الدعاء أن يثبتنا الله وإياكم على الدين، وأن يقنا وإياكم شر الفتن.
ثم ننصحكم بطلب العلم، طلب العلم على أهل العلم، والحرص على طلب العلم، فإنه لا يقي من الفتن بإذن الله إلا العلم الصحيح، أما إذا لم يكن عندك علم صحيح فربما تقع في الفتن وأنت لا تدري ولا تعلم أنها فتن، فعليكم بطلب العلم على أهل العلم، ولا تتكاسلوا عن طلب العلم مهما أمكنكم ذلك.
“Pertama kali yang aku wasiatkan kepada kalian adalah untuk bertakwa kepada Allahsubhanahu wa ta’ala, banyak-banyak berdoa kepada Allah agar memberikan keteguhan kepada kami dan kalian di atas agama [Islam ini], dan supaya Allah menjaga kita dari keburukan fitnah-fitnah.
Kemudian, kami wasiatkan juga kepada kalian untuk menimba ilmu; menimba ilmu dari ahli ilmu serta bersemangat dalam menimba ilmu. Karena sesungguhnya tidaklah menjaga dari fitnah-fitnah dengan izin Allah kecuali dengan ilmu yang benar.
Adapun apabila anda tidak membekali diri dengan ilmu yang benar maka bisa jadi anda terjerumus di dalam fitnah-fitnah dalam keadaan tidak sadar dan tidak mengetahui bahwa hal itu adalah fitnah. Oleh sebab itu wajib atas kalian untuk terus menimba ilmu kepada ahli ilmu, janganlah kalian malas menimba ilmu, selama hal itu masih memungkinkan bagi kalian untuk dilakukan [maka tuntutlah ilmu].
Sumber: kajianmahasiswa.wordpress.com / Orig Sumber : http://www.alfawzan.af.org.sa/node/14958

March 18, 2014

Pudarnya Islam kerana 4 golongan manusia!

Dikatakan oleh Muhammad bin al-Fadhl, bahwa pudarnya Islam ialah kerana ulah 4 macam manusia;
Pertama: orang yang tidak mengamalkan ilmu mereka. Yakni memiliki ilmu tapi tidak mengamalkannya. Golongan seperti ini adalah golongan orang-orang yang sangat berbahaya bagi masyarakat secara umum. Masyarakat akan menjadikan orang-orang seperti ini sebagai dalil (dasar) dalam berperilaku meskipun mereka penuh dengan kekurangan dan minim kebaikan.

Kedua: orang yang melakukan sesuatu tanpa dasar keilmuan. Mereka memperbanyak ibadah tetapi mereka tidak berilmu. Masyarakat yang melihat ibadah dan kesalehannya akan berbaik sangka dan menjadikannya sebagai teladan meskipun dia tidak memiliki pengetahuan apa pun tentang ibadahnya. Para ulama salaf mengatakan kepada kelompok yang pertama dan kedua ini dengan mencacinya, "Hindarilah (waspadalah) bahaya ilmuwan yang fajir (suka berbuat maksiat) dan ahli ibadah yang tidak berilmu. Bencana yang ditimbulkan oleh keduanya adalah bencana bagi umat manusia keseluruhan, kerana banyak orang yang meniru dan meneladaninya." 

Ketiga: orang yang tidak memiliki ilmu dan tidak berbuat apa pun. Orang-orang seperti ini tidak lebih baik dari hewan ternak.

Keempat: model keempat adalah pembantu iblis dimuka bumi.  Mereka adalah orang-orang yang suka menghalangi orang lain dalam menuntut ilmu dan memperdalam agama. Orang-orang seperti ini lebih berbahaya daripada syaitan-syaitan dan jin sebab mereka berusaha menghalangi atau menguasai hati manusia mendapat petunjuk Allah dan jalan menuju kepada-Nya. 

Empat kelompok yang disebutkan akan berada ditepi jurang yang menganga untuk menuju jalan kebinasaan. Perlawanan dan penindasan yang ditemui oleh seorang alim dan dai' ke jalan Allah dan Rasul-Nya tidak lain kerana perbuatan mereka. Apabila seorang dai' di sekat penyampaian ilmu (yang syar'i) kepada masyarakat umum, dipersulitkan, itulah satu tanda kezaliman..

