SUARAKAN YANG HAQ UNTUK MENEGAKKAN YANG HAQ! KERANA YANG ADA HANYALAH YANG HAQ SEMATA ....

February 20, 2014

Sebaik-baik jihad adalah kalimat yang adil dihadapan penguasa dzalim.

"Sesungguhnya Sebaik-baik jihad adalah kalimat yang adil di hadapan penguasa yang dzalim."
[Di shahihkan oleh Al-Albani, lihat Al-Misykat,11/1094].

Marilah kita ambil pelajaran dari sebuah kisah agung dari al-Quran, manhaj di dunia dan akhirat sehingga kita mampu mengemban seluruh tugas yang Allah Subhanahu wa Ta'ala bebankan. Dan Allah memuliakan kita dengan berintima' (berafiliasi) kepada-Nya, yaitu dengan berdakwah.

Imam Qatadah rahimahullah mengatakan "Fir'aun adalah penduduk bumi yang paling angkuh dan paling sesat. Demi Allah, sejak isterinya menaati Rabbnya, tak sedikit pun kekafiran suaminya membahayakan nya. Yang demikian ini supaya kalian mengetahui bahwa Allah adalah hakim yang Maha Adil, tidak menghukum seseorang kecuali kerana dosanya sendiri."
[Tafsir Ibnu Katsir, VIII/199].

Didalam kisah tersebut terdapat teladan yang lain, ikon bagi para dai' yang lurus. Yakni contoh yang sangat berharga, berloyilitas kepada Allah, agama-Nya dan kepada hamba-Nya yang Sholih dalam menolong sesuai kemampuan untuk meninggikan kalimat Allah. Juga dalam hal bara' berlepas diri dari orang-orang kafir setelah ditegakkan hujjah atas mereka.

Ketika Fir'aun bersikeras hendak membunuh Musa alaihissalam, laki-laki Mukmin keluarga Fir'aun berkata, sebagaimana diceritakan dalam Al Quran "....Apakah kamu akan membunuh seseorang kerana dia berkata 'Tuhanku adalah Allah,' padahal sungguh dia telah datang kepadamu dengan membawa bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu......" [QS. Ghafir:28]

Tiada sesuatu yang melebihi keagungan kalimat yang diucapkan oleh laki-laki itu. Lihatlah, bagaimana pembelaannya kepada Nabinya dan renungkan pula bagaimana bara'nya terhadap seorang thaghut meskipun siksaan yang pedih menimpanya. 

Tetapi pada hari ini kita lihat fenomena yang keterbalikkan. Sebagian para agamawan berbasa-basi, dengan penguasa, berpihak kepada thaghut, sehingga ada yang menghalalkan darah kaum Muslimin.
Ada yang atas alasan "toleransi", 'racial harmoni' berwarna-warni dengan menteri-menteri. 
Innalillahi.......


Allahul Musta'an.
Ref: Tafsir Ibnu Katsir, buku;  Al-Wala wal Bara' oleh Muhammad Sa'id al Qathani.

No comments:

Post a Comment