SUARAKAN YANG HAQ UNTUK MENEGAKKAN YANG HAQ! KERANA YANG ADA HANYALAH YANG HAQ SEMATA ....

July 31, 2015

Gunakan lafazh yang mulia pada tempatnya.

Ibnu Qayyim rahimahullah mengatakan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tidak menyukai menggunakan lafazh yang mulia dan terpelihara atas diri seseorang yang tidak memiliki sifat itu, atau menggunakan lafazh yang hina serta tidak disukai atas diri seseorang yang tidak memiliki sifat demikian. 
Contoh; larangan beliau shallallahu alaihi wa sallam, mengatakan kepada orang munafik, "Wahai sayyid (penghulu) kami." Beliau bersabda, "Jika benar dia adalah sayyid maka sungguh kalian telah membuat murka Rabb kalian." 
(HR. Abu Dawud no.4977 kitab al-Adab, Ahmad dalam al-Musnad 5/346-347, dan al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad 760 dari hadith Buraidah al-Aslami. Sanadnya shahih).

Beliau shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda kepada seseorang yang mengklaim dirinya sebagai tabib, "Engkau adalah seorang teman, adapun tabib nya adalah (Rabb) yang telah menciptakannya."  (HR. Abu Dawud 4207 kitab at-Tarajjul, dan Ahmad dalam al-Musnad 4/163 dari hadith Abu Ramtsah. Sanad-sanadnya shahih).
Orang-orang awan menamai orang kafir yang tidak memiliki ilmu sedikit pun tentang tabi'at sebagai orang yang bijak, padahal dia termasuk manusia yang paling dungu.
Allahul Musta'an.
Cerbisan dari; "Zadul Ma'ad" Bekal perjalanan akhirat; jilid 3, oleh Ibnu Qayyim.

July 30, 2015

Ilmu adalah kekayaan meskipun tanpa harta...

Ibnu Qayyim rahimahullah berkata;
"Ilmu adalah kekayaan meskipun tanpa harta, ilmu adalah kekuatan meskipun tanpa keluarga, ilmu adalah kekuasaan meskipun tanpa pasukan, ilmu adalah cahaya kehidupan."
Dari "Kunci Surga" Ibnu Qayyim..

Kaum pertama yang membina bangunan-bangunan tinggi

Disebutkan dalam alQuran Tafsir Ibnu Katsir, kaum 'Aad, terkenal dengan bangunan-bangunannya yang tinggi dan kuat. Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla;

"Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Rabbmu berbuat terhadap kaum 'Aad? Yaitu penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi. Yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain."  [QS. Al-Fajr: 6-8].
Dari itu bukanlah satu perkara yang menghairankan dan di banggakan jika ada umat zaman ini  mampu membangunkan bangunan-bangunan yang 'mencakar langit', sebab manusia berkurun tahun terdahulu telah pun maju dengan bangunan-bangunan mereka apalagi tanpa menggunakan alat-alat jentera canggih.

Agama itu bukan dengan angan-angan.

Agama itu bukan dengan hiasan dan angan-angan, akan tetapi agama adalah sesuatu yang tertanam dalam hati dengan dibuktikan oleh amal perbuatan. 
Tidaklah orang yang mengaku sesuatu, lalu ia akan mendapatkannya dengan semata-mata pengakuannya itu. Dan tidaklah orang yang berkata, ia berada dalam kebenaran akan diakui perkataannya hanya semata-mata demikian, hingga ia memilki bukti yang datang dari Allah Azza wa Jal....
"(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab."  [QS. An-Nisaa' :123]
~ Tafsir Ibnu Katsir ~

July 27, 2015

Inilah sebabnya mereka memandang 'Wahabi' sesat.

Keadaan orang-orang yang berdosa (kafir), mereka memandang orang-orang yang baik berada dalam kesesatan. Sepertimana firman Allah Azza wa Jalla; **

'Pemuka-pemuka dari kaumnya (Nabi Nuh) berkata : "Sesungguhnya kami memandang kamu berada dalam kesesatan yang nyata."'  [QS. Al A'Raaf : 60].

"Dan apabila mereka melihat orang-orang Mukmin, mereka mengatakan: 'Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat.'"  [QS. Al-Muthaffifiin: 32].