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Maha Melihat hamba-hamba-Nya. Oleh itu, hanya dengan ilmu, semua rahsia kelompok-kelompok ini akan segera terungkap sehingga semua kebaikan nantinya akan kembali pada ilmu. Sebaliknya, semua kejahatan nantinya akan kembali pada kebodohan. Allahul Musta'an. 
"Kunci Shurga" Ibnu Qayyim, 'Mencari kebahagian dengan ilmu.'

March 17, 2014

Ilmu, ilmu, ilmu

Ilmu lebih baik daripada harta benda. Ilmu dapat menjagamu, sedangkan harta kamu menjaganya.
Ilmu dapat bertambah jika di infakkan, diamalkan, sedangkan harta berkurang jika dinafkahkan.
Ilmu adalah hakim, sedangkan harta adalah yang dihukum.
...
Mencintai ilmu merupakan keharusan, dan dengan mencintainya menjadikan seseorang menjadi ta'at dalam hidupnya, menjadi kisah mulia setelah wafatnya. Adapun pencari harta akan hilang bersama kematiannya, penabungnya dianggap mati meskipun mereka masih hidup sedangkan ulama tetap abadi selama dunia maseh ada. Meskipun mereka sudah tidak ada, tetapi keteladanan mereka tetap ada.
Dari "Kunci Shurga" 272 Ibnu Qayyim 

March 15, 2014

Mengenali kekuatan hati

Hati memiliki dua kekuatan:- Pertama, kekuatan ilmu dan pembeda. Kedua, kekuatan keinginan dan cinta.
Kesempurnaan dan kebaikan hati boleh dicapai dengan menggunakan dua kekuatan tersebut untuk hal yang bermanfaat serta untuk kebaikan dan kebahagiannya. Jadi kesempurnaan hati terletak pada kekuatan ilmu dalam mengetahui dan memahami kebenaran, serta dalam membedakan antara kebenaran dan kebatilan. Juga dengan menggunakan kekuatan  keinginan dan cinta dalam mencari dan mencintai kebenaran serta dalam mengutamakan kebenaran daripada kebatilan.

Siapa yang tidak tahu kebenaran maka dia tersesat. Siapa yang mengetahui kebenaran tapi mengutamakan yang lain daripadanya maka dia adalah orang yang mendapat murka. Dan siapa yang mengetahui kebenaran lalu mengikutinya maka dia adalah orang yang mendapat kenikmatan.

Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan kita agar memohon kepada-Nya dalam shalat, supaya Dia menunjuki kita pada jalan orang-orang yang telah diberi nikmat oleh-Nya, bukan jalan orang-orang yang dimurkai dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat.

Siapakah orang-orang yang di murkai dan orang-orang yang sesat?

Orang-orang Yahudi disebut sebagai orang yang dimurkai kerana merek adalah umat yang durhaka dan menentang. Dan orang-orang Nasrani disebut sebagai orang yang sesat sebab mereka adalah umat yang bodoh terhadap ajarannya. Adapun umat ini (umat Islam) adalah umat yang mendapat anugerah nikmat.

Kerana itu, Sufyan bin Uyainah berkata, "Siapa yang rusak dari orang-orang yang ahli ibadah diantara kita maka dia menyerupai orang orang Nasrani. Dan siapa yang rusak dari ulama ulama kita maka dia menyerupai orang-orang Yahudi."
Sebab orang Nasrani menyembah Allah tanpa ilmu dan orang Yahudi mengetahui kebenaran tetapi mereka menyimpang daripadanya. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam;

"Orang-orang Yahudi itu dimurkai, dan orang-orang Nasrani itu sesat."
[HR. Tirmidzi, dalam Al-Musnad dan Sunan Tirmidzi, Ath-Thayalisi dengan sanad hasan.]

Ibnu Qayyim rahimahullah berkata; dan wajib Anda ketahui, dua kekuatan ini tidak akan pernah berhenti dalam hati. Jika dia tidak gunakan kekuatan ilmiahnya untuk mengetahui dan memahami kebenaran maka ia akan menggunakannya untuk mengetahui kebatilan. Jika tidak digunakan kekuatan untuk berkeinginan beramal maka dia akan menggunakan sebaliknya.
Manusia itu adalah senantiasa berkeinginan (hammam) secara naluriah.
Sedikit nukilan dari Managemen Qalbu Ibnu Qayyim; buku 'Melumpuhkan Senjata Syaitan." 

