SUARAKAN YANG HAQ UNTUK MENEGAKKAN YANG HAQ! KERANA YANG ADA HANYALAH YANG HAQ SEMATA ....

August 22, 2015

Dakwah para Rasul dengan tauhid, menghapuskan kesyirikan, tapi...

Tugas utama para nabi-nabi dan tujuan akhir dari dakwah mereka ialah menyeru manusia untuk bertauhid kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala serta mewaspadai kesyirikan dan perbuatan-perbuatan maksiat,
"Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum engkau (Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya, 'Bahwa tidak ada ilah (tuhan yang berhak disembah) selain Aku, maka sembahlah Aku.'"  [QS. Al-Anbiyaa' : 25]

Dan menyampaikan berita gembira kepada orang-orang yang beriman dan memberikan peringatan kepada orang-orang kafir lagi durhaka;
"Rasul-rasul itu adalah sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, agar tidak ada alasan bagi manusia untuk membantah Allah setelah Rasul-rasul itu diutus. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana."  [QS. An-Nisaa': 165].

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memulai dakwah beliau dengan tauhid, demikian juga yang dilakukan oleh semua Rasul. Antara contoh yang banyak misalnya wasiat beliau kepada Sahabat Mu'az ketika beliau mengutusnya kenegeri Yaman:
"Sungguh engkau akan mendatangi sebuah kaum dari Ahli Kitab. Maka jadikanlah seruan Awal yang engkau sampaikan kepada mereka adalah persaksian bahwasanya tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak di ibadahi dengan benar kecuali Allah...."sehingga akhir hadith...

Sesungguhnya, wahana yang paling Agung dan paling berhasil untuk menggapai keredha'an Allah Subhanahu wa Ta'ala hanyalah langkah mengikuti Manhaj para Nabi dalam dakwah mereka, mengikuti langkah mereka dalam menyapu bersih permukaan bumi dari kotoran kesyirikan dan tindakan pengrusakan. Wahana yang paling kuat adalah keimanan dengan sejumlah rukunnya, yang telah diketahui dan menyerahkan diri kepada Islam dengan sejumlah rukunnya yang telah diketahui pula.

Jika kita lungsuri sejarah Nabi Musa, setelah Allah Ta'ala menenggelamkan Fir'aun beserta bala tenteranya, inilah peluang Nabi Musa kembali ke Mesir, kerana kesempatannya telah terbuka lebar. Dan tidaklah tersisa lagi di negeri Mesir kecuali para wanita, kanak-kanak kecil dan para pembantu. Lantas mengapa Nabi Musa tidak manfaatkan kesempatan yang agung tersebut, kemudian mendirikan daulah Ilahiyyah di Mesir? Beliau malah menetap di gurun Sinai tanpa adanya negara, kekuasaan dan tidak pula pemerintahan ilahiyyah.

Dari itu dakwah para rasul-rasul bukan lah dengan cara pemberontakan, Revolusi, membangun satu pemerintahan baru...
Dakwah para rasul-rasul adalah dengan tauhid, menghapuskan kesyirikan... Namun hari ini sangat disayangkan ramai para dai', penceramah tidak melalui manhaj Nabi-nabi terdahulu. Sementara kesyirikan, penyembah kuburan, berleluasa, kemurtadan perkara biasa, pelaku kekejian dianggap 'normal'... Allahul mustaan.
Sumber bacaan: "Fiqih Dakwah Para Nabi" Prof.Dr.Rabi' bin Hadi Al-Madhkhali, pengantar Dr. Shalih bin Fauzan.

No comments:

Post a Comment