Beginilah fenomena saat ini. Golongan yang bertentangan dengan Ahlus Sunnah, mereka menganggap Ahlus Sunnah sebagai "Wahabi" sesat. Dan lebih parah lagi mereka cuba mengaitkannya dengan kumpulan pengganas.. Nauzubillah minzalik...
**Lihat Tafsir Ibnu Katsir..

Pemimpin orang-orang yang tidak beriman.

"Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman."   [QS. Al A'raaf : 27]..

"(Yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda-gurau dan kehidupan dunia telah menipu mereka."    [QS. Al A'raaf : 51]. 
(Tafsir Ibnu Katsir)

July 26, 2015

Seburuk-buruk perkara ..

Ibnu Qayyim rahimahullah berkata; 
"Sesungguhnya seburuk-buruk riwayat adalah riwayat bohong, dan seburuk-buruk perkara adalah perkara baru dalam agama, dan setiap yang akan datang itu sudah dekat."
[Kun Faya Kunn oleh Ibnu Qayyim]

July 24, 2015

Hati-hati jangan sampai berpenyakit hati..

"Hati yang resah, gelisah, hati yang merasa sakit, hati yang tergores dan luka, hati yang marah, iri, dengki, lelah, lunglai seolah tanpa sinar dan energi, adalah hati yang sedang mengalami sesuatu. Hati ini bagaikan perahu. Bila perahu itu terlalu banyak muatan dan berlobang, akan tenggelam lah ia. Begitu pula hati manusia. Bila dimuati banyak dosa, noda, bercak, akan tenggelam lah dirinya sebagai manusia...."
Petikan ringkas dari; 'Terapi Penyakit Hati' Ibnu Qayyim. Judul asli : Ad-Da'u wa ad-Dawa'

Jalan yang lurus hanya satu, mengikuti jejak Nabimu.

"Dan inilah jalan Rabbmu; (jalan) yang lurus. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan ayat-ayat (Kami) kepada orang-orang yang mengambil pelajaran." [QS. Al An'aam: 126].

"Maka janganlah kamu sekali-kali termasuk orang yang ragu-ragu. [QS. Al An'naam: 114].

'Dan jika kamu menuruti kebanyakkan orang-orang yang dimuka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka belaka, dan mereka tidak lain hanya berdusta (terhadap Allah.)' [QS, Al An'naam: 116]
Jalan yang lurus hanya satu, mengikuti jejak Nabimu. 
[Tafsir Ibnu Katsir]

Mengapa Allah lebih banyak mengkhususkan penyebutan orang-orang munafik..

Umar bin Khaththab radiyallahuanhu pernah bertanya kepada Hudzaifah Ibnul Yaman, "Aku memohon kepadamu dengan nama Allah, agar memberitahu padaku apakah Rasulullah menyebut namaku termasuk orang-orang yang beliau sebut munafik?"

Walaupun Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah memberi kabar gembira kepada Umar bahwa dia chalun shurga, tetapi Umar tetap merasa takut jika dirinya termasuk orang-orang yang munafik.
Bayangkan seorang yang sudah dijamin shurga maseh bimbang jika dia termasuk dalam senarai orang-orang yang munafik, ini menunjukkan bahwa orang-orang munafik itu sangat merbahaya sama ada terhadap masyarakat maupun agama. Dari itu;
"Allah lebih banyak mengkhususkan penyebutan orang-orang munafik ketimbang orang yahudi, karena orang-orang Yahudi tidak pernah menyembunyikan permusuhan dan selalu menampakkannya, adapun orang munafik, mereka menyembunyikan permusuhan dan menampakkan perkawanan."
@abdulaziztarefe – Syaikh Abdul Aziz Ath Tharifi, Ulama yang juga menjabat sebagai
Peneliti Ilmiah.

July 23, 2015

Hati-hati dari perkara syubhat!

Hati-hati dari perkara syubhat!:
Imam Sufyan Ats-Tsauri berkata: segala kesesatan pasti dihias-hiasi, maka jangan engkau jual agamamu kepada orang-orang yang membencimu karena agama. Janganlah engkau tertipu dengan kebatilan meskipun ia dipenuhi dengan hiasan-hiasan, kuatkan dirimu di atas sunnah yang jelas ini, niscaya engkau akan selamat.
@D_ghaith - Dr Muhammad bin Ghaits, Doktor dalam bidang syariah, da'i khatib dan peneliti di UEA. Twit ulama.