Bersandar pada akal

Ibnu Qayyim rahimahullah berkata; 'Diantara tipu daya syaitan untuk mengeluarkan manusia dari ilmu dan agama adalah ia menyulutkan pendapat bahwa firman Allah dan sabda Rasul-Nya hanyalah teks-teks verbal yang tidak mengandung keyakinan (kepastian). 

Selanjutnya syaitan membisikkan bahwa hasil pemikiran yang pasti dan dalil-dalil yang meyakinkan hanyalah terdapat dalam metode filsafat dan para ahli kalam. Sehingga mereka pun terhalangi dari mengambil petunjuk dan keyakinan melalui cahaya al-Quran, sebaliknya syaitan membelokkan mereka pada logika Yunani, serta berbagai apa yang mereka miliki dari pengakuan-pengakuan dusta yang telanjang dari dalil. Syaitan berkata kepada mereka itu adalah khazanah ilmu yang telah diuji oleh berbagai macam pemikiran, dan telah melalui ratusan abad dan zaman.

Perhatikanlah betapa halus perdayaan dan makar syaitan, hal yang kemudian mengeluarkan mereka dari iman, sebagaimana seseorang mengeluarkan sehelai rambut dari adunan tepung.
Allahul Musta'an 
 "Melumpuhkan Senjata Syaitan" oleh Ibnu Qayyim. Judul asli Mawaridul Aman Al-Muntaqa min Ighatsatul Lahfan fi Mashayidisy Syaithan.

March 14, 2014

Doa' antara Sunnah dan Bid'ah

Doa' adalah ibadah, hak murni Allah تعالى . Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحيم هلا berkata;
"Tidak diragukan lagi, dzikir-dzikir dan doa'-doa' termasuk ibadah yang paling utama, sedangkan ibadah dibangunkan diatas tauqif (wahyu) dan ittiba' (mengikuti Nabi صلى الله عليه وسل), bukan diatas hawa nafsu dan bid'ah, doa'-doa' dan dzikir-dzikir lainnya. Orang yang menempuhnya berada dijalan aman dan selamat. Adapun dzikir-dzikir selainnya bisa saja hukumnya haram atau minimal makruh (dibenci). Terkadang ia mengandung kesyirikan meski tidak diketahui oleh kebanyakan manusia." 
{Majmu'' Fatawa oleh Ibnu Taimiyyah, 22/510-511}

Ketahuilah doa-doa yang dinukil dari Nabi صلى الله عليه وسل  mengandung kebaikan, kesempurnaan urusan, puncak tujuan yang tinggi, semulia-mulia tuntutan yang benar, akan tetapi Anda mendapati kebanyakan manusia berpaling darinya dan lebih menyukai selainnya. Bahkan kadang mereka lebih mengutamakan selain doa-doa Nabawi. Mereka menjadikan wirid yang di ucapkan oleh sebagian syaikh, sebagai wirid khusus untuk dirinya. Sungguh ini manusia paling bengkok dari yang seharusnya.

Manakah yang lebih baik atas segala kebaikan, lebih afdal daripada petunjuk Rasul yang tidak berbicara dengan hawa nafsunya tapi mengikuti wahyu? 
Bukankah Nabi صلى الله عليه وسل telah menjelaskan kepada umatnya apa yang patut mereka ucapkan berupa dzikir dan doa di pagi dan petang, dalam shalat-shalat dan sesudahnya, ketika masuk masjid, ketika hendak tidur, bangun tidur, saat bangun dengan terkejut, ketika menaiki kenderaan, ketika safar, ketika hendak makan dan sesudahnya, ketika ditimpa musibah, saat gundah dan sedih atau selain itu dari keadaan seorang Muslim dan waktu-waktu yang berbeda-beda.
Berkata Al-Allamah Al-Mu'allimi rahimahullah ..."alangkah ruginya perdagangan mereka meninggalkan doa-doa yang tercantum dalam kita Allah Wata'ala atau dalam sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, dimana hampir-hampir dia tidak berdoa menggunakannya, kemudian dia menyengaje kepada selainnya, memilihnya serta konsisten mengerjakannya, bukankah ini termasuk kedzaliman dan permusuhan?"
[Kitab Al-Ibadah karya Al-Mu'allimi, hal 524, naskah tulisan tangan.

