SUARAKAN YANG HAQ UNTUK MENEGAKKAN YANG HAQ! KERANA YANG ADA HANYALAH YANG HAQ SEMATA ....

December 2, 2013

Membantah sesuatu Kesalahan Bukan bererti Mencari-cari Aib

Apakah membantah kesalahan sebagian manusia dianggap mencari-cari aib dan benarkah berdalil dengan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam; "Wahai orang-orang menyatakan keIslaman dengan lisannya padahal iman belum masuk kedalam hatinya, janganlah kalian menyakiti kaum Muslimin, jangan menghina mereka, dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan-kesalahan mereka, kerana barangsiapa yang mencari-cari kesalahan-kesalahan saudaranya sesama Muslim, maka Allah akan mencari-cari kesalahannya maka Dia akan membongkar aib nya walaupun berada didalam rumahnya yang paling tersembunyi." 
 HR at-Tirmidzi

Ibnu Rajab dalam sebuah risalah al-Farqu bayna an-Nashihah wat-Ta'yir; [beda nasihat dan hinaan] mengatakan pula; 
 “Memang antara nasihat dan hinaan terdapat kesamaan, yaitu penyebutan tentang seseorang yang tidak ia sukai, sehingga menjadi samar perbedaan antara keduanya pada kebanyakan manusia dan Allah-lah yang memberikan hidayah kepada kebenaran. Ketahuilah bahwa penyebutan tentang seseorang yang tidak ia sukai (ghibah) adalah haram, jika dimaksudkan sekedar untuk menghinakan, menyebarkan aib dan kekurangannya. Adapun jika perbuatan tersebut terdapat kemaslahatan bagi kaum muslimin secara umum, khususnya lagi bagi sebagian mereka, sedang maksud dari perbuatan tersebut demi mencapai maslahat, maka tidaklah diharamkan, bahkan disukai melakukannya."  
Ketika ucapan-ucapan menyelisihi dalil-dalil syar'i, maka membantah ucapan-ucapan yang lemah itu dengan menerangkan yang haq, tidak termasuk kritikan yang menghina. 
Selanjutnya Ibnu Rajab al-Hambaly -rahimahullah- menegaskan,
 “Oleh karena itu, tidaklah nasihat seperti ini termasuk dalam bab ghibah secara keseluruhan, walaupun diduga bahwa seseorang akan membenci apabila kesalahannya yang menyelisihi al-haq ditampakkan, sehingga kebenciannya pada hal ini tidaklah dianggap. Karena kebencian akan ditampakkannya kebenaran, hanya karena menyelisihi pendapat orang tersebut bukan saja termasuk perangai yang terpuji, bahkan wajib bagi setiap muslim untuk mencintai ditampakkannya kebenaran, sehingga kaum muslimin mengetahuinya, sama saja apakah kebenaran itu selaras dengan pendapatnya ataukah berlawanan.” 
Sesungguhnya menyebutkan kesalahan yang sebagian manusia terjatuh padanya dalam perkara-perkara agama, perkara ilmu dan syariat, ini merupakan kewajiban atas para ulama. Dan wajib atas para penuntut ilmu yang mengetahui perbedaan antara yang haq dengan yang bathil untuk menjelaskannya, dan ini bukan termasuk mencari-cari aib kaum Muslimin.  

Jika penggunaan ucapan ini secara mutlak untuk membantah sikap menyelisihi dalil dan membantah kesalahan serta menamakannya dengan perbuatan mencari-cari aib, ini hanyalah muncul dari kalangan yang suka memutarbalikkan fakta.

Sesungguhnya membantah kesalahan menurut para ulama termasuk jihad fisabilillah dan termasuk amar ma'ruf nahi mungkar. Adapun hadith diatas, maka yang dimaksudkan bukanlah bantahan terhadap orang yang menyelisihi dalil. Tetapi yang dimaksud hanyalah mencari-cari aib manusia pada perkara-perkara dunia dan aib-aib manusia yang tersembunyi yang tidak nampak yang tidak diketahui.

Adapun seseorang menampakkan kebathilannya, kesalahannya secara terang-terangan dan  nampak jelas, maka sesungguhnya hal ini hukumnya adalah sebagaimana yang dinukil beberapa ulama, yaitu disepakati bolehnya menyingkap kebathilannya, bahkan hal itu wajib. 
Sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wassalam dalam sebuah hadith yang mashur;

"Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran, hendaklah mengubahnya dengan tangannya, jika tidak mampu maka dengan lidahnya, jika tidak mampu, maka dengan hatinya. Dan itu merupakan selemah-lemah iman."
Allahul Musta'an 

No comments:

Post a Comment