July 22, 2015

Bicara menyenangkan.

~Berbicara tentang para salaf sangat menyenangkan dan begitu indah kerana ia merupakan motivasi-motivasi amaliah yang dicatat dalam sejarah, supaya menjadi salah satu rambu-rambu hidayah dan petunjuk bagi generasi setelah mereka agar dapat menapaki jalan mereka.~

Kesendirianmu meniti jalan pencarian bukti kesungguhan pencarianmu.

Ibnu Mas'ud radiyallahanhu berkata; "Janganlah kalian menjadi orang yang ikut-ikutan dan berkata, 'Saya mengikuti manusia agar dikatakan beriman meskipun Anda harus kafir.'" 
Allah Subhanahu wa Ta'ala mencela kelompok mayoritas dalam beberapa tempat. Allah berfirman dalam ayat-ayat-Nya:
"Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah...." [QS. Al-An'am :116]
"Dan kebanyakan manusia tidak akan beriman walaupun engkau sangat menginginkannya." 
[QS. Yusuf :103]
.....Dan sedikit sekali hamba-hamba-Ku yang bersyukur....[QS. Saba': 13]
.....Memang banyak diantara orang-orang yang bersekutu itu berbuat zalim kepada yang lain, kecuali orang-orang yang beriman Dan mengerjakan kebajikan; dan sedikitlah mereka yang begitu.... [QS. Shad :24]
Orang arif berkata, "Kesendirianmu meniti jalan pencarian bukti kesungguhan pencarianmu."
Ya Allah jadikanlah kami dari golongan yang sedikit itu. Amiin. 
Dipetik dari  'Kunci Shurga, Mencari Kebahgiaan dengan ilmu' Ibnu Qayyim..

July 21, 2015

Tiga macam manusia.

Kamil bin Ziyad An-Nakha'i berkata, "Pernah Ali bin Abi Thalib menarik tanganku dan membawaku pergi menuju ke gurun pasir. Sesampai disana, Aku pun menghela nafas. Ali berkata, 'Wahai Kamil bin Ziyad (tahukah kamu) bahwa hati adalah bejana, dan sebaik-baik bejana adalah yang paling besar. Ingatlah apa yang aku katakan kepadamu bahwa manusia itu ada tiga macam. Pertama, orang alim rabbani. Kedua, murid yang berada di atas jalan keselamatan. Ketiga, orang awam rendahan, mereka hanya seperti debu yang mengikuti kemana angin bertiup, tidak mendapatkan cahaya ilmu, dan tidak bersandar pada sandaran yang kuat."

Dipetik dari; "Kunci Surga, Mencari kebahgian dengan ilmu, Ibnu Qayyim. Judul asli: (Miftah Dar As-Sa'adah wa Mansyur Wilayah Ahli Al-ilmi wa Al-Iradah)

Timbangan hati.

Dunia dan akhirat berada disetiap hati manusia. Dia akan condong kekanan atau kekiri terpulang yang mana satu lebih berat timbangannya. Dunia atau akhirat!

‘Sungguh aku tidak kuat lagi berjalan sejauh empat farsakh!’

Ibnul Jauzi berkata, “Sebagian guru-guru kami telah menyampaikan padaku, bahwa ada mufti yang berfatwa untuk seorang penduduk dari kampung yang berjarak empat farsakh (1 farsakh = 5541 m -pent) dari kampungnya. Maka ketika orang yang bertanya tadi telah pergi, sang mufti kemudian berfikir sejenak, dan sadar bahwa ia telah salah berfatwa. Ia pun berjalan menyusul orang tadi sejauh empat farsakh demi memberitahunya bahwa ia salah. Semenjak saat itu apabila ia ditanya tentang suatu masalah, ia hanya diam dan berkata, ‘Sungguh aku tidak kuat lagi berjalan sejauh empat farsakh!’” (Ta'zhimul Fataya li Ibnil Jauzi, hal. 92)
@almonajjid -Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid, pengasuh web IslamQA . Dari Twit ulama

July 20, 2015

Kisah Umar dengan sekretaris Nasrani.

Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan dengan sanad shahih dari Abu Musa Al-Asy'ari, ia berkata, "Saya sampaikan kepada Khalifah Umar, bahwa saya memiliki sekretaris Nasrani. Dia berkata, 'Ada apa denganmu? Semoga Allah membunuhmu, tidakkah kamu mendengar firman Allah Azza wa Jalla;
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai teman-teman setia (mu); mereka satu sama lain saling melindungi."  [QS. Al-Ma'idah : 51] Lihat tafsir Ibnu Katsir.
Mengapa kamu tidak mengambil orang Muslim yang lurus? Saya menjawab; "Wahai Amirul Mukminin, untukku tulisannya, dan untuknya agamanya.' Lantas Umar radiyallahanhu berkata; "Aku tidak akan memuliakan orang yang telah dihinakan Allah, aku tidak akan pula meninggikan orang yang telah direndahkan Allah, dan aku juga tidak akan mendekatkan orang yang dijauhkan oleh Allah."  (Akhmu Ahli Dzimmah, 1/7212.)
Bahkan larangan duduk-duduk bersama orang-orang kafir telah pun diterangkan dalam alQur'an sebagaimana firman Allah Azza wa Jall;
"Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka, sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain."  [QS, Al An'naam: 68]. 
"Dan sesungguhnya Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam al-Qur'an, bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain."  [QS. An-Nisaa' : 140]. 
"Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda-gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia."   [QS. Al An'naam: 70].
Yakni tidak bergaul dan duduk-duduk bersama mereka.
Allahul Musta'an.  Semoga Allah memberi kita semua hidayah dan taufikNya. Amiin.

July 19, 2015

Mengapa manusia yang dikalahkan oleh syahwatnya dikatakan bagai hewan?

Qatadah rahimahullah berkata; "Allah menciptakan Malaikat dengan kelengkapan akal tanpa syahwat, menciptakan hewan dengan kelengkapan syahwat tanpa akal, dan menciptakan manusia berakal dan bersyahwat. Kerana itu siapa yang akalnya mengalahkan syahwatnya maka dia bersama Malaikat dan siapa yang syahwatnya mengalahkan akalnya maka dia bagai hewan."
Dari: 'Sabar & Syukur' oleh Ibnu Qayyim. Judul asli 'Idah al-Shabirin wa Dzakhirah Al- Syakirin.'

July 16, 2015

Mutiara ulama

Orang yang takut pada Allah bukan yang menangisi dosanya, tapi yang meninggalkan hal haram padahal mampu melakukannya.  (Ibn Rajab)
@musaiteer - Syaikh Khalid al Musaithir, Imam dan Khotib di Masjid Walidah Khalid al Bulthan, Riyadh. twit ulama 

Uwais al Qarni ; seorang tabi’in yang mana Nabi berwasiat kepada sahabat-sahabatnya untuk meminta do’a darinya. Dan sungguh, Sifat yang menonjol dari Uwais al Qarni ini adalah kebaikannya kepada ibunya.
@dr_alghfaily - Dr Abdullah Al Ghufaily, dosen fiqh di Sekolah Tinggi Kehakiman, wakil ketua di Universitas Kehakiman dan ketua Markaz At Tibyan

Suatu ketika Umar bin Khattab memvonis seorang pencuri dengan hukuman potong tangan. Maka datanglah ibu si pencuri itu dan ia menangis dan memohon, “Ini pertama kalinya anakku mencuri, maka maafkanlah ia!”. Maka Umar menjawab, “Engkau berdusta! Allah tidak pernah memberi peringatan sekali saja”.
@almonajjid -Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid, pengasuh web IslamQA . Twit ulama

July 15, 2015

Yang sedikit yang sebenarnya

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Orang Islam di kalangan manusia, sedikit. Orang mukmin di kalangan orang Islam, sedikit. Orang yang berilmu di kalangan orang mukmin, sedikit. Ahlus sunnah yang berlepas diri dari hawa nafsu dan bid’ah, lebih sedikit lagi. Ahlus sunnah tersebut, yang berdakwah dan bersabar dengan gangguan orang-orang yang menyimpang, jauh lebih sedikit lagi.
Akan tetapi mereka adalah hamba Allah yang sebenar-benarnya. Maka mereka tidak terasing, hanya saja mereka terasing di tengah kebanyakan orang yang Allah berfirman tentang “kebanyakan orang”, “Jika kamu ikuti kebanyakan manusia di bumi, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah” (al An’am” 116). Orang kebanyakan inilah justru yang asing di mata Allah dan RasulNya, dan keterasingan mereka ini akan membawa mereka pada kesepian (di alam akhirat –pent). (Madarijus Salikin: 3/195-196)
@saltaweel - Syaikh Salim Al Thawil, salah seorang murid Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin. Twit ulama.