Berkata Imam Abu Al-Qasim Ath-Thabrani رحيم هلا dalam muqadimah kitabnya Ad-Du'a, "Kitab yang aku tulis ini mengumpulkan doa-doa Rasulullah صلى الله عليه وسل . Perkara yang mendorongku untuk itu, bahwa aku lihat ramai manusia telah berpegang kepada doa-doa yang mirip puisi, dan doa-doa yang dibuat sesuai jumlah hari-hari, yang mana doa-doa itu dibuat-buat oleh para warraq (mereka yang menulis serampangan) dan tidak dinukil dari Rasulullah 
صلى الله عليه وسل , tidak pula dari salah seorang sahabat, serta tidak juga dari seseorang yang mengikuti para sahabat dengan baik (Tabi'in). Padahal telah diriwayatkan dari Rasulullah صلى الله عليه وسل , pernyataan tentang tidak disukai Nya bersajak dalam berdoa serta melampaui batasan padanya...." hingga akhir kata beliau. {Ad-Du'a karya Ath-Thabrani, 2/785}

Jika itu semasa Imam Ath-Thabrani pada pertengahan abad 300 hijrah bagaimana pula dengan zaman kita? 
Yangmana doa di nyanyi-nyanyikan, nama-nama Allah di lagu-lagukan, dzikir ditari-tarikan, bergoyang-goyang, berpusing-pusing, berlompat-lompat..... Allahul Musta'an .
Dari kitab, Fiqih Do'a & Dzikir oleh Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr.

March 13, 2014

Belumkah datang waktunya?

"Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan al-Kitab kepadanya, kemudian berlalu masa yang panjang atas mereka, lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakkan diantara mereka adalah orang-orang yang fasik."  [QS. Al-Hadid; 57:16]

Di dalam tafsir Ath-Thabari rahimahullah, Abu Ja'afar berkata; makna ayat ini adalah, belum tibakah saatnya bagi orang-orang beriman dari umat Nabi shallallahu alaihi wa sallam untuk mewaspadai agar tidak melakukan hal yang sama seperti orang-orang terdahulu dari bani Israil yang diturunkan kepada mereka Kitab Taurat dan Injil. [1]

Inilah teguran Allah Subhanahu wa Ta'ala pada orang-orang Mukmin mempunyai hati yang khusyu' untuk berzikir kapada-Nya. Dengan kata lain, telah tiba saat hati mereka menjadi lunak ketika berdzikir, mendapatkan nasihat, dan mendengar al-Quran, lalu memahaminya dan tunduk patuh kepadanya. [2]

Allah Ta'ala melarang orang-orang Mukmin menyerupai orang-orang sebelum mereka yang telah diberi al-Kitab dari kalangan kaum Yahudi dan Nasrani. Dimana setelah beberapa waktu berlalu mereka merubah Kitab Allah yang berada ditangannya dan menjualnya dengan harga yang sangat murah dan melemparkannya dibelakang punggung mereka.
Selanjutnya, mereka menghadapkan diri pada pendapat-pendapat yang beragam dan membingungkan. Mereka bertaqlid kepada beberapa orang dalam urusan agama Allah, dan menjadikan para pendeta dan pemuka agama mereka sebagai ilah-ilah selain Allah. Pada saat itulah hati mereka mengeras sehingga mereka tidak lagi mau menerima nasehat.[2]

Hati mereka pun tidak mahu melunak oleh janji dan juga ancaman Allah. "Dan kebanyakkan diantara mereka adalah orang-orang yang fasik." Yakni, dalam amal perbuatan mereka. Dengan demikian, hati mereka menjadi rusak hingga mengeras dan jadilah watak mereka suka merubah, dan meninggalkan amal perbuatan yang telah diperintahkan dan mengerjakan apa yang dilarang oleh-Nya. [2]
Itulah sebab Allah Ta'ala melarang orang-orang Mukmin untuk menyerupai orang-orang Yahudi dan Nasrani, dalam suatu hal, baik dalam masalah-masalah ushul (pokok) atau maupun furu' (cabang). Agama Islam adalah hak Allah Subhanahu wa Ta'ala, manusia tidak ada hak untuk mencipta, mereka-reka atau mengada-adakan peribadahan selain yang sudah di syariatkan.
Tidak ada alasan apapun untuk mengadakan peribadahan selain apa yang telah disyariatkan oleh baginda, shallallahu alaihi wa sallam, walaupun 'logik akal' mengatakan itu baik, apa salahnya, mana tahu mungkin Nabi atau para sahabat pernah membuatnya tapi tak di sampaikan pada kita. Tidak mungkin mereka mengkhianati umat akhir zaman daripada meraihkan pahala yang banyak yang mereka sudah raih kan....
Wallahu 'alam wa Allahul Musta'an.
[1] rujukan Tafsir Ath Thabari
[2] rujukan Tafsir Ibnu Katsir.

