SUARAKAN YANG HAQ UNTUK MENEGAKKAN YANG HAQ! KERANA YANG ADA HANYALAH YANG HAQ SEMATA ....

August 13, 2013

Fitnah Terbunuhnya Utsman bin Affan

Akidah salaf di dalam menyikapi perselisihan yang terjadi dikalangan para sahabat ialah tidak memperbincangkannya kecuali jika muncul Ahlul bid'ah yang mencela mereka maka ketika itu wajib untuk membela mereka dengan kebenaran dan keadilan.

Bahwa Allah Subhana wa Ta'ala tidak akan redha terhadap seorang hamba kecuali Dia telah mengetahui bahwa hamba tersebut akan melaksanakan apa yang Dia redha'i. Sahabat telah mendapat keredha'an dari Allah. Jika mereka wafat, maka wafat mereka didalam kebaikan. Dan inilah yang telah terjadi.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah memberitahu bahwa akan terjadi fitnah yang sangat besar yang menyebabkan terbunuhnya Utsman bin Affan radiyallahu anh dan mengajak kaum Muslimin agar berpihak kepada Utsman ketika fitnah tersebut terjadi. Beliau juga menerangkan waktu kejadian tersebut dan menerangkan bahwa Utsman dan para sahabatnya berada diatas kebenaran dan hidayah.

Beliau juga telah mengkhabarkan kepada Utsman bahwa dia akan diminta agar mengundurkan diri dari jabatan kekhalifahan dan Rasullullah shallallahu alaihi wasallam memerintahkan agar ia jangan memenuhi permintaan tersebut.

Utsman telah berusaha dengan segenap kemampuan untuk meredakan fitnah tersebut sejak para pemberontak datang, hingga beliau membukakan pintu dan masuklah si pembunuh lantas membunuhnya.

Para sahabat juga telah berusaha membela Utsman pada hari dikepungnya rumah beliau, hanya saja beliau melarang dengan larangan yang sangat keras sehingga mereka tidak dapat membela beliau, kerana beliau adalah pemimpin mereka yang wajib dipatuhi. Para pemberontak tidak memerangi Utsman kecuali setelah melihat bahwa para sahabat sudah putus asa untuk mendapatkan izin membelanya.

Sebab sebab yang menjadi alasan Utsman untuk tidak memerangi para pemberontak ialah:
1) Ia mengetahui bahwa fitnah akan reda setelah ia terbunuhnya sebagaimana yang diberitakan oleh Nabi kepadanya.
2) Ia tidak ingin jadi khalifah pertama setelah wafatnya Nabi, yang menumpahkan darah pada umatnya.
3) Kerana pemberontak tersebut hanya menginginkan dirinya, jadi ia berfikir untuk menyelamatkan kaum Muslimin dengan mengorbankan dirinya.

Utsman bermusyawarah dengan Abdullah bin Salam agar ia mencegah terjadi peperangan. Tidak terjadi peperangan yang sengit didalam rumah Utsman, hanyalah kekacauan ringan yang menyebabkan terlukanya al-Hasan bin Ali dan dia dibawa keluar dari rumah tersebut.

Diakhir hayatnya Utsman, bermimpi melihat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam beserta Abu Bakar dan Umar seraya berkata, "Ya Utsman, berbukalah bersama kami." Maka pada pagi harinya Utsman berpuasa dan memerintahkankan seluruh yang ada di dalam rumah agar keluar lalu ia meletakkan mushaf dihadapannya lantas menyuruh untuk membuka pintu dan mulai membaca al-Quran. Maka masuklah seorang yang berkulit hitam dari Mesir yang bergelar Jabalah kerana warna tubuhnya yang hitam, boleh jadi orang tersebut adalah Abdullah bin Saba' si Yahudi.

Adapun riwayat-riwayat Muhammad bin Umar al-Waqidi tentang peristiwa ini, terdapat banyak kebohongan yang menyelisihi riwayat shahih dan banyak memutarbalikkan fakta seolah-olah para sahabat telah mengambil sikap yang salah, dan kelihatannya riwayat tersebut terpengaruh oleh pemahaman syi'ah.

Begitu juga riwayat-riwayat Saif bin Umar at-Tamimi tentang fitnah terbunuhnya Utsman, merupakan kumpulan berbagai riwayat yang sanadnya dihapus oleh Saif. Kemudian dia meriwayatkannya dari berapa jalur dari guru-gurunya dengan sanad yang terkadang bersambung  kepada empat orang syaikh. Namun semua riwayat itu tidak terlepas dari celaan terhadap para sahabat serta menuduh mereka dengan suatu yang tidak pernah mereka lakukan. Dan terkadang ada riwayat adil yang menunjukkan sikap yang benar dari para sahabat.

Kita wajib menghindar dari perbincangan terhadap sikap Utsman tentang fitnah tersebut, kerana Nabi shallallahu alaihi wasallam telah memberinya petunjuk-petunjuk untuk menyikapi fitnah itu. Dan berita yang sampai pada kita sedikit sekali.
Wallahu a'lam.
Ringkasan dari tesis Abdullah bin Ghaban dikutip dari kitab berjudul asli al-Bidayah wan Nihayah oleh Ibnu Katsir 

No comments:

Post a Comment