Ciri-ciri Mukmin yang sempurna.

Didalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan adalah merupakan sifat-sifat orang-orang mukmin yang sempurna yaitu;
"Yang bersikap lemah lembut terhadap orang-orang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir...." (Al Maa-idah: 54) merendahkan diri dan penuh kasih sayang kepada saudara-saudaranya, dan para pemimpin mereka, tetapi bersikap tegas dan keras terhadap musuh mereka. Sebagaimana Allah Ta'ala berfirman; "Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengannya adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka." (Al-Fath: 29)
Lihat Tafsir Ibnu Katsir.

Kebenaran bukan pada ukuran banyaknya orang.

Kebenaran bukan pada ukuran banyaknya orang. Allah tidak menyebutkan sebuah umat dalam Al Quran dengan sebutan “Kebanyakan mereka” kecuali untuk maksud kesesatan. Hal ini disebutkan berulang-ulang pada Al Quran dalam kira-kira 70 tempat.
....sedang kebanyakan diantara kamu benar-benar orang yang fasik?" (Al-Maa-idah: 59). ..'Rabbmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan, dan kekafiran bagi kebanyakan diantara mereka...'  (Al-Maa-idah: 64) ..'Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka..'  (Al-Maa-idah: 66)... 'Dan kebanyakan mereka tidak mengerti.' (Al-Maa-idah: 103) ..[Lihat Tafsir Ibnu Katsir]
Dari itu ukuran kebenaran bukanlah dengan ramainya orang, kerana '.., kebanyakan mereka tidak mengerti.'  Oleh karenanya, ramai manusia berpaling dari kebenaran dilatarbelakangi oleh ketidaktahuan mereka. (Kerana kejahilan).  “Sebenarnya kebanyakan mereka tidak mengetahui yang hak, karena itu mereka berpaling” (Al Anbiya`: 24).
Allahul Musta'an

July 11, 2015

Jangan tinggalkan jalan kebenaran!

Jalan yang lurus hanya satu, mengikuti Sunnah Nabimu, jangan kamu tinggalkan jalan kebenaran kerana sangat sedikit manusia yang menitinya.

Syaitan yang berkata-kata.

"Orang yang berbicara kebatilan adalah Syaitan yang berkata-kata, sedangkan orang yang mendiamkan kebenaran (tidak membelanya) adalah syaitan yang bisu." 
[Ad-Da'u wa ad-Dawa' oleh Ibnu Qayyim]

July 8, 2015

Di antara tanda murkanya Allah pada seorang hamba-Nya!

Di antara tanda murkanya Allah pada seorang hamba, Dia jadikan waktu-waktu berharganya sibuk dengan yang tak manfaat -Maruf al Kurkhi
@almonajjid – Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid, pengasuh web IslamQA. Twit Ulama.
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat menasihati supaya mentaati Kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran."  [QS. Al-Ashr]

Cacat dalam ibadah.

Ibnu Qayyim rahimahullah berkata;
"Tanda-tanda orang yang ahli ibadah kepada Allah, mereka itu tidak menisbatkan diri dengan sebuah nama tertentu. Maksudnya, tidaklah mereka itu dikenal oleh masyarakat dengan nama tertentu, yang sudah menjadi lambang bagi Ahli Bid'ah, Thariqat Shufiyah. Termasuk juga dari ciri mereka adalah tidak terikat dengan amal perbuatan (ritual) tertentu yang akhirnya mereka akan dikenal disebabkan amal perbuatan tersebut. Kerana semua ini merupakan cacat dalam ibadah, disebabkan ibadah itu cuma bersifat partial. {sebahagian, separuh, tidak menyeluruh}
[Madaarijus Saalikiin (III/ 173).