March 10, 2014

Keutamaan 'Colostrum', di dalam Al Quran.

"......kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu, maka berikanlah kepada mereka upahnya; "   [QS. Ath-Thalaaq; 65:6]

Dalam tafsir Ibnu Katsir rahimahullah, dikatakan, "Hak (upah) ini berlaku setelah si ibu yang diceraikan suaminya, memberikan air SUSU ibu yang PERTAMA kepada anaknya, yakni air susu ibu yang paling pertama keluar, dimana seorang anak biasanya tidak akan tumbuh kecuali setelah merasakannya. Jika isteri itu menyusui anaknya, maka dia berhak mendapatkan balasan setimpal... "
Apa yang nak ditekankan disini ialah keutamaan 'susu pertama' yang dipanggil "COLOSTRUM" yang mana pihak penelitian barat akui bahwa colostrum ini dapat menyelamatkan 800,000 bayi yang dilahirkan setiap tahun, jika ibunya menyusui mereka sejurus kelahirannya. 
'Susu' ini setelah dibuat kajian oleh pakar penelitian, terbukti terdapat banyak khasiatnya yang boleh membantu dalam penumbuhan seorang bayi.

"Breast Feeding Immediately after birth could save Lives"
First broadcast on BBC Radio 4's Today programme on Tuesday 19 February 2013.

AlQur'an bukan buku sains, tetapi terdapat banyak fakta fakta yang terbukti akan keajaibannya yang tidak mungkin akal manusia dapat menjangkaunya kalau tidak dengan wahyu atau ilmu yang diberi Allah Subhanahu wa Ta'ala pada sesuatu kaum.

Inilah kehebatan generasi gemilang zaman salaf, yang saat ini dipertikaikan oleh sebagian 'intellectual' yang mengatakan pemikiran atau tafsir mereka perlu di kaji semula kerana sudah jumud, demi penyesuaian zaman. 
Ilmu yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala pada mereka jauh lebih hebat dari logika akal umat zaman ini. Allahul Musta'an.
Ref: Tafsir Ibnu Katsir ; 65:6

March 9, 2014

Mengenali Hati yang Mati

Ibnu Qayyim rahimahullah berkata :- 
Ketika musuh Allah, iblis, mengetahui bahwa poros dan sandarannya adalah hati, maka ia membisik-bisikinya, menawannya dengan berbagai bentuk syahwat, menggodanya dalam berbagai keadaan dan amalan yang menghalanginya dari jalan yang benar, menghamparkan sebab-sebab kesesatan yang memutuskannya dari sebab-sebab taufiq dan memasang untuknya jaring-jaring dan tali-tali yang jika ia selamat dari terjerumus kedalamnya ia tidak akan selamat dari menemui berbagai rintangan.
Dan tidak ada keselamatan dari perangkap jaring-jaringnya dan berbagai tipu dayanya kecuali dengan senantiasa memohon pertolongan kepada Allah, mencari sebab-sebab keridhaan-Nya. Dari itu sangat penting kita ketahui ciri-ciri hati yang mati, supaya  dapat cepat diubati.

Adalah hati yang mati itu tiada kehidupan didalamnya. Ia tidak mengetahui Tuhannya, tidak menyembah-Nya sesuai dengan apa yang disyariatkan untuk meraih kecintaan dan keridhaan-Nya. Ia bahkan selalu menuruti keinginan nafsu dan kelazatan dirinya, meskipun dengan begitu ia akan dimurkai dan dibenci Allah Subhanahu wa Ta'ala. Ia tidak memperdulikan semuanya, asalkan mendapat bagian dan keinginannya, Tuhannya rela atau murka. Ia menghamba kepada selain Allah; dalam cinta, takut, harap, ridha dan benci, pengagungan dan kehinaan.  

