SUARAKAN YANG HAQ UNTUK MENEGAKKAN YANG HAQ! KERANA YANG ADA HANYALAH YANG HAQ SEMATA ....

October 10, 2012

Keutamaan Amal shaleh pada 10hari awal Dzulhijjah

بسم الله الرحمن الرحيم
     عن ابن عباس t قال: قال رسول الله : ((ما من أيامٍ العملُ الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام))، يعني: أيام العشر. قالوا: يا رسولَ الله، ولا الجهاد في سبيل الله ؟ قال: ((ولا الجهاد في سبيل الله، إلا رجل خرج بنفسه وماله فلم يرجع من ذلك بشيء)) رواه البخاري وأبو داود والترمذي وابن ماجه.
     Dari Ibnu Abbas dia berkata: Rasulullah  bersabda: “Tidak ada hari-hari yang pada waktu itu amal shaleh lebih dicintai oleh Allah melebihi sepuluh hari pertama (di bulan Dzulhijjah). Para sahabat  bertanya: “Wahai Rasulullah, juga (melebihi keutamaan) jihad di jalan Allah? Beliau  bersabda: “(Ya, melebihi) jihad di jalan Allah, kecuali seorang yang keluar (berjihad di jalan Allah) dengan jiwa dan hartanya kemudian tidak ada yang kembali sedikitpun”[1].
     Hadits yang agung ini menunjukkan keutamaan beramal shaleh pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, oleh karena itu, Imam an-Nawawi dalam kitab beliau “Riyadhush shalihin[2]” mencantumkan hadits ini pada bab: keutamaan ibadah puasa dan (ibadah-ibadah) lainnya pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah.
     Mutiara hikmah yang dapat kita petik dari hadits ini:
- Allah melebihkan keutamaan zaman/waktu tertentu di atas zaman/waktu lainnya, dan Dia mensyariatkan padanya ibadah dan amal shaleh untuk mendekatkan diri kepada-Nya[3].
- Karena besarnya keutamaan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah ini, Allah sampai bersumpah dengannya dalam firman-Nya:
 {وَلَيَالٍ عَشْرٍ}
“Dan demi malam yang sepuluh” (QS al-Fajr:2).
Yaitu: sepuluh malam pertama bulan Dzulhijjah, menurut pendapat yang dikuatkan oleh Ibnu Katsir dan Ibnu Rajab[4].
- Imam Ibnu Hajar al-’Asqalani berkata: “Tampaknya sebab yang menjadikan istimewanya sepuluh hari (pertama) Dzulhijjah adalah karena padanya terkumpul ibadah-ibadah induk (besar), yaitu: shalat, puasa, sedekah dan haji, yang (semua) ini tidak terdapat pada hari-hari yang lain”[5].
- Amal shaleh dalam hadits ini bersifat umum, termasuk shalat, sedekah, puasa, berzikir, membaca al-Qur’an, berbuat baik kepada orang tua dan sebagainya[6].
- Termasuk amal shaleh yang paling dianjurkan pada waktu ini adalah berpuasa pada hari ‘Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah)[7], bagi yang tidak sedang melakukan ibadah haji[8], karena Rasulullah  ketika ditanya tentang puasa pada hari ‘arafah, beliau bersabda: “Aku berharap kepada Allah puasa ini menggugurkan (dosa-dosa) di tahun yang lalu dan tahun berikutnya”[9].
- Khusus untuk puasa, ada larangan dari Rasulullah  untuk melakukannya pada tanggal 10 Dzulhijjah[10], maka ini termasuk pengecualian.
- Dalam hadits ini juga terdapat dalil yang menunjukkan bahwa berjihad di jalan Allah adalah termasuk amal yang paling utama[11].
 Oleh Abdurrahman dari blog manisnyaiman.com/

[1] HSR al-Bukhari (no. 926), Abu Dawud (no. 2438), at-Tirmidzi (no. 757) dan Ibnu Majah (no. 1727), dan ini lafazh Abu Dawud.
[2] (2/382- Bahjatun naazhirin).
[3] Lihat keterangan Imam Ibnu Rajab al-Hambali dalam kitab “Latha-iful ma’aarif” (hal. 19-20).
[4] Lihat “Tafsir Ibnu Katsir” (4/651) dan “Latha-iful ma’aarif” (hal. 20).
[5] Fathul Baari (2/460).
[6] Lihat keterangan syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin dalam “syarhu riyadhis shalihin” (3/411).
[7] Lihat keterangan syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin dalam “as-Syarhul mumti’” (3/102).
[8] Karena Rasulullah r tidak puasa pada hari itu ketika melakukan ibadah haji, sebagaimana dalam  HSR al-Bukhari (no. 1887) dan Muslim (no. 123). Lihat kitab “Zaadul ma’aad” (2/73).
[9] HSR Muslim (no. 1162).
[10] Sebagaimana dalam HSR al-Bukhari (no. 1889) dan Muslim (no. 1137).
[11] Lihat “syarhu riyadhis shalihin” (3/411).

No comments:

Post a Comment