SUARAKAN YANG HAQ UNTUK MENEGAKKAN YANG HAQ! KERANA YANG ADA HANYALAH YANG HAQ SEMATA ....

December 26, 2014

Kisah perdebatan Syaikhul Islam dengan tukang sihir.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menceritakan perdebatannya dengan para tukang sihir bathaihiyyah ahmadiyah (rifa'iyyah).

Ia (syaikh bathaihiyyah) berkata dengan suara lantang, 'Kami bisa melakukan begini dan begini.' Ia mengaku dapat melakukan hal-hal yang luar biasa seperti masuk kedalam api (tanpa terbakar), dan hanya mereka yang bisa melakukan hal itu. 

Syaikhul Islam pun berkata dengan suara lantang dan marah, 'Aku tentang semua orang Ahmadiyah di seluruh penjuru dunia, dari ujung timur hingga ujung barat. Apapun yang dapat mereka perbuat terhadap api aku pun dapat berbuat semisal. Dan siapa yang terbakar diantara kita, berarti dia kalah -atau kalau tidak salah ku katakan, 'Ia dilaknat oleh Allah.' - tapi setelah tubuh kita masing-masing dimandikan dengan cuka yang dicampurkan pada air panas (hangat).

Para penguasa dan orang-orang menanyakan hal itu padaku. Aku jawab, 'Sebab, mereka memiliki trik untuk mengelabui manusia agar dapat menyentuh api yang mereka buat dari minyak katak, kulit kelapa, dan batu pelicin.'

Mendengar itu orang-orang pun gempar. Lantas ia (syaikh bathaihiyyah) mau tunjuk kebolehan dalam hal api, ia berkata kepadaku, 'Aku dan kamu, mari kita sama-sama bergulung di tanah setelah tubuh kita dilumuri belerang (untuk kemudian dibakar).'

Ku katakan kepadanya, 'Berdiri !' Ku ulangi perkataanku beberapa kali agar ia berdiri. Lalu, ketika ia hendak melepas baju, ku katakan kepadanya, 'Jangan dulu dilepas, sampai kau mandi dengan air panas (hangat) yang dicampuri cuka!'

Sejurus kemudian dia tampak ragu sebagaimana kebiasaan mereka. Ia lantas berkata (untuk menutupi keraguannya), 'Barangsiapa yang mencintai penguasa, hendaklah ia membawakan kayu atau keikat kayu kesini.'

Aku pun menyergahnya, 'Ini hanyalah sebuah upaya untuk mengulur-ulur waktu dan membuyarkan kerumunan orang, serta tidak ada kaitannya sama sekali dengan ini semua. Kerana itu, ambil kan lentera yang telah dinyalakan- setelah dicuci dengan air panas dan cuka- lalu mari kita masukkan jariku dan juga jarimu kedalamnya. Siapa yang jarinya terbakar, maka semoga ia dilaknat oleh Allah~ atau berarti ia kalah. Setelah ku katakan demikian, ia pun berubah (pikiran) dan tunduk (mengaku kalah).

Maksudnya ialah, bahwa para pendusta itu hanyalah membohongi manusia dengan tipuan-tipuan halus semacam ini.

Sumber bacaan: Kitab Tauhid oleh Dr Shalih bin Fauzan Al-Fauzan terbitan Ummul Qura

No comments:

Post a Comment