Jika ia mencintai maka ia mencintai kerana hawa nafsu. Jika ia memberi maka ia memberi kerana hawa nafsunya. Jika ia menolak, ia menolaknya kerana hawa nafsu. Ia lebih mengutamakan dan mencintai hawa nafsunya daripada keridhaan Tuhannya.  Hawa nafsu adalah pemimpinnya, syahwat adalah komandannya, kebodohan adalah supirnya, kelalaian adalah kendaraannya. Ia terbuai dengan pikiran untuk mendapatkan tujuan-tujuan duniawi, mabuk oleh hawa nafsu dan kesenangan diri. Ia tidak memperdulikan orang yang memberi nasihat, sebaliknya mengikuti setiap langkah dan keinginan syaitan. Hawa nafsu membuatnya tuli dan buta selain dari kebatilan. 
Maka membaur dengan orang yang memiliki hati semacam ini adalah penyakit, bergaul dengannya adalah racun dan menemaninya adalah kehancuran. 
Allahul Musta'an 
Terjemahan dari kitab; Lahfan min Masyayidisy Syaithan (melumpuhkan senjata syaitan) oleh Ibnu Qayyim 

March 6, 2014

Seperti keledai membawa kitab-kitab yang tebal.

"Perumpamaan orang-orang yang di pikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tidak memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruk perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu."
[QS. Al-Jumu'ah; 62:5]
Dalam tafsir Ibnu Katsir rahimahullah beliau mengatakan, Allah سبحانه وتعالى mencela orang-orang Yahudi yang telah di-amanah kan dengan kitab Taurat, namun mereka tidak mengamalkannya. Hatta mereka di perumpamakan seperti keledai yang mengangkut kitab-kitab yang tebal, dimana ia tidak mengetahui isinya. Ia hanya memikul dengan pikulan inderawi, tidak memahami kandungan yang terdapat didalamnya.
Demikian lah juga dengan orang-orang Yahudi yang telah diberikan kitab Taurat kepada mereka, lalu menghafal nya secara harfiyah tetapi sama sekali tidak memahami dan tidak mengamalkan makna yang terkandungan didalamnya.
Bahkan mereka menakwilkan, menyelewengkan dan merubahnya. Sebenarnya mereka lebih parah dari keledai itu, sebab keledai tidak mempunyai kefahaman apa yang dipikulnya, sedangkan mereka mempunyai pemahaman tetapi tidak dipakai untuk memahaminya. 

Bagaimana pula umat hari ini, yang ada mentakwil al-Quran dengan pendapat, pemikiran atas pemahaman sendiri? Allahul Musta'an.

Oleh kerana itu Allah سبحانه وتعالى berfirman dalam ayat yang lain;

"Mereka itu bagaikan binatang-binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat. Mereka itulah orang-orang yang lalai."  [QS. Al-A'raaf :179]
 Re: Tafsir Ibnu Katsir ;62:5

March 5, 2014

Mengapa Allah menurunkan al-Qur'an?

Allah تعالى  menurunkan al-Qur'an agar kita dapat beramal sesuai dengannya. Sebagaimana firman Nya yang berarti;
"Ikutilah apa yang telah diturunkan kepadamu dari Rabb-mu......"  [QS. Al-A'raaf:3]
Dan Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:
"Bacalah al-Qur'an dan beramal lah berdasarkan al-Qur'an itu, janganlah kalian menjauhkan diri darinya."
[HR. Imam Ahmad. Hadith Shahih; Shahiibul Jaami' (1168) Syaikh al-AlBani]

Beramal sesuai dengan hadith shahih adalah wajib, sebagaimana Allah سبحانه وتعالى berfirman;
"....Apa yang di beri Rasul kepadamu, maka terimalah dan maka apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah...." [QA. Al-Hasyr:7]

Beramal juga mesti sesuai dengan as-Sunnah, tidak cukup dengan al-Quran saja.
Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda;
"Ingat, sesungguhnya aku telah diberi al-Quran dan yang serupa dengannya (yaitu hadith) bersama dengan itu."
[HR. Abu Dawud. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih wa Dhaif Sunan Abi Dawud (4604)].
"......Dan Kami turunkan al-Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan." [QS. An-Nahl: 44].

Oleh itu kita tidak boleh mendahulukan pendapat orang lain atas firman Allah dan sabda Rasul-Nya صلى الله عليه وسل.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya ......."
[QS. Al-Hujuraat : 1]
Ibnu Abbas radiyallahuanhu berkata: "Aku khawatir bahwa turun hujan batu kepadamu dari langit! (Kerana), aku berkata kepadamu: "Rasulullah bersabda:......" sedangkan kamu berkata: "Abu Bakar dan Umar berkata: "...!" 