July 7, 2015

Nasehat Syaikh Utsaimin; Meraih kebahgiaan dunia dan Akhirat

"Demi Allah wahai saudaraku, dengan tadabbur Quran, memahami maknanya, mendekatkan diri pada Allah denganya, dan mengamalkan apa yang ada di dalamnya, demi Allah itu adalah kebahagiaan kalian di dunia dan di akhirat."  (Ibnu Utsaimin)
@dr_almuqbil - Dr. Umar Al Muqbil, dosen hadits di Fakultas
Syari’ah Universitas Al Qashim, Wakil Ketua di Lembaga Ilmiah untuk
Studi Al Qur’an, Saudi Arabia. Twit ulama.

Tanda seseorang terhalang dari mendapatkan taufik

Tanda seseorang terhalang dari mendapatkan taufik, dia terhalangi dari berbuat ketaatan dan kebaikan. (Asy Syanqithi)
@aziz_rashed13 - Prof. Dr Abdul Aziz ar Rasyid, Guru Besar Kedokteran Anak. Twitulama.

July 6, 2015

Kemanisan al-Qur'an.

Ibnu Qayyim rahimahullah berkata; "Tidak ada sesuatu yang lebih bermanfaat bagi hati daripada membaca Al-Qur'an dengan penuh renungan dan penghayatan. Kerana sesungguhnya al-Qur'an telah mengumpulkan semua kedudukan orang-orang yang menempuh kebaikan, keadaan orang-orang yang selalu melakukan kebaikan, dan kedudukan orang-orang yang arif. 
Al-Qur'anlah yang bisa menimbulkan rasa cinta, kerinduan, takut, pengharapan, taubat, tawakkal, penyerahan diri, syukur, bersabar dan semua keadaan yang dengannya hati menjadi hidup lagi sempurna. Al-Qur'an pun bisa menjauhkan seseorang dari segala sifat dan perbuatannya tercela yang menjadi sumber kerusakan dan bencana bagi hati.

Seandainya manusia mengetahui manfaat yang ada didalam membaca al-Qur'an dengan penuh penghayatan, niscaya ia akan menyibukkan diri dengannya daripada yang lain. Jika ia membacanya dengan penghayatan, maka ketika ia melalui suatu ayat yang dibutuhkan untuk mengobati hatinya, ia akan mengulang-ulangnya walaupun seratus kali atau menghabiskan satu malam. Membaca al-Qur'an satu ayat dengan penuh penghayatan dan pemahaman lebih baik daripada membaca seluruh al-Qur'an tanpa penghayatan dan pemahaman makna. Merenungkan bacaan al-Qur'an lebih bermanfaat bagi hati dan lebih berpotensi untuk meningkatkan keimanan dan merasakan manisnya al-Qur'an...." (Miftaah Daaris Sa'aadah 204)
Petikan: "Pasang Surut Keimanan" oleh Syaikh Abdur Razzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr

July 3, 2015

Mandi di sungai menghadap kemana?

Di kisahkan, seseorang bertanya kepada ahli fiqh, "Jika aku menanggalkan pakaian ku lalu mencebur ke sungai untuk mandi, apakah aku harus menghadap kiblat?"
Ahli Fiqh itu pun menjawab, "Menghadaplah ke arah pakaianmu yang telah kamu lepaskan."
Dari: 'Humor Cerdas ala orang-orang cerdik' oleh Ibnu al-Jauzi. Judul asli: Ahla al-Hikayat min Kitabi al-Adzkiya.

Ukuran baik suatu amalan adalah dengan syari'at bukan dianggap baik.

Para ulama berkata, 'Baik dan tidaknya sesuatu (amalan) ukurannya adalah syariat, bukan mengerjakan suatu amalan yang di anggap baik menurut dirinya sendiri.' Ini kerana baiknya suatu perbuatan itu bisa di ketahui melalui syariat.  Ingatlah sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam; "Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tidak ada dasarnya dari kami, maka amalan itu tertolak."