Bayangkan jika perkataan para sabahat tidak boleh di dahulukan, apalagi perkataan, pendapat, 'ulama-ulama' sekarang jika bertentangan dengan kefahaman para salafus soleh ..
Allahul Musta'an
Sumber: Ambillah Aqidahmu dari Al-Quran dan as-Sunnah yang Shahih yang difahami Sahabat; oleh Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu.

March 4, 2014

Pembagian manusia menjadi dua kelompok

Sepanjang sejarah, manusia membenarkan adanya hakikat pembagian manusia menjadi dua kelompok. Yaitu kelompok yang berada diatas petunjuk dan bimbingan (agama) dan kelompok penganut hawa nafsu, syahwat dan syaitan.

"Dia-lah yang menciptakan kalian, maka kemudian diantara kalian ada yang kafir dan diantara kalian ada yang Mukmin."  [QS. At-Taghabun: 2]

Kelompok yang mau menyambut dakwah para Rasul, beriman kepada kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para Rasul-Nya adalah Auliya' Ar-Rahman (wali-wali Ar-Rahman). Sedangkan kelompok yang menolak dan sombong adalah para Auliya' As-Syaitan (wali-wali syaitan). 

Oleh sebab itu, tidak akan pernah ada pertemuan antara dua kelompok itu, didunia maupun di akhirat. Allah Azza wa Jalla juga telah menegakkan hujjah atas hamba-hamba-Nya dan menjelaskan kepada mereka permusuhan syaitan. Dia bukan hanya beberapa kali menyebutkan kisah permusuhan Iblis kepada Adam alaihissalam didalam al-Quran, Dia telah memperingatkan manusia di beberapa tempat dalam al-Quran, agar memerhatikan godaan syaitan dan usaha syaitan dalam memalingkan manusia dari jalan Allah yang lurus, Allah Azza wa Jalla berfirman;

"Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian kedalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagi kalian."  [QS. Al-Baqarah: 208]

Kemudian Allah menyebutkan peringatan sekaligus ancaman didalam firman-Nya:
"Wahai anak keturunan Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat di tipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapa kalian dari shurga. Ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kalian dari suatu yang kalian tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman."  [QS. Al-A'raf: 27]

Penjelasan Al-Quran tentang perkara ini tidak hanya sampai disini. Ia telah menyingkap rencana syaitan, agar setiap orang yang memiliki mata melihat dan orang-orang yang memiliki akal mau berpikir. Allah berfirman mengungkap rencana jahat Iblis dalam surah An-Nisa' ayat 118-120.

Sehingga pada hari Kiamat nanti mereka, golongan wali Allah dan wali syaitan, akan dipisahkan, ...'Berpisahlah kalian (dari orang-orang Mukmin) pada hari ini, hai orang-orang yang berbuat jahat. Bukankah Aku telah memerintahkan kepada kalian hai bani Adam supaya kalian tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kalian,' dan hendaklah kalian menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus."  [QS. Yasin:59-61]

Oleh kerana itu, kedua kelompok ini tidak mungkin bertemu, dan tiada kasih sayang antara keduanya. 

Itulah peperangan, permusuhan, kedengkian, ejekan, olok-olokkan, tipu daya dan kelicikan. Setiap apa saja yang Iblis bisikan kepada pengikut-pengikutnya adalah senjata bagi golongan syaitan. Partai syaitan adalah orang-orang yang senantiasa mengintai (kelengahan) kaum Mukminin dan berusaha sekuat tenaga untuk menghalang-halangi mereka dari beramal saleh (atas landasan para salafus sholeh) dan menuduh merekalah yang sesat.
"Dan apabila mereka melihat orang-orang yang beriman, mereka mengatakan sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat."  [QS. Al-Muthafifin: 32]
Perhatikan pula penggambaran al-Quran tentang permusuhan partai syaitan dan apa yang tergerak didalam jiwa mereka untuk melawan kaum mukminin.

"Dan apabila dibacakan dihadapan mereka ayat-ayat Kami yang terang, niscaya kamu melihat tanda-tanda keingkaran pada muka orang-orang yang kafir itu. Hampir-hampir mereka menyerang orang-orang yang membacakan ayat-ayat Kami dihadapan mereka. Katakanlah, 'Apakah akan aku khabarkan kepadamu yang lebih buruk dari itu, yaitu Neraka? Allah telah mengancamnya kepada orang-orang yang kafir. Dan Neraka itu adalah seburuk-buruknya tempat tinggal."   [QS. Al-Hajj:72]

Disini lah terletak sebuah hakikat yang esential: bahwa permusuhan antara Adam dan Iblis tidak lain merupakan antara Iblis dan anak keturunan Adam hingga Allah mewariskan bumi ini beserta isinya. 

Dari itu agama Islam datang untuk memisahkan antara yang hak dan yang batil, dan antara Islam dan Jahiliyyah. Islam tidak menyatukan manusia berdasarkan keturunan, warna kulit, bangsa, persatuan, organisasi. Islam menyatukan manusia itu berdasarkan akidah kerana Allah dan perbedaan keutamaan diantara mereka terletak pada cara beramal mereka. 

"Dan orang-orang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman: "Kalau sekiranya ia (Al-Quran) adalah suatu yang baik, tentulah mereka tidak mendahului kami (beriman) kepadanya." [QS. Al-Ahqaaf: 11]
Ini adalah perkataan orang-orang musyrik yang berkata, " Kami paling perkasa, paling ini dan itu. Andai hal itu baik, tentu kami tidak didahului oleh si Fulan dan si Fulan.' 

Sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama'ah berpendapat bahwa setiap perbuatan  dan ucapan yang tidak ada dasarnya dari Sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah bid'ah, kerana bila hal itu baik, niscaya mereka akan lebih dahulu melakukannya daripada kita sebab mereka tidak pernah mengabaikan suatu kebaikan pun kecuali mereka telah lebih dahulu melaksanakannya. [Tafsir Ibnu Katsir, QS: 46:11]
Allahul Musta'an 
Ref: Al-Wala' wal-Bara' karya Muhammad Said Al-Qathani. 

March 3, 2014

Orang-orang yang beriman tidak akan....

Orang-orang yang beriman tidak akan menjalin rasa kasih sayang dan mengangkat orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya sebagai pemimpin atau penasihat mereka. Ini oleh kerana orang-orang kafir dan orang yang menentang hukum syariat Allah, "Mereka termasuk orang-orang yang sangat hina." Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala;

"Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, mereka termasuk orang-orang yang sangat hina."  
[QS. Al-Mujaadilah; 58:20]
"Kamu tidak akan mendapati satu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapa-bapa, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka."
[QS. Al-Mujaadilah; 58:22]
"Tidaklah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman. Orang-orang itu bukan dari golonganmu dan bukan (pula) dari golongan mereka." 
[QS. Al-Mujaadilah;58:14]

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman seraya mengingkari orang-orang munafik yang dalam batinnya telah menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin mereka, padahal pada hakikatnya mereka tidak bersama orang-orang kafir itu dan juga tidak bersama orang-orang mukmin. Orang-orang munafik itu tidak termasuk golongan orang yang beriman dan juga tidak termasuk golongan orang-orang Yahudi.  
Jika mereka bersumpah, mereka akan bersumpah dengan sumpah palsu, berdusta. (Seolah-olah mereka membela, bersatu dengan orang mukmin, padahal mereka menjadikan orang-orang beriman sebagai musuh mereka.)

"Mereka menjadikan sumpah-sumpah Allah sebagai perisai lalu mereka halangi (manusia) dari jalan Allah." Maksudnya mereka telah memperlihatkan keimanan dan menyembunyikan kekafiran. Mereka berlindung dibelakang sumpah-sumpah palsu, sehingga manusia tidak mengetahui hakikatnya mereka itu akan tertipu, hingga akhirnya dengan taktik seperti itu tujuan mereka menghalang-halangi jalan Allah akan tercapai bagi sebagian orang.

Kerana itu mereka akan mendapatkan azab yang menghinakan dan "mereka itulah penghuni Neraka, mereka kekal didalamnya." 

Ingatlah, orang yang hidup diatas satu jalan, maka dia akan mati dijalan yang sama dan akan dibangkitkan diatas jalan itu pula. Wallahu 'alam wa Allahul Musta'an.
Dari Tafsir Ibnu Katsir; QS, 58:14-22.