**Jadi kayu ukur dasar sesuatu amalan itu ialah syariat, jika bukan yang disyariatkan, bagaimana dan dengan ukuran apa untuk menilainya baik atau tidak.
Petikan dari 'Tegar di atas Sunnah ibarat menggenggam bara api.' Kompilasi para-ulama Syaikh Al-Albani, Syaikh Abdul Aziz bin Baaz, Syaikh Utsaimin, Syaikh Rabi', Syaikh Abdul Muhsin, Syaikh Sa'id Al Qathani,dan lain lain lagi.

July 1, 2015

Tidak selamat dari perselisihan selagi tidak mengikuti as-Sunnah

Seseorang tidak akan selamat dari perselisihan yang tercela yang hal itu merupakan ciri suatu kelemahan, kecuali dengan ta'at kepada Allah Ta'ala dan Rasul-Nya. Allah berfirman,
"Taatilah Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang dan bersabar lah. Sungguh, Allah berserta orang-orang sabar."  [QS. Al-Anfaal : 46]
Syaikh Dr. Muhammad bin Umar Bazmul hafizhahullah mengatakan; Mengikuti dan mengamalkan As-Sunnah adalah salah satu bentuk keta'atan kepada Allah dan Rasul-Nya, serta jalan keselamatan dari perpecahan yang tercela. Dari itu mereka yang mengatakan perpecahan disebabkan golongan Ahlus Sunnah, sesungguhnya mereka belum mengenali Islam sebenarnya. Allahul mustaan .. 
Petikan dari "Tegar di Atas Sunnah Ibarat Menggenggam Bara Api." 

Konsep kaseh sayang yang disalah ertikan.

"Di dalam Kitabullah tidak ada hukum yang dalilnya lebih banyak dan lebih jelas melebihi hukum ini; Al-Wala' wal Bara', setelah diwajibkannya tauhid dan diharamkannya syirik."
~ Syekh Hamd bin 'Atiq rahimahullah ~

Hubungan yang mempertemukan seluruh manusia dalam agama ini bukanlah darah, keturunan, daerah tempat tinggal, negara, bangsa, kekerabatan, warna kulit, bahasa, jenis, unsur, profesi dan tidak pula metode maupun jalan. 
Tetapi yang  mempertemukan ialah AKIDAH. Inilah hubungan yang sesungguhnya. 
Tidak dipungkiri bahwa selain akidah dapat saja mempertemukan manusia dalam satu ikatan, tetapi itu hanyalah bersifat semu dan sementara. Setelah itu akan terputus antara satu anggota dengan anggota lainnya akan berpisah dan bercerai-berai. Sa'at ini kita lihat ada banyak persatuan, organisasi, semua atas nama Islam, tetapi mereka tidak bersatu padu, kerana berlainan manhaj. Bagaimana pula jika organisasi antara Muslim dan non-Muslim? 

Al-Qur'an telah mengabadikan kisah anak, Istri yang durhaka, keluarga Nabi Nuh dan Nabi Luth, dan bagaimana mereka tegar atas perintah Allah berlepas diri dari keluarga mereka. Allah Azza wa Jalla menjelaskan kepada Nuh 'alaihissalam, mengapa putranya tidak di masukkan dalam daftar keluarganya. Tidak lain adalah kerana apa yang dilakukan putranya bukanlah perbuatan yang saleh. Kerana itu hubungan iman telah terputus antara mereka. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir ; surah Hud:42-47). 

Tidak ada kaseh sayang, antara kaum Muslimin dan yang kafir. Namun kita disuruh menghormati mereka dengan berlakukan adil terhadap mereka, tidak menzalimi, tidak memerangi mereka tanpa sebab syari'i. Dakwah dengan berhikmah, tegakkan hujjah atas mereka, tetapi kita berlepas diri dari kekafiran mereka. Sebagaimana firman Allah;
"Engkau (Muhammad) tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapaknya, saudaranya atau keluarganya." (Al-Mujadalah: 22).

Namun konsep al Wala' wal bara' ini telah di salah ertikan oleh sebagian pihak. Mereka mengatakan orang-orang yang mengikuti dan mengamalkan as-Sunnah sebagai jumud, 'obsolete' tidak bertolak ansur, ultra konservatif. Allahul mustaan.. Gelombang Fitnah mula memukul pantai..
Di edit dari: Al-Wala' wal-Bara' oleh Muhammad Said al-Qahthani.